Pelatihan Wasit Rugby Diikuti 20 Peserta Lokal
Sebanyak 20 peserta mengikuti pelatihan wasit rugby lokal yang dipusatkan di Debes Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Pelatihan selama tiga hari berturut-turut itu dimulai Kamis (31/5) dan berakhir Sabtu (2/6). Selain mendapatkan pelatihan praktek, peserta juga dibekali pengetahuan dan teori. Instruktur pelatihan dari organisasi resmi pengembangan rugby di Jepang, yakni Japan International Coopration Agency (JICA). Dalam pelatihan itu 20 peserta dari PRUI Kabupaten Gianyar, PRUI Buleleng dan PRUI Tabanan.
"Selama ini kita krisis wasit rugby lokal. Padahal turnamen sirkuit rugby semakin padat. Makanya, kita bergantung pada wasit sukarelawan dari asing selama ini. Sebab, wasit Rugby lokal masih sangat terbatas baru empat wasit saja," terang Ketua Umum Pengrov Rugby Bali, Nur Faizah di Debes Tabanan.
Menurutnya, empat wasit selama ini yakni Darma dari PRUI Gianyar, Yoga PRUI Buleleng, Kris dari PRUI Tabanan dan Mr Kurt. Harapannya, ke-20 wasit yang mengikuti pelatihan wasit lokal ini dapat menerapkan ilmu yang didapatnya. Meskipun pelatihan selama tiga hari tidak cukup melahirkan wasit mumpuni. Tapi, minimal kebutuhan wasit terjawab.
Ditarget tahun depan ada 40 wasit nasional. Makanya, 20 wasit yang ikut pelatihan lokal menjadi modal untuk ikut pelatihan wasit rugby nasional pada Agustus mendatang. "Kami bertekad mengikutkan wasit lokal ini ikut pelatihan wasit nasional. Karena event nasional maupun internasional akan lebih sering digelar di Bali. Jadi, rugby Bali harus lebih benar-benar siap sebagai tuan rumah," tandas Nur Faizah.
Apalagi ke-20 wasit ini juga diproyeksikan turun memimpin pertandingan Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan. Untuk itu apa yang didapat saat pelatihan diharapkan diterapkan dengan baik saat memimpin pertandingan. Karena tugas wasit rugby cukup berat.
"Wasit sangat menentukan dalam pertandingan rugby. Bisa menghentikan atau melanjutkan pertandingan. Jadi, permainan rugby dapat jalan sepenuhnya ada di tangan wasit, " tegas Nur Faizah.*dek
Pelatihan selama tiga hari berturut-turut itu dimulai Kamis (31/5) dan berakhir Sabtu (2/6). Selain mendapatkan pelatihan praktek, peserta juga dibekali pengetahuan dan teori. Instruktur pelatihan dari organisasi resmi pengembangan rugby di Jepang, yakni Japan International Coopration Agency (JICA). Dalam pelatihan itu 20 peserta dari PRUI Kabupaten Gianyar, PRUI Buleleng dan PRUI Tabanan.
"Selama ini kita krisis wasit rugby lokal. Padahal turnamen sirkuit rugby semakin padat. Makanya, kita bergantung pada wasit sukarelawan dari asing selama ini. Sebab, wasit Rugby lokal masih sangat terbatas baru empat wasit saja," terang Ketua Umum Pengrov Rugby Bali, Nur Faizah di Debes Tabanan.
Menurutnya, empat wasit selama ini yakni Darma dari PRUI Gianyar, Yoga PRUI Buleleng, Kris dari PRUI Tabanan dan Mr Kurt. Harapannya, ke-20 wasit yang mengikuti pelatihan wasit lokal ini dapat menerapkan ilmu yang didapatnya. Meskipun pelatihan selama tiga hari tidak cukup melahirkan wasit mumpuni. Tapi, minimal kebutuhan wasit terjawab.
Ditarget tahun depan ada 40 wasit nasional. Makanya, 20 wasit yang ikut pelatihan lokal menjadi modal untuk ikut pelatihan wasit rugby nasional pada Agustus mendatang. "Kami bertekad mengikutkan wasit lokal ini ikut pelatihan wasit nasional. Karena event nasional maupun internasional akan lebih sering digelar di Bali. Jadi, rugby Bali harus lebih benar-benar siap sebagai tuan rumah," tandas Nur Faizah.
Apalagi ke-20 wasit ini juga diproyeksikan turun memimpin pertandingan Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan. Untuk itu apa yang didapat saat pelatihan diharapkan diterapkan dengan baik saat memimpin pertandingan. Karena tugas wasit rugby cukup berat.
"Wasit sangat menentukan dalam pertandingan rugby. Bisa menghentikan atau melanjutkan pertandingan. Jadi, permainan rugby dapat jalan sepenuhnya ada di tangan wasit, " tegas Nur Faizah.*dek
Komentar