Terima Siswa Miskin, SMA/SMK Bali Mandara Tunjukkan Tanggung Jawab Pemerintah
Keberadaan SMA dan SMK Bali Mandara di Kubutambahan, Buleleng diprioritaskan untuk menerima siswa miskin di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Bahkan meski IQ (Intelligence Quotient) calon siswa rendah atau dibawah rata-rata, jika memang kondisinya miskin akan diprioritaskan untuk diterima.
Dalam paparan hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru SMA/SMK Negeri Bali Mandara tahun pelajaran 2018/2019 di hadapan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kepala Sekolah SMA Bali Mandara Nyoman Darta mengatakan, ada 17 calon peserta didik SMA Negeri Bali Mandara yang IQ-nya berada di bawah borderline atau moron. Meski ini tugas berat, Darta mengaku sudah berkomitmen untuk melaksanakan pesan Gubernur Pastika untuk bersama para pendidik di SMA Bali Mandara menjadikan siswa-siswa ini menjadi pintar.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberi apresiasi hasil seleksi calon peserta didik SMA/SMK Bali Mandara TA 2018/2019. Ia berpesan agar proses penerimaan tetap sesuai standar yang mengutamakan masyarakat miskin. “Mari hitung berapa orang generasi ini yang akan hilang jika pemerintah tidak membantu mereka,” kata Pastika. Panitia seleksi menunjukkan beberapa hasil home visit yang menunjukkan kondisi kemiskinan calon siswa. Pastika berharap upaya pengentasan kemiskinan bisa terus berlanjut karena memang faktanya masih ada di Bali.
Kepala SMK Bali Mandara mengatakan dari seluruh calon peserta didik yang lolos di SMK Bali Mandara, 9 diantaranya dalam kondisi sangat miskin dan sisanya dalam kondisi miskin. Mulai tahun ini, tes psikologi di SMK Bali Mandara dilakukan setelah proses penerimaan untuk mendapatkan penjurusan SMK yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakat calon siswa. Kabupaten Buleleng masih menjadi kabupaten dengan persentase terbanyak penyumbang calon siswa SMA/SMK Bali Mandara.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali TIA Kusumawardani mengatakan, sekolah ini sangat efektif untuk peningkatan kualitas pendidikan masyarakat miskin di Bali. Dengan mendidik para siswa miskin di tingkat SMA, para siswa ini bisa melanjutkan ke perguruan tinggi berkualitas dengan beasiswa yang ada di dalam maupun luar negeri. “Dengan anggaran 69 juta rupiah per siswa selama tiga tahun, selanjutnya siswa bisa melanjutkan pendidikan dan Pemda tak perlu keluar biaya lagi. *
Bahkan meski IQ (Intelligence Quotient) calon siswa rendah atau dibawah rata-rata, jika memang kondisinya miskin akan diprioritaskan untuk diterima.
Dalam paparan hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru SMA/SMK Negeri Bali Mandara tahun pelajaran 2018/2019 di hadapan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Kepala Sekolah SMA Bali Mandara Nyoman Darta mengatakan, ada 17 calon peserta didik SMA Negeri Bali Mandara yang IQ-nya berada di bawah borderline atau moron. Meski ini tugas berat, Darta mengaku sudah berkomitmen untuk melaksanakan pesan Gubernur Pastika untuk bersama para pendidik di SMA Bali Mandara menjadikan siswa-siswa ini menjadi pintar.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberi apresiasi hasil seleksi calon peserta didik SMA/SMK Bali Mandara TA 2018/2019. Ia berpesan agar proses penerimaan tetap sesuai standar yang mengutamakan masyarakat miskin. “Mari hitung berapa orang generasi ini yang akan hilang jika pemerintah tidak membantu mereka,” kata Pastika. Panitia seleksi menunjukkan beberapa hasil home visit yang menunjukkan kondisi kemiskinan calon siswa. Pastika berharap upaya pengentasan kemiskinan bisa terus berlanjut karena memang faktanya masih ada di Bali.
Kepala SMK Bali Mandara mengatakan dari seluruh calon peserta didik yang lolos di SMK Bali Mandara, 9 diantaranya dalam kondisi sangat miskin dan sisanya dalam kondisi miskin. Mulai tahun ini, tes psikologi di SMK Bali Mandara dilakukan setelah proses penerimaan untuk mendapatkan penjurusan SMK yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakat calon siswa. Kabupaten Buleleng masih menjadi kabupaten dengan persentase terbanyak penyumbang calon siswa SMA/SMK Bali Mandara.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali TIA Kusumawardani mengatakan, sekolah ini sangat efektif untuk peningkatan kualitas pendidikan masyarakat miskin di Bali. Dengan mendidik para siswa miskin di tingkat SMA, para siswa ini bisa melanjutkan ke perguruan tinggi berkualitas dengan beasiswa yang ada di dalam maupun luar negeri. “Dengan anggaran 69 juta rupiah per siswa selama tiga tahun, selanjutnya siswa bisa melanjutkan pendidikan dan Pemda tak perlu keluar biaya lagi. *
Komentar