nusabali

Tokoh Puri Jro Kuta Sokong Koster-Ace

  • www.nusabali.com-tokoh-puri-jro-kuta-sokong-koster-ace

Demokrat Klaim Mantra-Kerta Unggul di Survei Internal

DENPASAR, NusaBali
Dukungan buat pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1, terus mengalir. Kali ini, dukungan untuk Koster-Ace datang dari tokoh Puri Jro Kuta, Denpasar, AA Ngurah Oka ‘Pong’ Yudanegara, yang notabene merupakan sesepuh Pemuda Pancasila Bali.

Dukungan Ngurah ‘Pong’ Yudanegara ini muncul saat istri Cagub Wayan Koster, Ni Putu Putri Suastini, berkunjung ke Puri Jro Kuta di Jalan Sakura Denpasar, Minggu (3/6) sore Dalam pertemuan itu, Putri Suastini didampingi Wakil Ketua Bidang Penggalangan Suara Perempuan Tim Pemenangan Koster-Ace Provinsi Bali, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati.

Ngurah Pong Yudanegara yang juga ayah dari Srikandi Golkar AA Sagung Anie Asmoro, berbincang banyak hal dalam suasana santai dengan Putri Suastini. Dalam pertemuan selama hampir 3 jam sejak sore pukul 16.00 Wita hingga malam pukul 19.00 Wita tersebut, Ngurah Pong dan Putri Suastini sempat bernoltagia ketika mereka bersama-sama di organisasi Pemuda Pancasila (periode 1992-1997).

Kala itu, Ngurah Pong menjadi Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Bali, sementara Putri Suastini jadi Wakil Sekretaris Pemuda Pancasila Provinsi Bali. Ngurah Pong adalah tokoh Denpasar yang cukup disegani dalam percaturan politik, karena memiliki basis massa yang kuat.

Obrolan nostalgia malam itu ujung-ujungnya berakhir dengan dukungan Ngurah Pong untuk KBS-Ace, Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP. Dalkam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 nanti, KBS-Ace akan tarung head to head melawan pasangan IB Rai Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), Cagub-Cawagub nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB.

Dukungan itu juga ditunjukkan dengan foto bersama sambil mengacungkan telunjuk pertanda ‘Satu Jalur’, yang artinya mendukung Koster-Ace sebagai pemimpin Bali 5 tahun ke depan. Putri Suastini sendiri secara khusus membacakan puisi berjudul ‘Agustus’ untuk Ngurah Pong. Sementara Ngurah Pong menghadiahi Putri Suastini kalung berlambang Puri Jro Kuta.

Saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (4/6), Ngurah Pong mengakui memang bertemu Putri Suastini di kediamannya, Puri Jro Kuta. Menurut Ngurah Pong, dirinya tidak segan-segan menyatakan dukung Koster-Ace di Pilgub Bali 2018. “Soal alasan kenapa saya mendukung Koster-Ace, nanti sajalah kita bicara lebih banyak. Saya masih menjenguk orang sakit ini,” ujar politisi gaek yang konsisten membina olahraga tinju ini.

Sedangkan Wakil Ketua Bidang Penggalangan Suara Perempuan Tim Pemenangan Koster-Ace Provinsi Bali, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, mengatakan pertemuan dengan Ngurah Pong dan kerabat Puri Jro Kuta malam itu merupakan simakrama yang sebenarnya sudah diagendakan sejak lama. Nah, mumpung ada waktu bertemu Minggu malam, terjadi pertemuan nostalgia.

“Bu Putri Suastini dan Pak Ngurah Pong kan sama-sama besar di organisasi Pemuda Pancasila. Jadi, pertemuan ini menjadi kilas balik dalam membesarkan organisasi yang ketika itu cukup berperan dalam membangun pemerintahan Bali, membangun demokrasi di Bali juga,” tandas Srikandi Golkar yang kini Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali ini, Senin kemarin.

Sememtara itu, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta klaim Mantra-Kerta unggul dalam survei di internal partainya. Menurut Mudarta, durvei sudah digelar tiga kali, yakni November 2017, Februari 2018, dan Mei 2018. “Kami menggunakan lembaga survei yang kredibel dan independen dan hasilnya memang Mantra-Kerta masih unggul, walau tipis. Survei ini sebenarnya hanya berlaku secara internal sebagai bahan monitoring dan evaluasi untuk memenangkan Mantra-Kerta. Namun, karena pihak lawan selalu merilis data survei dan katanya sudah menang di atas 70 persen, maka kita juga menunjukkan data survei riil,” ujar Mudarta di Denpasar, Senin kemarin.

Menurut Mudarta, berdasarkan survei yang digelar 21-30 Mei 2018,  Mantra-Kerta unggul dengan 53,2 persen. Survei ini dengan jumlah sampel 1.200 orang secara acak di 5 kabupaten/kota, margin error 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan publik 95 persen. "Soal lembaga mana yang melakukan survei, ini adalah bagian dari strategi. Jadi, kami tidak bisa buka,” dalihnya. *nat

Komentar