Upah Pungut Ngadat, Petugas Pasar Cari Pinjaman
Kepala Pasar Kidul Bangli, Jro Sabda Negara, dan pegawainya terpaksa cari pinjaman untuk bekal Hari Raya Galungan.
BANGLI, NusaBali
Mereka pinjam uang karena upah pungut untuk bulan April dan Mei belum cair. Besaran upah pungut yang diterima yakni 20 persen dari hasil pungutan retribusi. Ngadatnya pembayaran upah pungut membuat petugas pasar kebingungan cari pinjaman untuk berhari raya.
Jro Sabda mengatakan pencairan upah pungut setiap bulannya tidak menentu. Sebelumnya upah pungut selama tiga bulan ngadat. “Upah pungut bulan April dan Mei belum cair. Padahal petugas berharap uang upah pungut bisa cair untuk kebutuhan Hari Raya Galungan,” ungkap Jro Sabda, Minggu (27/5). Dikatakan, petugas di Pasar Kintamani, Pasar Kayuambua, dan Pasar Yangapi juga bernasib sama. Jro Sabda mengaku belum ada kejelasan pencairan upah pungut dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Mereka pun terpaksa memijam uang untuk kebutuhan hari raya.
Jro Sabda mendapatkan informasi ngadatnya pencairan upah pungut karena terjadinya pergantian bendahara pengeluaran di Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Jro Sabda membeberkan, pada bulan April mendapatkan retribusi Rp 97 juta dan pada bulan Mei Rp 77 juta. “Upah pungut yang kami terima 20 persen dari total pungutan per bulan. Hasilnya dibagi untuk 16 petugas pasar,” terangnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, I Nengah Sudibia, saat dikonfirmasi via telepon mengaku masih akan melakukan pengecekan. “Administrasinya sudah diproses, nanti akan kami cek kembali,” jelasnya. *e
Mereka pinjam uang karena upah pungut untuk bulan April dan Mei belum cair. Besaran upah pungut yang diterima yakni 20 persen dari hasil pungutan retribusi. Ngadatnya pembayaran upah pungut membuat petugas pasar kebingungan cari pinjaman untuk berhari raya.
Jro Sabda mengatakan pencairan upah pungut setiap bulannya tidak menentu. Sebelumnya upah pungut selama tiga bulan ngadat. “Upah pungut bulan April dan Mei belum cair. Padahal petugas berharap uang upah pungut bisa cair untuk kebutuhan Hari Raya Galungan,” ungkap Jro Sabda, Minggu (27/5). Dikatakan, petugas di Pasar Kintamani, Pasar Kayuambua, dan Pasar Yangapi juga bernasib sama. Jro Sabda mengaku belum ada kejelasan pencairan upah pungut dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Mereka pun terpaksa memijam uang untuk kebutuhan hari raya.
Jro Sabda mendapatkan informasi ngadatnya pencairan upah pungut karena terjadinya pergantian bendahara pengeluaran di Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Jro Sabda membeberkan, pada bulan April mendapatkan retribusi Rp 97 juta dan pada bulan Mei Rp 77 juta. “Upah pungut yang kami terima 20 persen dari total pungutan per bulan. Hasilnya dibagi untuk 16 petugas pasar,” terangnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, I Nengah Sudibia, saat dikonfirmasi via telepon mengaku masih akan melakukan pengecekan. “Administrasinya sudah diproses, nanti akan kami cek kembali,” jelasnya. *e
1
Komentar