Bus Terguling, 26 Pamedek Terluka
Rombongan pamedek Sekaa Bhakti yang hendak tangkil ke Pura Bhur Bwah Swah Banjar Peninggaran, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem mengalami ke-celakaan, ketika bus yang ditumpanginginya terguling di tikungan tanjakan kawasan Banjar Peninggaran, Desa Seraya Tengah, Kamis (7/6) pagi.
AMLAPURA, NusaBali
Akibatnya, 26 pamedek yang semuanya asal Buleleng mengalami luka-luka. Saat musibah terjadi, Kamis pagi sekitar pukul 09.40 Wita, rombongan pamedek (umat yang hendak tangkil) ini naik Bus Prabu Pariwisata warna putih DK 9140 UF yang dikemudikan I Wayan Hermawan, 46, asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Seluruh 26 pamedek, termasuk sopir Wayan Hermawan, sebetulnya berasal dari Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem. Namun, mereka tinggal di tiga desa berbeda wilayah Kabupaten Buleleng, yakni Desa Penuktukan (Kecamatan Tejakula), Desa Sumberkima (Kecamatan Gerokgak), dan Desa Pemuteran (Kecamatan Gerokgak).
Rombongan pamedek yang dikoordinasikan I Made Suartika, 48, asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng diketahui berangkat dari Desa Pemuteran, Kamis subuh pukul 05.00 Wita. Awalnya, perjalanan dengan naik Bus Prabu Pariwisata DK 9140 UF yang dikemudikan Wayan Hermawan, lancar-lancar saja. Hanya saja, perjalanan agak tersendat setelah melewati Pasar Desa Seraya sekitar pukul 09.30 Wita, yang berupa tiku-ngan tanjakan dalam kondisi jalan rusak. Apalagi, sopir Wayan Hermawan baru pertama kali melayani pamedek ke Pura Bhur Bwah Swah, yang berada di puncak Bukit Seraya dan harus melalui medan yang ekstrem.
Begitu memasuki lokasi TKP yang berjarak 2 kilimeter setelah melewati Pasar Desa Seraya, dalam medan tanjakan menikung ke kiri, sekitar pukul 09.40 Wita, bus yang dikemudikan Wayan Hermawan kehilangan kendali. Awalnya, bus naas ini sempat ngatret (bergerak mundur) sejauh 10 meter akibat tak kuat nanjak, sebelum akhirnya terguling. Posisi kepala bus pasca tergulung sampai berbalik dari semula mengarah ke utara menjadi selatan. Seluruh 26 pamedek, termasuk sopir, saling tindih hingga terluka.
Kejadian ini dilaporkan warga setempat kepada Kelian Banjar Peninggaran, Desa Seraya Tengah, I Ketut Orta. Selanjutnya, Ketut Orta menyampaikan informasi ini ke Puskesmas Karangasem II di Desa Seraya Tengah. Tak lama berselang, datang ambulans dari Puskesmas Karanmgasem II ke lokasi TKP untuk mengevakuasi seluruh korban yang terluka.
Sebagian korban dievakuasi ke Puskesmas Karaangasem II, sebagian lagi langsung dibawa ke RSUD Karangasem di Amlapura. Pada akhirnya, seluruh korban dirujuk ke RSUD Karangasem. Dari 26 korban, satu di antaranya harus dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar karena cedera kepala berat, yakni I Ketut Candra, 52.
Turut jadi korban dalam kecelakaan bus terguling ini adalah I Gusti Ayu Ketut Dar-mawati, 43, bidan asal Banjar Pengumbahan, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang bertugas di Puskesmas Gerokgak II. Selain itu, juga ada korban bocah Kelas V SD, yakni Ketut Yuda Bagistra, 11, asal Banjar Sumber Kesambi, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, asal dari Banjar Sumber Kesambi. Ketut Yuda jadi korban bersama ibunya, Luh Gunasih, 52.
"Para korban yang dirawat di RSUD Karangasem rata-rata luka ringan, tak ada yang luka berat. Satu-satunya yang luka berat telah ditrujuk ke RS Sanglah,” jelas Kanit Lantas Polsek Karangasem, AKP I Made Budiarsa. “Ya, hanya satu korban yang dirujuk ke RS Sanglah,” ujar Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, yang kemarin sempat memantau para korban bersama Kadis Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama. *k16
Akibatnya, 26 pamedek yang semuanya asal Buleleng mengalami luka-luka. Saat musibah terjadi, Kamis pagi sekitar pukul 09.40 Wita, rombongan pamedek (umat yang hendak tangkil) ini naik Bus Prabu Pariwisata warna putih DK 9140 UF yang dikemudikan I Wayan Hermawan, 46, asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Seluruh 26 pamedek, termasuk sopir Wayan Hermawan, sebetulnya berasal dari Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem. Namun, mereka tinggal di tiga desa berbeda wilayah Kabupaten Buleleng, yakni Desa Penuktukan (Kecamatan Tejakula), Desa Sumberkima (Kecamatan Gerokgak), dan Desa Pemuteran (Kecamatan Gerokgak).
Rombongan pamedek yang dikoordinasikan I Made Suartika, 48, asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng diketahui berangkat dari Desa Pemuteran, Kamis subuh pukul 05.00 Wita. Awalnya, perjalanan dengan naik Bus Prabu Pariwisata DK 9140 UF yang dikemudikan Wayan Hermawan, lancar-lancar saja. Hanya saja, perjalanan agak tersendat setelah melewati Pasar Desa Seraya sekitar pukul 09.30 Wita, yang berupa tiku-ngan tanjakan dalam kondisi jalan rusak. Apalagi, sopir Wayan Hermawan baru pertama kali melayani pamedek ke Pura Bhur Bwah Swah, yang berada di puncak Bukit Seraya dan harus melalui medan yang ekstrem.
Begitu memasuki lokasi TKP yang berjarak 2 kilimeter setelah melewati Pasar Desa Seraya, dalam medan tanjakan menikung ke kiri, sekitar pukul 09.40 Wita, bus yang dikemudikan Wayan Hermawan kehilangan kendali. Awalnya, bus naas ini sempat ngatret (bergerak mundur) sejauh 10 meter akibat tak kuat nanjak, sebelum akhirnya terguling. Posisi kepala bus pasca tergulung sampai berbalik dari semula mengarah ke utara menjadi selatan. Seluruh 26 pamedek, termasuk sopir, saling tindih hingga terluka.
Kejadian ini dilaporkan warga setempat kepada Kelian Banjar Peninggaran, Desa Seraya Tengah, I Ketut Orta. Selanjutnya, Ketut Orta menyampaikan informasi ini ke Puskesmas Karangasem II di Desa Seraya Tengah. Tak lama berselang, datang ambulans dari Puskesmas Karanmgasem II ke lokasi TKP untuk mengevakuasi seluruh korban yang terluka.
Sebagian korban dievakuasi ke Puskesmas Karaangasem II, sebagian lagi langsung dibawa ke RSUD Karangasem di Amlapura. Pada akhirnya, seluruh korban dirujuk ke RSUD Karangasem. Dari 26 korban, satu di antaranya harus dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar karena cedera kepala berat, yakni I Ketut Candra, 52.
Turut jadi korban dalam kecelakaan bus terguling ini adalah I Gusti Ayu Ketut Dar-mawati, 43, bidan asal Banjar Pengumbahan, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang bertugas di Puskesmas Gerokgak II. Selain itu, juga ada korban bocah Kelas V SD, yakni Ketut Yuda Bagistra, 11, asal Banjar Sumber Kesambi, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, asal dari Banjar Sumber Kesambi. Ketut Yuda jadi korban bersama ibunya, Luh Gunasih, 52.
"Para korban yang dirawat di RSUD Karangasem rata-rata luka ringan, tak ada yang luka berat. Satu-satunya yang luka berat telah ditrujuk ke RS Sanglah,” jelas Kanit Lantas Polsek Karangasem, AKP I Made Budiarsa. “Ya, hanya satu korban yang dirujuk ke RS Sanglah,” ujar Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, yang kemarin sempat memantau para korban bersama Kadis Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama. *k16
Komentar