nusabali

Pengungsi Merapi Terancam Kekurangan Logistik

  • www.nusabali.com-pengungsi-merapi-terancam-kekurangan-logistik

Ratusan warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali masih bertahan di pengungsian pasca letusan Gunung Merapi kemarin pagi.

BOYOLALI, NusaBali
Bahkan, warga yang bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III ini sempat pulang siangnya dan kembali ke pengungsian pada malam hari. Padahal para pengungsi terancam kekurangan logistik. Stok logistik yang ada di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) kini mulai menipis.

Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, stok logistik yang tersisa antara lain air minum dan mie instan. Namun untuk mie instan tinggal 4 dus dan beras 50 kg diperkirakan tidak mencukupi untuk konsumsi para pengungsi."Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD, katanya tambahan logistik akan segera dikirim," kata Neigen Achtah Nur Edy Saputra, Jumat (1/6) siang seperti dilansir sindonews.

Selain itu, kebutuhan untuk balita telah habis dan alat mandi juga belum ada. Jika kiriman tak kunjung datang, maka Pemerintah Desa Tlogolele akan mengambil langkah dengan membeli sendiri kebutuhan para pengungsi.

Akibat erupsi pukul 08.20 WIB kemarin, sebanyak 544 jiwa warga Desa Stabelan mengungsi ke TPPS di gedung olahraga desa setempat. Mereka berasal dari Dukuh Stabelan dan Takeran. Selain itu juga sebagian warga Dukuh Karang dan Belang, khususnya keluarga yang memiliki anak kecil dan Lansia.

"Untuk warga yang mengungsi ada 544 orang, dari Dukuh Stabelan dan Takeran. Juga sebagian kecil dari Dukuh Belang dan Karang," kata Kepala Desa Tlogolele, Widodo, di TPPS Desa Tlogolele, Jumat (1/6) seperti dilansir detik.

Diakui, pada siang dan sore hari  kemarin sebagian ada yang pulang ke rumahnya. Selain untuk mengurus rumahnya, juga memberi pakan hewan ternak yang ditinggalkan.

Warga pada malam hari kembali ke pengungsian. Apalagi, menurut dia, warga Dukuh Stabelan yang hanya berjarak sekitar 3 km dari puncak Merapi itu, jika malam hari masih khawatir akan situasi aktivitas Merapi.

"Letusan tadi tidak memunculkan awan panas, ancamannya (dampak letusan) untuk warga (Stabelan, Tlogolele) kan hujan abu. Tetapi yang ditakutkan warga itu kalau tebing dari Merapi ada yang longsor, itu kekhawatirkan masyarakat," kata dia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan status Gunung Merapi masih tetap Waspada (level 2).

“Di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dilarang ada aktivitas masyarakat. Belum perlu ada pengungsian. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang," ujarnya dikutip dari vivanews.

Selanjutnya, terkait erupsi Merapi kali ini, pihak BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Provinsi DI Yogyakarta, BPBD Magelang, BPBD Klaten, BPBD Boyolali dan BPBD Sleman terus melakukan upaya antisipasi. *

Komentar