nusabali

Buta Setelah Melahirkan Anak Pertama

  • www.nusabali.com-buta-setelah-melahirkan-anak-pertama

Seorang ibu, Ni Nengah Suartini,44, asal Banjar Tampad, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar, terpaksa melakoni hari-harinya dengan kepiluan.

Kisah Pilu Warga Batubulan Kangin, Ni Nengah Suartini

GIANYAR, NusaBali
Istri dari buruh bangunan, Ketut Kerta,50, ini menderita buta. Penyakit ini menggerogoti pasca melahirkan anak pertamanya, Putu Indra Dipta, tahun 2005.  Selama 13 tahun sudah dia tak bisa melihat indahnya dunia, termasuk memandang wajah anak semata wayangnya. Kini, cobaan hidup kembali menghampiri. Sang anak yang duduk di kelas IX SMPN 3 Sukawati nyaris putus sekolah. “Padahal tinggal ikut UN saja, anak saya pilih berhenti sekolah,” jelas Suartini saat ditemui di rumahnya, Jumat (25/5). Alasan berhenti pun tak pasti. Karena anaknya selalu bungkam ketika ditanya. “Hanya bilang gak mau sekolah, takut,” jelas Suartini menirukan perkataan anaknya.

Dia memperkirakan, anaknya takut ke sekolah lantaran dibully oleh teman-temannya. “Saya sudah tanya satu per satu temannya. Tidak ada yang mengejek-ejek anak saya. Mereka bilang biasa bercanda saja,” jelasnya. Dia pun tak habis pikir tentang apa yang dihadapi anaknya di sekolah. Dia mencoba menduga-duga berkaitan dengan kejadian mistis yang menimpa anaknya, 23 September 2017. Saat itu, Putu Indra menghilang dari sekolah mulai pukul 08.00 Wita sampai pukul 20.00 Wita, malam. Keluarga pun dibuat panik. Hingga pukul 20.00 Wita, Suartini dibantu iparnya menghaturkan canang di Panunggun Karang sekolah. “Saya benar-benar panik waktu itu, rambut sudah acak-acakan memikirkan anak hilang,” jelasnya.

Setelah didoakan, Putu pun muncul secara tiba-tiba sembari menangis tersedu-sedu. “Ipar saya langsung ambil dan ajak pulang. Sampai di rumah, semua saya dengar menangis. Saat saya tanya, kemana dia pergi dan siapa yang mengajak, dia mengaku tidak ingat. Tiba-tiba gelap, tiba-tiba muncul,” jelasnya.

Meski demikian, Suartini enggan mengaitkan proses pendidikan anaknya dengan hal-hal mistis. Terpenting, anaknya mau melanjutkan sekolah. “Karena gak mungkin lagi kembali ke SMPN 3 Sukawati. Keluarga sepakat dia agar dipindahkan. Saya pindahkan ke Klungkung, kampung halaman. Saya titip sama orangtua disana,” jelasnya.

Suartini pun berharap anaknya bisa sukses di masa depan. “Supaya dia gak seperti saya, sakit-sakitan dan tidak bisa ngapa-ngapain. Semoga jadi orang sukses. Saya titip dia di Klungkung, mudah-mudahan bisa sampai lanjut ke SMA,” harapnya.

Dalam keseharian, Suartini mengandalkan penghasilan suaminya. Dia mengaku, sakit glaukomanya sulit disembuhkan. “Dioperasi juga tidak bisa, karena sudah menyerang saraf. Hanya rutin dikasi obat mata agar tidak sakit,” jelasnya. Dia mengaku sudah mengantongi Kartu Indonesia Sehat (KIS). Keluarganya berkesempatan mendapat bantuan rehab rumah dari Kodam IX/Udayana melalui Koramil Sukawati. “Mertua saya, Ketut Buntak merupakan veteran pejuang. Sejak 14 Mei, Bale Daja kami direhab. Awalnya gentengnya bocor, sekarang sudah bagus,” terangnya.*nvi

Komentar