nusabali

Geledah Unri, Densus Amankan 2 Bom Pipa

  • www.nusabali.com-geledah-unri-densus-amankan-2-bom-pipa

Terduga teroris punya kemampuan merakit bom berdaya ledak tinggi

JAKARTA, NusaBali
Detasemen Khusus 88 antiteror Polri mengamankan dua buah bom pipa dari salah satu terduga teroris yang ditangkap di Kampus Universitas Riau (Unri) pada Sabtu (2/6). Densus bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Riau menangkap tiga terduga teroris.Tiga alumni dari universitas dimaksud, masing-masing berinisial MNZ, D dan K diamankan dengan sejumlah barang bukti. "Diamankan bom pipa besi yang sudah jadi, dua buah," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (3/6).

Dalam penangkapan itu, Densus 88 mengamankan beberapa barang bukti seperti dua buah bom pipa besi yang sudah jadi, dua buah busur panah dan delapan buah anak panah, satu buah senapan angin, video dari daulah (ISIS) dan sebuah buku yang berisi mengenai perakitan bom.

Menurut hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan laboratorium forensik, sejumlah barang bukti ditemukan ada beberapa kandungan yang merupakan bahan peledak jenis high explosive atau berdaya ledak tinggi. Ditemukan juga beberapa granat tangan dan bahan peledak lain yang berbahaya. "Kemudian, ada juga granat tangan rakitan satu buah," ucap Setyo.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, MNZ terkait jaringan Jemaah Anshrout Daulah (JAD). "Yang bersangkutan terkait secara jaringan dengan Batty Bagus Nugraha alias Kholid, kelompok Jemaah Anshorut Daulah (JAD) yang tewas dalam penangkapan kelompok JAD Bekasi dan JAD Pekalongan pada hari Minggu, 13 Mei 2018, di Terminal Pasir Hayam, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat," kata Setyo seperti dilansir vivanews.

MNZ juga terkait dengan beberapa anggota JAD lainnya seperti Kholis alias Ibad terduga teroris yang ditangkap pada 19 Januari 2016 dan pelaku penyerangan Markas Polda Riau atas nama Pak Ngah.

MNZ disebut punya kemampuan merakit bom triacetone triperoxide (TATP). "(Keterlibatan MNZ) Memiliki kemampuan membuat bom TATP," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal, Minggu (3/5). TATP merupakan bom yang berdaya ledak tinggi dan berbahaya. Bom daya ledak tinggi itu disebut sebagai 'Mother of Satan'.

MNZ mengaku pernah mendapat pesanan bom rakit dari Pak Ngah. Bom itu dipesan sebelum aksi penyerangan Mapolda Riau. "Pak Ngah dan kelompoknya pernah memesan dibuatkan bom kepada yang bersangkutan," imbuh Setyo seperti dilansir detik. Untuk kedua orang yang ditahan, yakni RBW dan OS, saat ini masih berstatus saksi. Keduanya ditangkap saat tim Densus 88 meringkus MNZ.

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Anti Teror bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Riau menangkap satu terduga teroris. Terduga teroris itu berinisial MNZ. Penangkapan berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unri di Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Sabtu (2/6).

MNZ diduga akan melakukan serangan teror dengan sasaran DPRD Riau dan gedung DPR RI di Jakarta. Tanggal berapa pastinya teror itu dilangsungkan, Nandang menyebut masih didalami Densus dan Satga Anti Teror Polda Riau. Menurut Nandang empat bom itu sudah dijinakkan Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Satuan Brimob Polda Riau. Daya ledak bom ini disebut setara dengan bom yang meledak pada aksi teror di Surabaya beberapa waktu lalu. "Bahan bakunya sama, sangat sensitif," kata Nandang di Lobi Mapolda Riau, Sabtu (2/6) malam.

Sehari setelah penggeledahan dan ditemukannya bom siap ledak, gelanggang mahasiswa Fisip Unri, Pekanbaru, Minggu (3/6), sepi tanpa kegiatan. Padahal gedung berlantai dua ini sebelumnya selalu ramai dengan kegiatan kemahasiswaan, meski di hari libur. Garis polisi yang sempat terpasang mengelilingi gelanggang mahasiswa tersebut sudah dicopot. Tandanya, semua penghuni sudah boleh kembali beraktivitas. *

Komentar