Hari Raya Numpuk, Harga Sembako Terus Diawasi
Harga 16 bahan pokok sepekan terakhir terus diawasi di tengah menumpuknya hari raya.
SINGARAJA, NusaBali
Tim Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Buleleng, beserta tim dari Departemen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI, terus melakukan pemantauan rutin sejak sepekan terakhir. Pemantauan harga tersebut disebut untuk mengantisipasi lonjakan harga di pasaran.
Kepala Dinas Dagprin Buleleng, Ketut Suparto yang dihubungi Kamis (7/6) kemarin menyebutkan timnya beserta tim pusat sudah melakukan pemantauan harga sejak tanggal 4 Juni lalu dan akan berakhir pada tanggal 13 Juni mendatang. “Pemantauan harga secara intensif ini menyusul hari raya Galungan-Kuningan dan juga Idul Fitri, agar tidak ada lonjakan harga, kalau toh ada segara akan diantisipasi,” kata dia.
Namun dari hasil pemantauan harga 16 bahan pokok yang meliputi, beras premium, beras medium, gula gasir, minyak goreng curah, minyak goreng kemasan, daging sapi, daging sapi beku, tepung terigu, daging ayam ras, telur ayam ras, cabe merah, cabe rawit, cabe keriting, bawang merah, bawang putih, belum ditemukan peningkatan harga yang signifikan.
Meski kenaikan harga memang ditemui di sejumlah komoditas di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri, yang melampau Harga Eceran Tertinggi (HET). Seperti beras medium C4 yang HETnya dipatok Rp 9.450, terjual di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri Rp 11 ribu perkilogram. Begitu pula harga minyak goreng curah maupun kemasan, mengalami lonjakan harga Rp 1.000-1.200 per liternya.
Lonjakan harga juga ditemukan pada daging ayam yang HETnya hanya Rp 32 ribu terjual di Pasar Anyar 35 ribu dan Pasar Banyuasri Rp 36 ribu per kilogram. Kenaikan harga yang cukup tinggi malah ditemukan pada telur ayam yang HETnya hanya Rp 22 ribu per kilogram, di dua pasar besar di Buleleng terjual dengan harga Rp 27 ribu.
Meski demikian Suparto mengatakan kenaikan harga sejumlah komoditas itu masih bersifat wajar. Pihaknya pun mengaku akan terus melakukan pemantauan dan segera melakukan langkah antisipasi jika ada lonjakan harga yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Buleleng. Sementara itu sejauh ini stok 16 bahan pokok itu khususnya di Buleleng masih dinyatakan aman hingga puncak hari raya Idul Fitri pada 15 Juni mendatang. *k23
Tim Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Buleleng, beserta tim dari Departemen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI, terus melakukan pemantauan rutin sejak sepekan terakhir. Pemantauan harga tersebut disebut untuk mengantisipasi lonjakan harga di pasaran.
Kepala Dinas Dagprin Buleleng, Ketut Suparto yang dihubungi Kamis (7/6) kemarin menyebutkan timnya beserta tim pusat sudah melakukan pemantauan harga sejak tanggal 4 Juni lalu dan akan berakhir pada tanggal 13 Juni mendatang. “Pemantauan harga secara intensif ini menyusul hari raya Galungan-Kuningan dan juga Idul Fitri, agar tidak ada lonjakan harga, kalau toh ada segara akan diantisipasi,” kata dia.
Namun dari hasil pemantauan harga 16 bahan pokok yang meliputi, beras premium, beras medium, gula gasir, minyak goreng curah, minyak goreng kemasan, daging sapi, daging sapi beku, tepung terigu, daging ayam ras, telur ayam ras, cabe merah, cabe rawit, cabe keriting, bawang merah, bawang putih, belum ditemukan peningkatan harga yang signifikan.
Meski kenaikan harga memang ditemui di sejumlah komoditas di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri, yang melampau Harga Eceran Tertinggi (HET). Seperti beras medium C4 yang HETnya dipatok Rp 9.450, terjual di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri Rp 11 ribu perkilogram. Begitu pula harga minyak goreng curah maupun kemasan, mengalami lonjakan harga Rp 1.000-1.200 per liternya.
Lonjakan harga juga ditemukan pada daging ayam yang HETnya hanya Rp 32 ribu terjual di Pasar Anyar 35 ribu dan Pasar Banyuasri Rp 36 ribu per kilogram. Kenaikan harga yang cukup tinggi malah ditemukan pada telur ayam yang HETnya hanya Rp 22 ribu per kilogram, di dua pasar besar di Buleleng terjual dengan harga Rp 27 ribu.
Meski demikian Suparto mengatakan kenaikan harga sejumlah komoditas itu masih bersifat wajar. Pihaknya pun mengaku akan terus melakukan pemantauan dan segera melakukan langkah antisipasi jika ada lonjakan harga yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Buleleng. Sementara itu sejauh ini stok 16 bahan pokok itu khususnya di Buleleng masih dinyatakan aman hingga puncak hari raya Idul Fitri pada 15 Juni mendatang. *k23
1
Komentar