Kunjungi Lansia, Gubernur Pastika Imbau Tingkatkan Kepedulian Sesama
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengunjungi sejumlah lansia tidak mampu di Kabupaten Buleleng pada perayaan Hari Penampahan Galungan (29/5).
DENPASAR, NusaBali
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Pastika menghimbau krama Bali untuk lebih meningkatkan kepedulian antar sesama, mengingat masih ada tetangga maupun orang di sekitar kita yang belum makan sedangkan disisi lain ada yang berlimpahan makanan. "Saya mengimbau kalau ada yang punya kemampuan lebih pada hari raya ini, tolong berbagilah dengan yang tidak mampu. Slogan menyaman braya, paras paros, Vasudhava Kutumbakam kita buktikan dengan aksi nyata dan tidak slogan semata. Para camat, kepala desa maupun Jero Bendesa juga saya himbau untuk sisir warganya yang kurang mampu dan bawa makanan untuk mereka," tuturnya.
Lebih jauh Gubernur Pastika menyampaikan perayaan Hari Galungan sesungguhnya adalah perayaan kemenangan atas Dharma melawan Adharma atau kebaikan melawan keburukan, dimana kemenangan tersebut sesungguhnya adalah kemenangan dalam memerangi sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita sendiri. Dalam hari raya penampahan Galungan inilah sifat-sifat buruk dalam diri seperti dengki, iri hati, sombong, amarah dan serakah kita perangi. "Kalau semua sifat buruk ini dapat kita perangi, maka keesokan harinya kita bisa merayakan Hari Raya Galungan, itu artinya Dharma sudah menang akan adharma," imbuhnya.
Dalam kunjungan Gubernur ke sejumlah lansia di kabupaten Buleleng, diawali dengan mengunjungi Dadong Sasih yang tinggal seorang diri di gubuk reot berlantaikan tanah, berdiding terpal dan beratapkan seng. Gubuk yang ditempatinya saat ini, berdiri diatas tanah milik orang lain (Nyakap). Dadong Sasih yang merupakan warga Br. Dinas Lebah, Desa Kaliasem, Buleleng ini sejatinya memiliki Empat orang anak, namun semua sudah menikah. Anaknya sebenarnya ingin nengajak Dadong Sasih tinggal dirumahnya, namun ia tidak mau merepotkan sang anak. Sedangkan suami Dadong Sasih telah lama meninggal.
Gubernur Bali yang didampingi sejumlah Kepala OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali juga mengunjungi Ketut Sukranis (65) di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada Buleleng. Ketut Sukranis yang biasa disebut Dadong Ranis mengalami kebutaan sejak usia 2 bulan dan hidup sebatang kara, tidak memiliki suami dan anak yang merawat. Masih di Desa yang sama, Gubernur beserta rombongan juga mengunjungi Pekak Loka (70) dan Made Suci (65) , yang sehari harinya bekerja membuat porosan yang dijual kepada tetangga disekitarnya. Made Suci mengalami gangguan pada penglihatannya. Melihat kondisi Made Suci, Gubernur menginstruksikan jajarannya agar segera membawa Made Suci untuk berobat ke Rumah Sakit Mata Bali Mandara.
Dalam kunjungannya ke sejumlah lansia, Gubernur Bali menyerahkan sejumlah bantuan berupa sembako, uang tunai, daging babi serta nasi bungkus sebagai sarapan pagi bagi para lansia tersebut.
Diwaktu yang sama, Gubernur Pastika juga mengutus tim respon cepat Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali untuk membawakan bantuan kepada Dadong Mustri asal Banjar Dinas Kajanan, Desa Joanyar, Buleleng. Ia kini hanya tinggal seorang diri. Ketiga anak perempuannya telah menikah, alhasil ia menjalani sisa hidupnya tanpa siapa-siapa. Diusianya yang telah senja, Dadong Mustri hanya bisa membungkuk saat berjalan. Di tengah kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Dadong Mustri bersyukur memiliki Kartu Indonesia Sehat untuk berobat dan rutin memperoleh bantuan beras sejahtera. Selama ini Dadong hanya mengandalkan uang pemberian dari sang anak yang pada hari tertentu pulang menemuinya. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Pastika menitipkan bingkisan daging serta sejumlah uang untuk Dadong Mustri. *
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Pastika menghimbau krama Bali untuk lebih meningkatkan kepedulian antar sesama, mengingat masih ada tetangga maupun orang di sekitar kita yang belum makan sedangkan disisi lain ada yang berlimpahan makanan. "Saya mengimbau kalau ada yang punya kemampuan lebih pada hari raya ini, tolong berbagilah dengan yang tidak mampu. Slogan menyaman braya, paras paros, Vasudhava Kutumbakam kita buktikan dengan aksi nyata dan tidak slogan semata. Para camat, kepala desa maupun Jero Bendesa juga saya himbau untuk sisir warganya yang kurang mampu dan bawa makanan untuk mereka," tuturnya.
Lebih jauh Gubernur Pastika menyampaikan perayaan Hari Galungan sesungguhnya adalah perayaan kemenangan atas Dharma melawan Adharma atau kebaikan melawan keburukan, dimana kemenangan tersebut sesungguhnya adalah kemenangan dalam memerangi sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita sendiri. Dalam hari raya penampahan Galungan inilah sifat-sifat buruk dalam diri seperti dengki, iri hati, sombong, amarah dan serakah kita perangi. "Kalau semua sifat buruk ini dapat kita perangi, maka keesokan harinya kita bisa merayakan Hari Raya Galungan, itu artinya Dharma sudah menang akan adharma," imbuhnya.
Dalam kunjungan Gubernur ke sejumlah lansia di kabupaten Buleleng, diawali dengan mengunjungi Dadong Sasih yang tinggal seorang diri di gubuk reot berlantaikan tanah, berdiding terpal dan beratapkan seng. Gubuk yang ditempatinya saat ini, berdiri diatas tanah milik orang lain (Nyakap). Dadong Sasih yang merupakan warga Br. Dinas Lebah, Desa Kaliasem, Buleleng ini sejatinya memiliki Empat orang anak, namun semua sudah menikah. Anaknya sebenarnya ingin nengajak Dadong Sasih tinggal dirumahnya, namun ia tidak mau merepotkan sang anak. Sedangkan suami Dadong Sasih telah lama meninggal.
Gubernur Bali yang didampingi sejumlah Kepala OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali juga mengunjungi Ketut Sukranis (65) di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada Buleleng. Ketut Sukranis yang biasa disebut Dadong Ranis mengalami kebutaan sejak usia 2 bulan dan hidup sebatang kara, tidak memiliki suami dan anak yang merawat. Masih di Desa yang sama, Gubernur beserta rombongan juga mengunjungi Pekak Loka (70) dan Made Suci (65) , yang sehari harinya bekerja membuat porosan yang dijual kepada tetangga disekitarnya. Made Suci mengalami gangguan pada penglihatannya. Melihat kondisi Made Suci, Gubernur menginstruksikan jajarannya agar segera membawa Made Suci untuk berobat ke Rumah Sakit Mata Bali Mandara.
Dalam kunjungannya ke sejumlah lansia, Gubernur Bali menyerahkan sejumlah bantuan berupa sembako, uang tunai, daging babi serta nasi bungkus sebagai sarapan pagi bagi para lansia tersebut.
Diwaktu yang sama, Gubernur Pastika juga mengutus tim respon cepat Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali untuk membawakan bantuan kepada Dadong Mustri asal Banjar Dinas Kajanan, Desa Joanyar, Buleleng. Ia kini hanya tinggal seorang diri. Ketiga anak perempuannya telah menikah, alhasil ia menjalani sisa hidupnya tanpa siapa-siapa. Diusianya yang telah senja, Dadong Mustri hanya bisa membungkuk saat berjalan. Di tengah kondisi ekonomi yang serba kekurangan, Dadong Mustri bersyukur memiliki Kartu Indonesia Sehat untuk berobat dan rutin memperoleh bantuan beras sejahtera. Selama ini Dadong hanya mengandalkan uang pemberian dari sang anak yang pada hari tertentu pulang menemuinya. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Pastika menitipkan bingkisan daging serta sejumlah uang untuk Dadong Mustri. *
1
Komentar