Kepala Dipenggal
Ular Derik Masih Bisa Gigit Seorang Pria
AUSTIN, NusaBali
Seorang pria di Texas, Amerika Serikat, hampir mati usai digigit ular derik yang kepalanya baru saja dia penggal. Dilansir kompas dari ABC News, Rabu (6/6), Jennifer Sutcliffe dan suaminya sedang berkebun di pekarangan rumahnya di Corpus Christi pada 27 Mei lalu. Kemudian, dia melihat ular derik sepanjang 1,2 meter bersembunyi.
Suami Sutcliffe langsung mengambil sekop dan memenggal kepala ular. Namun, ketika sang suami mengambil kepala ular itu untuk dibuang, dia malah digigit pada bagian tangannya. Ular mengeluarkan semua racunnya ke dalam tubuh suami Sutcliffe sehingga menyebabkan pria tersebut mengalami kejang, kehilangan penglihatan, dan terjadi pendarahan internal. Foto-foto menunjukkan tangannya membengkak dan memar berwarna ungu gelap.
Sutcliffe menyatakan, 24 jam pertama setelah digigit ular merupakan momen terburuk bagi suaminya. Awalnya, dokter mengatakan kepada Sutcliffe bahwa kemungkinan suaminya tidak akan selamat meski telah diberi obat anti- racun. Orang yang digigit ular biasanya diberi obat penawar yang mahal sebesar dua hingga empat dosis. Namun, suami Sutcliffe harus diberi 26 dosis.
Sekarang, suami Sutcliffe dalam kondisi stabil, tetapi masih mengalami fungsi ginjal yang lemah. Kepala ular masih memiliki kemampuan menggigit dan menyuntikkan racun karena beberapa gerakan refleks masih tetap ada kendati telah terpisah dari tubuhnya.
"Ada sekitar 6.000 hingga 8.000 kasus digigit ular dalam setahun di AS, dan sekitar 10 hingga 12 orang tewas karenanya," kata ahli bedah di Corpus Christi, Michael Halpert.
Halpert memperingatkan kepada warga agar tidak mengisap racun ular. "Anda harus menjaga agar korban tetap tenang, jaga area yang digigit berada sedikit di atas posisi jantung. Bawa korban ke unit gawat darurat terdekat," ucapnya.
Diwartakan BBC, Leslie Boyer, dokter anti-racun di Universitas Arizona, mengimbau agar masyarakat tidak membunuh ular dengan memotong atau memenggal. "Ini kekejaman terhadap hewan dan bisa menghadapkan Anda dengan sejumlah racun," ujarnya. *
Seorang pria di Texas, Amerika Serikat, hampir mati usai digigit ular derik yang kepalanya baru saja dia penggal. Dilansir kompas dari ABC News, Rabu (6/6), Jennifer Sutcliffe dan suaminya sedang berkebun di pekarangan rumahnya di Corpus Christi pada 27 Mei lalu. Kemudian, dia melihat ular derik sepanjang 1,2 meter bersembunyi.
Suami Sutcliffe langsung mengambil sekop dan memenggal kepala ular. Namun, ketika sang suami mengambil kepala ular itu untuk dibuang, dia malah digigit pada bagian tangannya. Ular mengeluarkan semua racunnya ke dalam tubuh suami Sutcliffe sehingga menyebabkan pria tersebut mengalami kejang, kehilangan penglihatan, dan terjadi pendarahan internal. Foto-foto menunjukkan tangannya membengkak dan memar berwarna ungu gelap.
Sutcliffe menyatakan, 24 jam pertama setelah digigit ular merupakan momen terburuk bagi suaminya. Awalnya, dokter mengatakan kepada Sutcliffe bahwa kemungkinan suaminya tidak akan selamat meski telah diberi obat anti- racun. Orang yang digigit ular biasanya diberi obat penawar yang mahal sebesar dua hingga empat dosis. Namun, suami Sutcliffe harus diberi 26 dosis.
Sekarang, suami Sutcliffe dalam kondisi stabil, tetapi masih mengalami fungsi ginjal yang lemah. Kepala ular masih memiliki kemampuan menggigit dan menyuntikkan racun karena beberapa gerakan refleks masih tetap ada kendati telah terpisah dari tubuhnya.
"Ada sekitar 6.000 hingga 8.000 kasus digigit ular dalam setahun di AS, dan sekitar 10 hingga 12 orang tewas karenanya," kata ahli bedah di Corpus Christi, Michael Halpert.
Halpert memperingatkan kepada warga agar tidak mengisap racun ular. "Anda harus menjaga agar korban tetap tenang, jaga area yang digigit berada sedikit di atas posisi jantung. Bawa korban ke unit gawat darurat terdekat," ucapnya.
Diwartakan BBC, Leslie Boyer, dokter anti-racun di Universitas Arizona, mengimbau agar masyarakat tidak membunuh ular dengan memotong atau memenggal. "Ini kekejaman terhadap hewan dan bisa menghadapkan Anda dengan sejumlah racun," ujarnya. *
Komentar