Permohonan Dokumen Ekspor Melonjak
Mengantisipasi dokumen tidak bisa menyertai komoditas ekspor, para eksportir ramai-ramai ngurus SKA sebelum dimulainya cuti bersama libur panjang Lebaran, 11-20 Juni mendatang.
Jelang 10 Hari Cuti Bersama Libur Lebaran
DENPASAR, NusaBali
Permohonan dokumen ekspor, yakni Surat Keterangan Asal (SKA) untuk komoditas ekspor di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) meningkat dua kali lipat dari hari biasa, sejak Selasa (5/6). Jika hari biasa, permohonan layanan SKA rata-rata antara 150-200, namun Rabu dan Kamis kemarin mencapai 400 permohonan. Kalangan eksportir menyatakan secepatnya mengurus SKA atau dokumen ekspor menyusul masa cuti panjang bersama pegawai/ASN terkait Lebaran yang akan datang. “Jangan sampai barang sudah tiba (di Negara tujuan) dokumen belum sampai,” ujar Wayan Dartawan, seorang pegawai kargo/eskportir di Disperindag Bali, Kamis (7/6).
Dari penuturan pihak eksportir, tidak selalu antara barang atau komoditas ekspor dalam satu paket dengan dokumennya/SKA. “Pengiriman barang bisa mendahului lewat kapal laut, sedang dokumen menyusul dengan kiriman kilat (pesawat udara),” ujar Dartawan. Tentunya barang ekspor dan dokumennya sudah diterima dalam waktu yang relatif bersamaan di Negara/kota tujuan. “Karena itulah pengurusan SKA dikebut, karena pegawai segera libur,” ujarnya.
Dikatakan jangan sampai barang ekspor tiba di tujuan tanpa dokumen/SKA, karena SKA wajib harus disertakan. Komoditas yang banyak diurus SKA, merupakan komoditas andalan Bali yang selama ini sudah lumrah. Mulai produk garmen/sandang, produk kayu seperti funiture, handicraft dan lainnya.
Kadis Perindag Bali Putu Astawa, membenarkan lonjakan permohonan SKA sejak beberapa hari terakhir. “Memang ini terkait jelang cuti,” katanya. Namun demikian, keseharian sesungguhnya permohonan SKA tetap ramai. “Itu menandakan gerakan ekspor kita tetap positif,” lanjut Astawa.
Secara kumulatif dari tahun ke tahun, kata Astawa mengalami peningkatan. “Sedang jika dicermati dalam bulanan tentu memang dinamis (fluktuatif),” tegasnya. Khusus terkait pengurus dokumen SKA, Astawa menyatakan akan tetap mengupayakan layanan dalam waktu cuti bersama nanti. Selain tetap berupaya memberi pelayanan, tentu dimaksudkan untuk mendorong peningkatan ekspor. “Hanya layanan tidak full, cukup setengah hari saja. Agar mereka (pegawai) juga dapat libur,” pejabat yang sebelumnya menjabat Kepala Bappeda Bali.
Pantauan kemarin, puluhan pemohon SKA harus rela antre menunggu layanan pengurusan SKA oleh pegawai dan staf terkait di Disperindag Bali. Pegawai dan staf yang bertugas juga sibuk dan serius. Raut mereka terlihat lelah dan tegang. “Sekitar empat ratusan pak,” ujar salah seorang di antara mereka sambil memilah kelengkapan syarat SKA. *k17
DENPASAR, NusaBali
Permohonan dokumen ekspor, yakni Surat Keterangan Asal (SKA) untuk komoditas ekspor di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) meningkat dua kali lipat dari hari biasa, sejak Selasa (5/6). Jika hari biasa, permohonan layanan SKA rata-rata antara 150-200, namun Rabu dan Kamis kemarin mencapai 400 permohonan. Kalangan eksportir menyatakan secepatnya mengurus SKA atau dokumen ekspor menyusul masa cuti panjang bersama pegawai/ASN terkait Lebaran yang akan datang. “Jangan sampai barang sudah tiba (di Negara tujuan) dokumen belum sampai,” ujar Wayan Dartawan, seorang pegawai kargo/eskportir di Disperindag Bali, Kamis (7/6).
Dari penuturan pihak eksportir, tidak selalu antara barang atau komoditas ekspor dalam satu paket dengan dokumennya/SKA. “Pengiriman barang bisa mendahului lewat kapal laut, sedang dokumen menyusul dengan kiriman kilat (pesawat udara),” ujar Dartawan. Tentunya barang ekspor dan dokumennya sudah diterima dalam waktu yang relatif bersamaan di Negara/kota tujuan. “Karena itulah pengurusan SKA dikebut, karena pegawai segera libur,” ujarnya.
Dikatakan jangan sampai barang ekspor tiba di tujuan tanpa dokumen/SKA, karena SKA wajib harus disertakan. Komoditas yang banyak diurus SKA, merupakan komoditas andalan Bali yang selama ini sudah lumrah. Mulai produk garmen/sandang, produk kayu seperti funiture, handicraft dan lainnya.
Kadis Perindag Bali Putu Astawa, membenarkan lonjakan permohonan SKA sejak beberapa hari terakhir. “Memang ini terkait jelang cuti,” katanya. Namun demikian, keseharian sesungguhnya permohonan SKA tetap ramai. “Itu menandakan gerakan ekspor kita tetap positif,” lanjut Astawa.
Secara kumulatif dari tahun ke tahun, kata Astawa mengalami peningkatan. “Sedang jika dicermati dalam bulanan tentu memang dinamis (fluktuatif),” tegasnya. Khusus terkait pengurus dokumen SKA, Astawa menyatakan akan tetap mengupayakan layanan dalam waktu cuti bersama nanti. Selain tetap berupaya memberi pelayanan, tentu dimaksudkan untuk mendorong peningkatan ekspor. “Hanya layanan tidak full, cukup setengah hari saja. Agar mereka (pegawai) juga dapat libur,” pejabat yang sebelumnya menjabat Kepala Bappeda Bali.
Pantauan kemarin, puluhan pemohon SKA harus rela antre menunggu layanan pengurusan SKA oleh pegawai dan staf terkait di Disperindag Bali. Pegawai dan staf yang bertugas juga sibuk dan serius. Raut mereka terlihat lelah dan tegang. “Sekitar empat ratusan pak,” ujar salah seorang di antara mereka sambil memilah kelengkapan syarat SKA. *k17
Komentar