nusabali

Baju Barong dan Rangda ‘Hidup Kembali’

  • www.nusabali.com-baju-barong-dan-rangda-hidup-kembali

Tren fasyen atau busana, khususnya  busana adat bagi krama Bali juga dinamis.

DENPASAR, NusaBali
Contoh kemeja atau baju untuk salah satu unsur pokok busana adat. Motif hias kemeja adat semakin beragam. Dari motif polos, kombinasi dengan sulaman, hingga kombinasi dengan motif poleng. Termasuk salah satu motif yang banyak dicari adalah kemeja dan kaos dengan gambar barong dan rangda dengan teknik lukis airbrush.

Jelang hari raya keagamaan, Galungan-Kuningan, kemeja dan kaos barong-rangda, cukup banyak yang menggandrungi. “Kebanyakan anak muda, namun orang dewasa juga tidak sedikit,” ujar  Anak Agung Eka Putra, pelukis busana teknik airbrush di Jalan Nakula, Denpasar, Jumat (25/5).

Menurut Agung Eka Putra, lukis airbrush pada baju dan busana lainnya, sesungguhnya pemindahan media melukis yang merupakan hobinya. Namun demikian, diakui sekaligus menjadi media bisnis untuk penghasilan. “Lukis baju dengan airbrush ini ternyata menarik,” kata lelaki dari Jero Kawan Tampakgangsul Denpasar.

Agung Eka Putra pun  menunjukkan pergerakan  omset penjualan kemeja bergambar barong dan rangda memang sedang ‘ngetren’.  “Astungkara cukup adalah pesanan,”  tunjuknya pada penjualan yang dinamis. Dari Rp 6 – Rp 7 juta sebulan,  hingga meningkat jadi belasan dan Rp 20 juta lebih dalam sebulan.

Ramainya permintaan kemeja barong dan rangda,  karena ‘barong dan rangda sudah jadi ikon Bali.“Jadi lebih universal, mewakili Bali dibanding lukisan  lain,” lanjut Agung Eka Putra.  Ini juga mengingatkan kaos barong dan rangda, salah satu souvenir khas Bali yang banyak dibuat di Desa Beng, Gianyar.  

Perkembangannya ,  penggemar gambar barong dan rangda, tak melulu  pria, namun juga ada  kalangan perempuan . Karena itulah, kebaya barong dan rangdam, juga ada yang memesan.  Namun  tidak sebanyak  permintaan kemeja. Karena dilukis,  penyelesain  kemeja maupun busana bergambar barong dan rangda, proses pembuatannya lebih lama, dengan teknik gambar lain seperti sablon atau cetak. Harganya juga lebih mahal sekitar 10 persen.  Untuk dewasa antara Rp 400 ribu sampai Rp 450.000 per biji. Anak-anak antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu.  “Biasanya sistem paketan, satu keluarga beli satu set,” kata Agung Eka Putra.

Dikatakannya,  tidak saja kemeja dan kaos,  namun kebaya barong dan rangda juga ada yang memesan. “Karena ada juga perempuan yang suka dengan lukisan ini,” katanya. Hanya saja ‘trend’ kemeja dengan teknik lukis air brush bergambar barong dan rangda, maupun gambar lainnya, tak bisa dipakai menyimpulkan penjualan busana adat dengan motif lain, seperti kemeja polos, model koko dan lainnya tergerus. “Itu tergantung selera. Di sini kemeja model koko, juga dicari,” ujar I Nyoman  Suyadnya, seorang  pedagang busana di Jalan WR Supratman, Tohpati Denpasar.   Namun secara umum dikatakan Suyadnya, bisnis baju atau busana adat sedang melesu. “Tidak seramai waktu lalu,” ujarnya. *k17

Komentar