Kementerian Migas Bantu 1.014 Mesin Tempel
Biaya mesin tempel elpiji Rp 18 ribu sekali melaut, mesin tempel berbahan bakar premium Rp 100 ribu.
AMLAPURA, NusaBali
Kementerian Minyak dan Gas (Migas) sediakan 1.014 mesin tempel berbahan bakar elpiji 3 kilogram untuk nelayan Karangasem. Dari 1.070 nelayan pemilik mesin tempel, hanya 1.014 nelayan dinyatakan lulus verifikasi dan layak dapat bantuan. Rencananya bantuan ribuan mesin tempel itu diserahkan pada Selasa (14/8) mendatang.
Kepala Dinas Perikanan Karangasem, I Ketut Artama, mengungkapkan bantuan tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 1.116 mesin berkekuatan 15 PK. Nelayan penerima bantuan ada di empat kecamatan masing-masing Kecamatan Abang sebanyak 381 mesin, Kecamatan Karangasem 251 mesin, Kecamatan Kubu 351 mesin, dan Kecamatan Manggis 133 mesin. Sedangkan bantuan tahun 2016 mencapai 625 mesin, masing-masing di Kecamatan Abang 229, Kecamatan Karangasem 105, Kecamatan Kubu 241, dan Kecamatan Manggis 46 unit.
Jumlah nelayan di Karangasem sebanyak 5.065 orang tergabung di 254 kelompok tersebar di empat kecamatan. “Bantuan mesin itu sebenarnya satu paket. Selain dapat bantuan mesin juga bantuan 2 tabung elpiji 3 kilogram,” kata Artama, Minggu (10/6). Selama ini nelayan menggunakan mesin tempel berbahan bakar premium, boros biaya operasional. Sekali melaut habis hingga Rp 100.000. Setelah diganti menggunakan mesin berbahan bakar elpiji, sekali melaut maksimal habis satu tabung elpiji 3 kilogram hanya berbiaya Rp 18.000.
Ketua Kelompok Nelayan Minajay di Banjar Tigaron, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, I Nyoman Mangku, tetap berharap agar seluruh nelayan di Kecamatan Kubu kebagian bantuan mesin berbahan bakar elpiji. Selama ini terdata 1.458 nelayan tergabung di 74 kelompok yang telah kebagian bantuan hanya 241 nelayan. “Masih banyak nelayan di Kecamatan Kubu belum dapat bantuan,” jelas Nyoman Mangku. Nelayan sangat berharap dapat bantuan mesin karena biaya bahan bakarnya sangat irit. Sedangkan nelayan yang menggunakan mesin lama berbahan bakar premium lebih banyak rugi melaut. “Apalagi selama sebulan terakhir di perairan Kecamatan Kubu tidak ada ikan. Walau cuaca bersahabat, ikan tidak datang,” katanya.
Nelayan dari Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Jumakyah, mengaku tidak ada agenda akan dapat bantuan mesin dari Kementerian Migas. “Selama ini nelayan di Banjar Ujung Pesisi belum pernah dengar ada yang dapat bantuan mesin. Termasuk di tahun 2018 ini,” jelas Jumakyah. *k16
Kementerian Minyak dan Gas (Migas) sediakan 1.014 mesin tempel berbahan bakar elpiji 3 kilogram untuk nelayan Karangasem. Dari 1.070 nelayan pemilik mesin tempel, hanya 1.014 nelayan dinyatakan lulus verifikasi dan layak dapat bantuan. Rencananya bantuan ribuan mesin tempel itu diserahkan pada Selasa (14/8) mendatang.
Kepala Dinas Perikanan Karangasem, I Ketut Artama, mengungkapkan bantuan tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 1.116 mesin berkekuatan 15 PK. Nelayan penerima bantuan ada di empat kecamatan masing-masing Kecamatan Abang sebanyak 381 mesin, Kecamatan Karangasem 251 mesin, Kecamatan Kubu 351 mesin, dan Kecamatan Manggis 133 mesin. Sedangkan bantuan tahun 2016 mencapai 625 mesin, masing-masing di Kecamatan Abang 229, Kecamatan Karangasem 105, Kecamatan Kubu 241, dan Kecamatan Manggis 46 unit.
Jumlah nelayan di Karangasem sebanyak 5.065 orang tergabung di 254 kelompok tersebar di empat kecamatan. “Bantuan mesin itu sebenarnya satu paket. Selain dapat bantuan mesin juga bantuan 2 tabung elpiji 3 kilogram,” kata Artama, Minggu (10/6). Selama ini nelayan menggunakan mesin tempel berbahan bakar premium, boros biaya operasional. Sekali melaut habis hingga Rp 100.000. Setelah diganti menggunakan mesin berbahan bakar elpiji, sekali melaut maksimal habis satu tabung elpiji 3 kilogram hanya berbiaya Rp 18.000.
Ketua Kelompok Nelayan Minajay di Banjar Tigaron, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, I Nyoman Mangku, tetap berharap agar seluruh nelayan di Kecamatan Kubu kebagian bantuan mesin berbahan bakar elpiji. Selama ini terdata 1.458 nelayan tergabung di 74 kelompok yang telah kebagian bantuan hanya 241 nelayan. “Masih banyak nelayan di Kecamatan Kubu belum dapat bantuan,” jelas Nyoman Mangku. Nelayan sangat berharap dapat bantuan mesin karena biaya bahan bakarnya sangat irit. Sedangkan nelayan yang menggunakan mesin lama berbahan bakar premium lebih banyak rugi melaut. “Apalagi selama sebulan terakhir di perairan Kecamatan Kubu tidak ada ikan. Walau cuaca bersahabat, ikan tidak datang,” katanya.
Nelayan dari Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Jumakyah, mengaku tidak ada agenda akan dapat bantuan mesin dari Kementerian Migas. “Selama ini nelayan di Banjar Ujung Pesisi belum pernah dengar ada yang dapat bantuan mesin. Termasuk di tahun 2018 ini,” jelas Jumakyah. *k16
1
Komentar