Tato Ungkap Identitas Jasad yang Membusuk
Tato gambar kompas di tangan, tato nama ‘Arik’ di punggung kanan dan tato lainnya di bagian paha menjadi pengungkap jati diri mayat di kawasan Pantai Penimbangan.
Penemuan Mayat dalam Mobil
SINGARAJA, NusaBali
Identitas mayat Mr X yang ditemukan membusuk di dalam mobil Daihatsu Ayla putih DK 1092 UK di sebelah Barat Pura Segara Penimbangan, wilayah Pantai Penimbangan (PP), Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada Kamis (7/6) lalu, terungkap. Mayat Mr X teridentifikasi atas nama Gede Ari Artawan, 18, warga Banjar Dinas Tegallinggah Bawah, Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Terungkapnya identitas Mr X, berawal dari tato yang ada di tubuh korban. Yakni tato gambar kompas di tangan, tato nama ‘Arik’ di punggung kanan dan tato lainnya di bagian paha. Hal tersebut pun diyakini keluarga korban yang sangat shock mendengar kabar duka. Ibu korban, Luh Rediani, 38, yang ditemui di rumah duka mengatakan ia baru tahu anaknya telah tiada setelah sejumlah polisi mencari alamat rumah anaknya.
Ia yang saat itu sedang bekerja dikabari oleh sepupunya yang pertama kali ditanyai polisi rumah korban. Selama ini korban yang merupakan anak sulung Rediani dan Ketut Mariada, 42, itu bekerja di sebuah toko grosiran di wilayah Jalan Pandawa, Denpasar. Sehingga orangtuanya mengaku tidak mengetahui anaknya telah tiada.
“Kemarin sekitar jam 3 sore ada polisi yang cari alamat anak saya, dikabarkan bahwa ditemukan mayat dengan tato Arik, saya langsung yakin itu anak saya, karena saya tahu dia punya tato nama di punggung kanan, dan ada dua lagi di tangan dan paha,” kata dia sambil menyeka air mata. Rediani pun semakin yakin ketika polisi mengutarakan bahwa mayat yang telah membusuk itu memakai ikat pinggang bertuliskan SMPN 4 Sukasada. Menurut Rediani, ikat pinggang memang dipakai Ari, saat pulang tekahir pada hari raya Galungan lalu.
“Itu ikat pinggang adiknya, (Kadek Yuliartana,13, red). Kemarin pas dia pulang terakhir lupa bawa ikat pinggang, dan ikat pinggang adiknya yang dipakai saat kembali ke Denpasar,” imbuh dia.
Rediani menceritakan ia terakhir kali bertemu dengan anak sulungnya saat Galungan. Korban Ari yang bekerja di Denpasar pulang sehari, tepat pada Rabu (30/5) lalu dan kembali ke Denpasar pada Kamis (31/5) pagi, dengan menumpang saudaranya yang juga bekerja di Denpasar.
Semua berjalan seperti biasa bagi Rediani. Bahkan tidak ada firasat dan mimpi buruk yang menghampirinya jelang kepergian anaknya menghadap Tuhan. Rediani pun pada Senin (4/6) lalu berniat untuk menelepon Ari yang bekerja di rantauan sebagai rutinitasnya sebagai seorang ibu yang ingin mengetahui keadaan anaknya di rantauan. Namun saat itu nomor telpon Ari sudah dalam keadaan tidak aktif. Rediani pun sempat mencoba menelepon anaknya keesokan harinya pada Selasa (6/6) lalu namun masih saja tidak aktif. Hingga akhirnya ia mendengar kabar duka ini.
Dituturkan sang ibu, Ari memang sering kali pulang menggunakan mobil rent car. Bahkan ibunya pun mengiakan bahwa mobil yang diamankan polisi saat ini sebagai barang bukti memang sering dibawa Ari.
Korban Ari dikenal keluarganya sangat pendiam dan tidak banyak bicara. Meski ia merupakan anak putus sekolah, Ari tetap memiliki semangat kerja yang tinggi. Menurut ibunya ia mau bekerja apa saja. Selama memutuskan berhenti sekolah di bangku kelas XI SMA, ia marantau ke Denpasar.
Awalnya Ari disebut ibunya sempat bekerja di sebuah hotel sebagai cleaning service. Kemudian karena efek erupsi gunung Agung ia pindah ke sebuah bengkel las. Karena sempat mengeluh sakit telinga, ia pun bekerja di sebuah toko grosiran di Denpasar hingga saat ini.
Menurut kesaksian Rediani, Ari anak pertamanya memang setahun terakhir terdiagnosa mengalami penyakit paru-paru yang kronis. Bahkan Ari yang disebut suka minum miras dan perokok berat beberapa kali mengalami muntah darah. Saat ini pihak keluarga sedang menunggu proses otopsi selesai.
Sementara itu Wakapolres Buleleng, Kompol Rony Riantoko ditemui di Mapolres Buleleng kemarin siang mengatakan sejauh ini timnya masih melakukan penyelidikan terkait kasus temuan mayat itu, sembari menunggu hasil otopsi dari Lab Forensik RSUP Sanglah. “Kami masih dalami dan sudah kirim ke labfor juga untuk mengetahui kandungan serbuk putih dan juga batu yang ditemukan apakah ada kaitannya dengan kematian korban atau tidak,” ungkapnya.7k23
Komentar