nusabali

Ratusan Peserta Dikirim Magang ke Jepang

  • www.nusabali.com-ratusan-peserta-dikirim-magang-ke-jepang

Yayasan Dwipahara Bali di Banjar Metra Kaja, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli, setiap tahun mengirimkan ratusan peserta magang ke Jepang.

BANGLI, NusaBali
Para peserta magang tersebut terbagi ke dalam beberapa bidang seperti pertanian, kontruksi, furniture, dan pengecoran logam. Sebelum dikirim ke Jepang para peserta harus mengikuti karantina. Asisten manager Yayasan Dwipahara Bali, I Nyoman Gede Nuada, menyampaikan Yayasan Dwipahara merupakan lembaga pelatihan kerja dengan tujuan Jepang. Dikatakan, minat generasi muda magang di Jepang cukup tinggi. Setiap tahunnya ada peningkatan jumlah peserta magang yang diberangkatkan. Pada tahun 2017 ada 136 orang peserta magang yang telah diberangkatkan. Sementara pada Januari-Mei 2018 telah berangkatkan 70 peserta dan ada 66 peserta sudah siap diberangkatkan kembali.

Para peserta yang bergabung di Yayasan Dwipahara Bali akan mengikuti pelatihan selama 3 bulan dan masa karantina selama 3 bulan. Dalam proses pelatihan para peserta fokus pada pelatihan bahasa Jepang. Selanjutnya para peserta mengikuti tes sesuai permintaan perusahaan dari Jepang. “Kalau peserta sudah memenuhi kualifikasi dan dinyatakan lulus, maka proses dilanjutkan dengan karantina. Selama karantina peserta tinggal di asrama Yayasan Dwipahara Bali,” terang Nyoman Gede Nuada, Rabu (23/5). Ditambahkan, jika tidak ada urusan yang mendesak para peserta tidak diperkenankan untuk pulang.

Selama pelatihan para peserta lebih banyak ditekankan kedisiplinan, kemudian diperkenalkan dengan budaya Jepang. Sehingga pada saat magang para peserta ini sudah terbiasa. Nyoman Gede Nuada menyampaikan, selama masa karantina kebutuhan makan peserta ditanggung yayasan. Peserta yang mengikuti pelatihan di Yayasan Dwipahara Bali tidak hanya warga Bangli, ada pula dari Buleleng, Karangasem, dan Jembrana. “Peserta saat ini kebanyakan yang baru lulus SMA/SMK, namun ada pula yang sudah sarjana,” ujarnya.

Sebelum bergabung di Yayasan Dwipahara Bali, para peserta lebih dulu melakukan medical check up untuk memastikan kesehatan para peserta. “Biar tidak rugi nantinya tidak bisa diberangkatkan karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan,” bebernya. Para peserta yang bergabung di Yayasan Dwipahara Bali dikenakan biaya Rp 30 juta. Dana tersebut tidak hanya biaya pelatihan namun juga untuk biaya pemberangkatan dan pemulangan peserta.

Nyoman Gede Nuada didampingi staf, I Nyoman Wijono, menambahkan biaya tersebut tidak harus dibayarkan di depan, namun bisa belakangan setelah berangkat magang. Bagi yang tidak mampu biaya bisa dicicil. “Biaya yang dibayarkan untuk pembelian tiket berangkat ke Jepang dan tiket untuk pulang,” imbuhnya. Program magang ke Jepang mulai dari 3 tahun hingga 6 tahu sesuai dengan bidang pekerjaan dan perusahaan yang menaungi. “Di sana dituntut kedisplinan, kadang peserta ini masalah telat bangun tidur,” ungkapnya. Diperkirakan minat generasi muda magang ke Jepang masih cukup tinggi. *e

Komentar