Mobil Ambulans Dikemudikan Langsung Perbekel Wayan Suara
Mobil ambulans milik Desa Amerta Bhuana ini dioperasikan pasca status Awas Gunung Agung, 22 September 2017 lalu, khusus untuk mengangkut jenazah warga yang meninggal di pengungsian
Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem Layani Antar Jemput Jenazah Secara Gratis
AMLAPURA, NusaBali
Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem melakukan inovasi dalam hal pelayanan yang belum pernah dilakukan desa-desa lainnya di Bali. Desa Amerta Bhuana sulap mobil Suzuki Gran Max rakitan tahun 2017 menjadi ambulans yang khusus digunakan melayani antar jemput jenazah secara gratis, demi meringankan beban keluarga duka. Uniknya, ambulans khusus pengangkut jenazah ini justru dikemudikan langsung oleh Kepala Desa (Perbekel) Amerta Bhuana, I Wayan Suara, 45.
Mobil ambulans untuk angkutan jenazah secara gratis milik Desa Amerta Bhuana ini sudah beroperasi sejak September 2017 lalu. Selama 7 bulan beroperasi, ambulans yang dikemudikan langsung Perbekel Wayan Suara ini telah melayani antar jemput 32 jenazah.
Adalah Perbekel Wayan Suara sendiri yang mencetuskan gagasan mobil ambulans khusus angkut jenazah secara gratis ini. Kebetulan, Wayan Suara memiliki latar belakang sebagai relawan. Menurut Wayan Suara, ide memiliki ambulans gratis bagi desanya ini tercetus sejak status Gunung Agung di Karangasem naik ke level IV (Awas), 22 September 2017 lalu.
"Saya ini kan punya latar belakang sebagai relawan, sehingga peduli kemanusiaan. Maka, muncul ide untuk mengadakan ambulans untuk melayani angkut jenazah secara gratis, demi meringankan beban keluarga duka. Soalnya, biaya angkut menggunakan ambulans selama ini kan cukup mahal," ungkap Perbekel Wayan Suara saat dihubungi NusaBali di ruang kerjaya kawasan Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Jumat (25/5).
Wayan Suara kemudian bekerjasama dengan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Kadek Darmini, untuk mewujudkan gagasannya. Kemudian, Kadek Darmini memberikan bantuan mobil Gran Max untuk dijadikan sebagai ambulans pengangkut jenazah. Hanya saja, saat itu mobil tersebut belum berisi banner ambulans.
Setelah ada mobil ambulans, seluruh warga yang memerlukan bantuan dilayani untuk antar jemput jenazah keluarganya secara gratis. "Tujuannya, untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Ya, agar keluarga duka tidak lagi keluar biaya angkut jenazah," papar Perbekel kelahiran 2 Agustus 1973 yang putra asli Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana ini.
Namun demikian, ambulans milik Desa Amerta Bhuana ini tidak banyak dikenal masyarakat. Masalahnya, selama 6 bulan pertama beroperasi, tidak ada tulisan ambulans di bodi mobil tersebut. Barulah pada 1 April 2018 lalu, mobil Gran Max pemberian Kadek Darmini ini diisi tulisan ambulans.
Banner ambulans itu lengkap dengan nomor telepon yang bisa dihubungi. “Akhirnya, orang banyak memanfaatkan jasa ambulans angkut jenazah gratis versi Desa Amerta Buana ini setelah aktivitasnya sering dipunggah di media sosial facebook (FB),” tandas Wayan Suara.
Menurut Wayan Suara, sebenarnya mobil ambulans ini sudah dioperasikan sejak September 2017. Ambulans yang belum dikasi banner ini dimanfaatkan untuk me-ngangkut warga yang meninggal di tempat pengungsian bencana erupsi Gunung Agung. Bukan hanya warga Desa Amerta Bhuana yang dilayani ambulans angkut jenazah secara gratis ini, namun juga warga dari desa lain dengan latar belakang berbagai golongan.
Agar ambulans tidak leteh (kotor secara niskala) sehabis digunakan untuk mengangkut jenazah, maka pihak keluarga duka biasanya memberikan banten panglukatan. "Mobil ambulans ini memang khusus untuk angkut jenazah, bukan untuk orang sakit," jelas Wayan Suara.
Sebagai Perbekel Amerta Bhuana, Wayan Suara mengaku bangga dapat melayani langsung masyarakat mengantar jenazah, hingga meringankan beban keluarga duka. "Selain dapat membantu masyarakat, secara tidak langsung ini memperluas nyamabraya," papar ayah dua anak dari pernikahannya dengan Ni Nyoman Nami ini.
Wayan Suara sendiri sempat menjabat sebagai Perbekel Selat, Kecamatan Selat, Karangasem. Setelah Desa Selat dimekarkan dan berdiri Desa Amerta Bhuana, maka Wayan Suara mengundurkan diri dari jabatan Perbekel Selat sejak tahun 2005. berselang 4 tahun kemudian, Wayan Suara terpilih menjadi Perbekel Amerta Bhuana yang dikuatkan dengan SK Bupati Karangasem Nomor 146 Tahun 2009 tertanggal 5 Maret 2009.
Desa Amerta Bhuana yang dipimpin Perbekel Wayan Suara memiliki luas wilayah 460,90 hektare, dengan jumlah penduduk 3.625 jiwa. Mereka tinggal tersebar di 4 banjar, masing-masing Banjar Muntig dengan penduduk berjumlah 1.273 jiwa, Banjar Sukaluwih (penduduk 1.029 jiwa), Banjar Abiantiing (penduduk 745 jiwa), dan Banjar Tegeh (penduduk 578 jiwa). *k16
AMLAPURA, NusaBali
Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem melakukan inovasi dalam hal pelayanan yang belum pernah dilakukan desa-desa lainnya di Bali. Desa Amerta Bhuana sulap mobil Suzuki Gran Max rakitan tahun 2017 menjadi ambulans yang khusus digunakan melayani antar jemput jenazah secara gratis, demi meringankan beban keluarga duka. Uniknya, ambulans khusus pengangkut jenazah ini justru dikemudikan langsung oleh Kepala Desa (Perbekel) Amerta Bhuana, I Wayan Suara, 45.
Mobil ambulans untuk angkutan jenazah secara gratis milik Desa Amerta Bhuana ini sudah beroperasi sejak September 2017 lalu. Selama 7 bulan beroperasi, ambulans yang dikemudikan langsung Perbekel Wayan Suara ini telah melayani antar jemput 32 jenazah.
Adalah Perbekel Wayan Suara sendiri yang mencetuskan gagasan mobil ambulans khusus angkut jenazah secara gratis ini. Kebetulan, Wayan Suara memiliki latar belakang sebagai relawan. Menurut Wayan Suara, ide memiliki ambulans gratis bagi desanya ini tercetus sejak status Gunung Agung di Karangasem naik ke level IV (Awas), 22 September 2017 lalu.
"Saya ini kan punya latar belakang sebagai relawan, sehingga peduli kemanusiaan. Maka, muncul ide untuk mengadakan ambulans untuk melayani angkut jenazah secara gratis, demi meringankan beban keluarga duka. Soalnya, biaya angkut menggunakan ambulans selama ini kan cukup mahal," ungkap Perbekel Wayan Suara saat dihubungi NusaBali di ruang kerjaya kawasan Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Jumat (25/5).
Wayan Suara kemudian bekerjasama dengan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Karangasem, Ni Kadek Darmini, untuk mewujudkan gagasannya. Kemudian, Kadek Darmini memberikan bantuan mobil Gran Max untuk dijadikan sebagai ambulans pengangkut jenazah. Hanya saja, saat itu mobil tersebut belum berisi banner ambulans.
Setelah ada mobil ambulans, seluruh warga yang memerlukan bantuan dilayani untuk antar jemput jenazah keluarganya secara gratis. "Tujuannya, untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Ya, agar keluarga duka tidak lagi keluar biaya angkut jenazah," papar Perbekel kelahiran 2 Agustus 1973 yang putra asli Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana ini.
Namun demikian, ambulans milik Desa Amerta Bhuana ini tidak banyak dikenal masyarakat. Masalahnya, selama 6 bulan pertama beroperasi, tidak ada tulisan ambulans di bodi mobil tersebut. Barulah pada 1 April 2018 lalu, mobil Gran Max pemberian Kadek Darmini ini diisi tulisan ambulans.
Banner ambulans itu lengkap dengan nomor telepon yang bisa dihubungi. “Akhirnya, orang banyak memanfaatkan jasa ambulans angkut jenazah gratis versi Desa Amerta Buana ini setelah aktivitasnya sering dipunggah di media sosial facebook (FB),” tandas Wayan Suara.
Menurut Wayan Suara, sebenarnya mobil ambulans ini sudah dioperasikan sejak September 2017. Ambulans yang belum dikasi banner ini dimanfaatkan untuk me-ngangkut warga yang meninggal di tempat pengungsian bencana erupsi Gunung Agung. Bukan hanya warga Desa Amerta Bhuana yang dilayani ambulans angkut jenazah secara gratis ini, namun juga warga dari desa lain dengan latar belakang berbagai golongan.
Agar ambulans tidak leteh (kotor secara niskala) sehabis digunakan untuk mengangkut jenazah, maka pihak keluarga duka biasanya memberikan banten panglukatan. "Mobil ambulans ini memang khusus untuk angkut jenazah, bukan untuk orang sakit," jelas Wayan Suara.
Sebagai Perbekel Amerta Bhuana, Wayan Suara mengaku bangga dapat melayani langsung masyarakat mengantar jenazah, hingga meringankan beban keluarga duka. "Selain dapat membantu masyarakat, secara tidak langsung ini memperluas nyamabraya," papar ayah dua anak dari pernikahannya dengan Ni Nyoman Nami ini.
Wayan Suara sendiri sempat menjabat sebagai Perbekel Selat, Kecamatan Selat, Karangasem. Setelah Desa Selat dimekarkan dan berdiri Desa Amerta Bhuana, maka Wayan Suara mengundurkan diri dari jabatan Perbekel Selat sejak tahun 2005. berselang 4 tahun kemudian, Wayan Suara terpilih menjadi Perbekel Amerta Bhuana yang dikuatkan dengan SK Bupati Karangasem Nomor 146 Tahun 2009 tertanggal 5 Maret 2009.
Desa Amerta Bhuana yang dipimpin Perbekel Wayan Suara memiliki luas wilayah 460,90 hektare, dengan jumlah penduduk 3.625 jiwa. Mereka tinggal tersebar di 4 banjar, masing-masing Banjar Muntig dengan penduduk berjumlah 1.273 jiwa, Banjar Sukaluwih (penduduk 1.029 jiwa), Banjar Abiantiing (penduduk 745 jiwa), dan Banjar Tegeh (penduduk 578 jiwa). *k16
Komentar