Kedelai di Kubu Kekeringan
Demplot kedelai seluas 4 are di Banjar Penginyahan, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, Karangasem, gagal tumbuh subur. Sebagian besar tanaman kedalai kekeringan dan mati.
AMLAPURA, NusaBali
Sebab lahannya kering dan menggunakan lapisan mulsa (plastik). Dugaan sementara kedelai tumbuh kerdil karena kondisinya panas. Ketua Komisi IV DPRD Karangasem dari Desa Tianyar Tengah, I Nyoman Musna Antara, yang menilai demplot kedelai itu gagal. “Pertumbuhannya tidak merata,” ungkapnya, Minggu (10/6). Tanaman kedelai yang baru berumur dua bulan pertumbuhannya ada yang kering, kerdil, dan ada yang kerdil. “Lapisan tanah menggunakan mulsa, bisa saja hawanya panas atau lahannya memang kering dan bertanam di musim panas,” duga Musna Antara.
Musna Antara berjanji berkoordinasi dengan pemerintah agar kembali melakukan demplot di tempat sama saat musim hujan. “Di sini cukup air, diambil dari sumur bor tetapi saat melakukan penyiraman tetap saja hawanya panas,” tambahnya. Musna Antara berharap untuk demplot keduakalinya mencapai hasil optimal sehingga menjadi harapan masyarakat di Kecamatan Kubu di kemudian hari untuk bertanam kedelai. Sebab, selama ini di awal musim hujan hanya bertanam singkong dan jagung.
I Ketut Ardika sebagai pemilik lahan merelakan lahannya digunakan demplot apalagi keuntungannya di kemudian hari dinikmati petani. Sebab demplot sebagai proyek percontohan untuk ditiru petani. Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Karangasem, I Wayan Supandi mengakui, hasil produksinya kurang optimal. “Demplot itu dibentuk atas permintaan warga dan warga yang menyodorkan bibit. Memang kurang cocok bertanam kedelai di musim panas,” kata Supandi.
Sebab tanah di demplot tersebut berpasir, intensitas panasnya tinggi. “Nanti kami coba lagi dengan bibit lokal sesuai permintaan warga, di awal musim hujan,” tambahnya. Sejak awal rencananya membangun demplot sesuai permintaan warga hanya saja pemerintah yang sedianya menyediakan bibit. Mengingat permintaan warga agar bibit milik warga digunakan sehingga hasilnya belum memuaskan. Banyak faktor penyebabnya, yang utama karena panas, tanah berpasir, dan bibit lokal. *k16
Musna Antara berjanji berkoordinasi dengan pemerintah agar kembali melakukan demplot di tempat sama saat musim hujan. “Di sini cukup air, diambil dari sumur bor tetapi saat melakukan penyiraman tetap saja hawanya panas,” tambahnya. Musna Antara berharap untuk demplot keduakalinya mencapai hasil optimal sehingga menjadi harapan masyarakat di Kecamatan Kubu di kemudian hari untuk bertanam kedelai. Sebab, selama ini di awal musim hujan hanya bertanam singkong dan jagung.
I Ketut Ardika sebagai pemilik lahan merelakan lahannya digunakan demplot apalagi keuntungannya di kemudian hari dinikmati petani. Sebab demplot sebagai proyek percontohan untuk ditiru petani. Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Karangasem, I Wayan Supandi mengakui, hasil produksinya kurang optimal. “Demplot itu dibentuk atas permintaan warga dan warga yang menyodorkan bibit. Memang kurang cocok bertanam kedelai di musim panas,” kata Supandi.
Sebab tanah di demplot tersebut berpasir, intensitas panasnya tinggi. “Nanti kami coba lagi dengan bibit lokal sesuai permintaan warga, di awal musim hujan,” tambahnya. Sejak awal rencananya membangun demplot sesuai permintaan warga hanya saja pemerintah yang sedianya menyediakan bibit. Mengingat permintaan warga agar bibit milik warga digunakan sehingga hasilnya belum memuaskan. Banyak faktor penyebabnya, yang utama karena panas, tanah berpasir, dan bibit lokal. *k16
Komentar