nusabali

Peserta Kategori Kg Wajib Timbang Badan Sebelum dan Setelah Lari

  • www.nusabali.com-peserta-kategori-kg-wajib-timbang-badan-sebelum-dan-setelah-lari
  • www.nusabali.com-peserta-kategori-kg-wajib-timbang-badan-sebelum-dan-setelah-lari

Pemenang kategori kilogram (Kg) adalah yang penambahan berat badannya paling banyak setelah berlari menempuh jarak 2,8 kilometer.

KiloRun, Festival Lari Sambil Makan dan Berwisata di Ubud, Gianyar


GIANYAR, NusaBali
Ada yang berbeda di jalanan Ubud pada Sabtu (2/6) sore. Ratusan orang berlari bukan hanya dengan kostum olahraga, namun juga kostum lucu-lucu, bahkan terlihat peserta lari perempuan mengenakan pakaian tradisional Thailand. Lebih  unik lagi, para pelari ini sebagian berpacu sambil menikmati kuliner yang disediakan di 10 ‘pit stop’ dalam jarak sejauh 2,8 kilometer tersebut.

Even unik itu pun menarik minat wisatawan manca negara, bahkan para pelancong untuk berpartisipasi dalam kegiatan bertajuk ‘KiloRun 2018’ tersebut.  “Kegiatan ini diharapkan ikut mendongkrak dan mempopulerkan pariwisata Bali, khususnya Ubud, karena peserta banyak dari luar negeri dan juga diliput media asing,” kata Ketua Panitia Kadek Winie Kaori di sela-sela acara.

KiloRun 2018 dilangsungkan selama dua hari, 2 – 3 Juni 2018. Untuk hari pertama, Sabtu (2/6), sebanyak 350 peserta mengikuti kategori Kilogram (Kg). Sedangkan pada Minggu (3/6), peserta mengikuti kategori Kilometer (Km). Yang menarik adalah kategori Kg yang mengharuskan peserta lari sambil makan.

“Pemenangnya adalah peserta yang berat badannya bertambah paling banyak pasca ikut lari sambil makan,” kata Kaori.   Pertambahan berat badan para ‘runner’ dan ‘eater’ ini diprediksi antara 0,5 kg hingga 1 kg. Tak heran jika sebelum dan sesudah berlari, tiap peserta lari kategori Kg harus ditimbang dan angka timbangannya dicatat.

Festival KiloRun 2018 ini merupakan serangkaian festival serupa yang berlangsung di empat negara berbeda yakni Thailand, Jepang, Indonesia, dan Vietnam. Dipilihnya Ubud sebagai lokasi acara, karena Ubud memiliki aneka ragam kuliner, atraksi budaya, serta suasana destinasi yang mendukung.

“Di Ubud nuansanya cocok. Ada banyak makanan dan trek yang seru,” jelas Rifai Taveri, Direktur Niaga AirAsia Indonesia, yang bersama Index mensponsori even unik tersebut.

Start dan finish di areal Centra Parkir Monkey Forest.  Sepanjang rute, peserta bebas lari kencang maupun pelan ataupun jalan santai. Sekitar 10 booth kuliner disiapkan. Aneka jenis makanan bisa dicicipi dan dihabiskan. Seperti nasi tumpeng dengan lauk sate lilit, betutu, dan jenis masakan Bali lainnya. Tak ketinggalan, sajian minuman yang disediakan seperti loloh. “Kita cari fun di even ini, lari sambil makan. Serunya di situ,” ujar Rifai.

Untuk hari pertama kategori Kg, dari 350 orang peserta hampir separuhnya dari manca negara. “Sekitar 60 persen domestik, 40 persen wisman. Mereka datang dari Thailand, Malaysia, dan Australia,” jelasnya.

Sementara itu, hari kedua kategori Kilometer sore ini rencananya diikuti sebanyak 800 pelari profesional dengan jarak tempuh 3 km, 5 km, dan 10 km.

Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Gianyar AA Ari Brahmanta mengapresiasi kerjasama AirAsia dengan Pemkab Gianyar untuk penyelenggaraan event ini. “Jadi empat destinasi wisata yang menjadi rangkaian festival ini akan jadi destinasi network. Mungkin ke depan, even ini bisa jadi even tahunan,” harapnya.

Di sisi lain, peserta lari terkesan dengan even lari sambil makan ini. Seperti yang diungkapkan, Patcharawat. Wisatawan asal Thailand ini mengatakan senang dengan pengalaman mengikuti lari yang dikombinasikan kuliner plus wisata budaya. “Good experience,” ungkapnya. Dia mengaku terkesan dengan kuliner khas Bali seperti sate lilit.

Hal senada juga diungkapkan Lisa, wisatawan domestik asal Banjarmasin. Bahkan dirinya sengaja datang ke Bali hanya untuk ikut kegiatan ini. “Saya di Bali sudah sejak dua hari lalu, khusus persiapan ikut KiloRun ini,” ungkapnya. Lisa yang usianya hampir 50 tahun ini merasa tertarik ikut, karena belum pernah ada even ini sebelumnya. “Ya menarik aja, lihat yang lain semangat saya ikut berasa muda,” tuturnya.

Adapun untuk bisa menjadi ‘runner’ dan ‘eater’ di kategori ‘Kilogram’, setiap peserta dikenakan biaya pendaftaran 47 dolar AS atau sekitar Rp 661.000. Sedangkan peserta ‘Kilometer’ dikenakan biaya sesuai jarak yang diikutinya. Untuk jarak S Run 3 Km dikenai 11 dolar AS (Rp 154.000), M Run 5 Km membayar pendaftaran 22 dolar AS (Rp 308.000), dan L Run 10 Km dikenai 31 dolar AS (Rp 440.000). Khusus untuk pelari lokal dan wisatawan manca negara yang sedang berlibur di Bali diskon 50 persen untuk kategori Kilometer dan 25 persen untuk kategori Kilogram. *nvi

Komentar