Sepi Penonton, Sanggar Sekdut Bali Tetap Menghibur
Kendati penonton yang tidak cukup banyak karena masih dalam suasana rahinan, namun pentas oleh Sanggar Seni Sekaa Demen Ulian Tresna (Sekdut) Bali tak patah semangat.
DENPASAR, NusaBali
Mereka tetap melucu dan kritis, meski yang datang menipis ke acara Bali Mandara Nawanatya yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Minggu (3/6) malam. “Biar sepi kene kangguang,” celetuk salah satu seniman bondres. Bagi mereka, suka duka menjadi seniman telah menjadi pengalaman sehari-sehari bagi sanggar tersebut. Pimpinan besar Sanggar Sekdut Bali, I Gede Tilem Pastika yang paham betul kondisi klise ini. Dia bahkan sudah menebak suasananya agak sepi. Namun hal tersebut tidak menghalangi dirinya dan para seniman Sanggar Sekdut untuk tampil total. “Kami menyadari kodrat kami sebagai seniman, menyajikan penampilan yang total untuk penonton adalah yadnya,” ujarnya.
Malam itu Sanggar Sekdut yang tampil di Gedung Ksirarnawa dengan mengangkat sebuah cerita yang bertajuk ‘Sekdut Got Talent’. Kisah ini terinspirasi dari bakat-bakat yang sedang viral ditengah masyarakat dan akhirnya dikombinasikan sehingga menjadi Sekdut Got Talent. Seperti biasa, dialog-dialog dikemas dengan kisah kocak raos ngempelin. Contohnya kalimat pencarian bakat sampai bakat (dapat, red). Kisah kocak yang disisipi realita kehidupan ini pun sukses membuat penonton yang hadir terpingkal-pingkal. “Raos ngempelin (kata bermakna ganda, red) memang kami selipkan, jadi agak mengecoh dan akhirnya disadari pada akhir pementasan,” terang putra dari krakter Patih Agung I Wayan Sugita ini.
Ada tiga karakter yang menjadi juri Sekdut Got Talent, begitu pun para peserta Got Talent juga menjadi kombinasi yang pas untuk menghibur berbagai kalangan. Dari bule Kanada yang pandai berbahasa Bali hingga sulap kocak mengundang tawa yang tak habis-habisnya. Saat peserta Sekdut Got Talent yang ke-9, penonton pun dikejutkan oleh kedatangan sang Patih Agung dalam drama gong lawas, I Wayan Sugita. Lucunya, sosok Wayan Sugita yang garang seketika menghilang kala menjadi candaan juri Sekdut Got Talent.
Sebagai kurator Bali Mandara Nawanatya, Kadek Wahyudita mengapresiasi totalitas Sanggar Sekdut Bali. “Murni menghibur dan untuk kedepannya agar bisa diatur kembali dialog lawakannya agar jangan sampai hilang di tengah percakapan,” katanya.
Melihat kursi-kursi di gedung Ksirarnawa yang terlihat sepi penonton, Wahyudita pun turut berkomentar. “Masih suasana rahinan makanya cukup sepi,” ujarnya. Terlepas dari semua itu, Sanggar Sekdut rupanya telah berhasil menghibur penonton menutup hari libur kemarin. *ind
Mereka tetap melucu dan kritis, meski yang datang menipis ke acara Bali Mandara Nawanatya yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Minggu (3/6) malam. “Biar sepi kene kangguang,” celetuk salah satu seniman bondres. Bagi mereka, suka duka menjadi seniman telah menjadi pengalaman sehari-sehari bagi sanggar tersebut. Pimpinan besar Sanggar Sekdut Bali, I Gede Tilem Pastika yang paham betul kondisi klise ini. Dia bahkan sudah menebak suasananya agak sepi. Namun hal tersebut tidak menghalangi dirinya dan para seniman Sanggar Sekdut untuk tampil total. “Kami menyadari kodrat kami sebagai seniman, menyajikan penampilan yang total untuk penonton adalah yadnya,” ujarnya.
Malam itu Sanggar Sekdut yang tampil di Gedung Ksirarnawa dengan mengangkat sebuah cerita yang bertajuk ‘Sekdut Got Talent’. Kisah ini terinspirasi dari bakat-bakat yang sedang viral ditengah masyarakat dan akhirnya dikombinasikan sehingga menjadi Sekdut Got Talent. Seperti biasa, dialog-dialog dikemas dengan kisah kocak raos ngempelin. Contohnya kalimat pencarian bakat sampai bakat (dapat, red). Kisah kocak yang disisipi realita kehidupan ini pun sukses membuat penonton yang hadir terpingkal-pingkal. “Raos ngempelin (kata bermakna ganda, red) memang kami selipkan, jadi agak mengecoh dan akhirnya disadari pada akhir pementasan,” terang putra dari krakter Patih Agung I Wayan Sugita ini.
Ada tiga karakter yang menjadi juri Sekdut Got Talent, begitu pun para peserta Got Talent juga menjadi kombinasi yang pas untuk menghibur berbagai kalangan. Dari bule Kanada yang pandai berbahasa Bali hingga sulap kocak mengundang tawa yang tak habis-habisnya. Saat peserta Sekdut Got Talent yang ke-9, penonton pun dikejutkan oleh kedatangan sang Patih Agung dalam drama gong lawas, I Wayan Sugita. Lucunya, sosok Wayan Sugita yang garang seketika menghilang kala menjadi candaan juri Sekdut Got Talent.
Sebagai kurator Bali Mandara Nawanatya, Kadek Wahyudita mengapresiasi totalitas Sanggar Sekdut Bali. “Murni menghibur dan untuk kedepannya agar bisa diatur kembali dialog lawakannya agar jangan sampai hilang di tengah percakapan,” katanya.
Melihat kursi-kursi di gedung Ksirarnawa yang terlihat sepi penonton, Wahyudita pun turut berkomentar. “Masih suasana rahinan makanya cukup sepi,” ujarnya. Terlepas dari semua itu, Sanggar Sekdut rupanya telah berhasil menghibur penonton menutup hari libur kemarin. *ind
Komentar