nusabali

Klungkung Diverifikasi Kementerian PPPA

  • www.nusabali.com-klungkung-diverifikasi-kementerian-pppa

Komitmen Pemkab Klungkung menuju Kabupaten Layak Anak (KLA) memasuki tahap verifikasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI.

SEMARAPURA, NusaBali
Tim verifikasi berkunjung ke sejumlah tempat di Klungkung sebagai persiapan KLA. Ketua Tim Verifikasi Lapangan KLA Kementerian  PPPA Hamid Patilima kepada Pjs Bupati Klungkung I Wayan Sugiada dan stakeholder terkait menyampaikan, kunjungan lapangan ini untuk memastikan fakta di lapangan. Apakah sesuai dengan laporan data yang telah disampaikan. Dari kunjungannya, sejumlah penunjang KLA sudah tersedia. Antara lain, taman bermain anak, sekolah ramah anak, Puskesmas ramah anak, dan lainnya.

Namun, ada beberapa catatan yang perlu mendapat perhatian lanjutan menuju KLA. Salah satunya, Peraturan Daerah (Perda) KLA. “Hal lainnya adalah semua kecamatan, desa/kelurahan dan lingkungan harus komit, bergerak mewujudkan KLA,” ujar Hamid Patilima di ruang rapat Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung, Kamis (24/5).

Pjs Bupati Klungkung I Wayan Sugiada menyatakan kebijakan KLA untuk mensinergikan sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Sehingga pemenuhan hak-hak anak dapat lebih dipastikan. Ada 24 indikator KLA yang didasarkan pada substansi hak-hak anak yang dikelompokkan dalam lima (5) kluster pemenuhan hak anak dalam konvensi hak anak. Yakni, hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya serta perlindungan khusus. “Kami sangat berharap penguatan koordinasi para stakeholder dapat terus ditingkatkan dan terus melakukan koordinasi secara rutin. Karena anak adalah investasi masa depan,” ujar Pjs Bupati Sugiada didampingi Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung Ida Bagus Anom Adnyana menyebutkan, untuk menuju KLA, Klungkung telah melakukan berbagai inovasi. Di antaranya gerakan masyarakat gemar membaca atau program Perpustakaan Keliling, Belananda (begitu lahir langsung mendapat akta kelahiran), Kris (Kring Sehat) 118, Gerakan masyarakat sadar informasi, smart city (informasi layak anak), angkutan siswa gratis, Puskesmas ramah anak dan sekolah ramah anak. Tahun 2017, kata Anom Adnyana, sekolah Taman Kanak-kanak (TK), SD, dan SMP yang menjadi sekolah ramah anak masing-masing dua sekolah. Ada empat Puskesmas ramah anak. “Kami juga menyediakan ruang pendampingan konsultasi anak berhadapan hukum,” ujar Anom Adnyana. *wan

Komentar