Koster-Ace Unggul di 8 Kabupaten
Berdasar survei SMRC, mayoritas pemilih beragama Hindu dukung Koster-Ace, sementara pemilih Islam dominan sokong Mantra-Kerta
Koster-Ace Tembus 48,3 Persen, Mantra-Kerta Dapat 26,9 Persen Berdasarkan Hasil Survei SMRC
DENPASAR, NusaBali
Siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018, sudah mulai bisa diraba. Pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1, berpeluang besar meraih kemenangan. Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang hasilnya diumumkan di Denpasar, Senin (11/6), Koster-Cok Ace unggul di 8 kabupaten.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengatakan Koster-Ace (Cagub-Cawagub Bali yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP) unggul dengan raihan 48,3 persen. Keunggulan Koster-Ace terjadi di 8 daeragm yakni Kabupaten Buleleng, Badung, Tabanan, Jembrana, Gianyar, Bangli, Klungkung, dan Karangasem.
Sedangkan pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB, mendapat dukungan 26,9 persen. Mantra-Kerta hanya unggul di Kota Denpasar. Sementara, responden yang menyatakan belum menentukan pilihan dengan menjawab tidak tahu, mencapai 24,8 persen.
Deni Irvani mengatakan, survei SMRC ini dilakukan periode 30 April hingga 6 Mei 2018, dengan sampel 820 orang, yakni Warga Negara Indonesia (WNI) di Provinsi Bali yang sudah memiliki hak pilih (di atas 17 tahun). Survei menggunakan metode multistage random sampling, di mana desa/kelurahan di tingkat Kecamatan dipilih dengan jumlah proporsional. Survei SMRC ini memiliki margin of error (toleransi kesalahan) 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang terlatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebensar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot chek). “Tidak ditemukan kesalahan berarti dalam quality control ini,” ujar Deni Irvani saat rilis hasil survei di Legong Room Inna The Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar Selatan, Senin kemarin.
Selain indikator kewilayahan di mana Koster-Ace unggul telak dari Mantra-Kerta di 8 kabupaten, ada juga dari sisi sosio demografi pemilih (agama, suku) yang membuat pasangan calon nomor urut 1 unggul. Berdasarkan survei SMRC, sebanyak 51,8 pesren pemilih beragama Hindu memilih Koster-Ace, 25,6 persen lagi memilih Mantra-Kerta.
Namun, Koster-Ace kalah di pemilih yang beragama Islam. Untuk pemilih beragama Islam, lebih banyak memilih Mantra-Kerta yakni 39,8 persen, sementara Koster-Ace hanya meraih dukungan 21,5 persen.
Dari sisi lainnya, sebanyak 51,8 pesren suku Bali memilih Koster-Ace, di mana yang memilih Mantra-Kerta hanya 24,4 persen. Sebaliknya, pemilih dari Suku Jawa lebih banyak memilih Mantra-Kerta yakni 38,2 persen, sedangkan yang pilih Koster-Ace hanya 19,6 persen.
Menurut Deni, hasil survei SMRC tersebut menjadi indikasi bahwa bilamana Pilgub Bali dilaksanakan bulan Mei 2018, dapat dipastikan Koster-Ace keluar sebagai pemenang. Dengan selisih mencapai 21,4 persen atas Mantra-Kerta, juga menjadi indikasi bahwa tingkat keterpilihan Koster-Ace sudah tidak bisa dikejar lagi dalam waktu sebulan sebelum masa kampanye berakhir, 23 Juni 2018. Pasalnya, kata Deni, secara empiris perubahan tingkat keterpilihan pasangan calon maksimal 5 persen.
“Tingginya elektabilitas Koster-Ace juga didorong oleh besarnya dukungan dari massa pemilih PDIP. Sementara PDIP adalah partai dengan suara terbesar bila Pemilu diadakan sekarang. Sentimen partai terlihat cukup kuat. Massa pemilih PDIP cukup solid mendukung Koster-Ace,” jelas Deni.
Apakah dalam sisa waktu dua pekan ke depan bisa terjadi perubahan tingkat keterpilihan kandidat, menurut Deni, itu mungkin saja. “Pemilih Koster-Ace bisa pindah ke Mantra-Kerta atau sebaliknya pemilih Mantra-Kerta pindah ke Koster-Ace. Tapi, bicara peluang dengan pemilih yang belum menentukan pilihan ini, Koster-Ace punya kans memenangkan Pilgub Bali, 27 Juni 2018, sepanjang mampu mempertahankan ritme kinerja dan sosialisasi di masyarakat sekarang ini,” beber Deni.
Terkait pemilih yang belum menetapkan pilihannya sebanyak 24,8 persen, menurut Deni, tidak ada yang bisa menentukan pasti ke mana arah pilihan mereka. “Apakah dibagi dua atau tidak, itu tak bisa dipastikan. Kecuali ada incumbent dengan status Gubernur, bisa saja ada peluang lari ke incumbent. Kalau angka 24,8 persen ini dibagi proporsional, Koster-Ace unggul,” tegas Deni.
Deni juga menyampaikan Pilgub Bali 2018 menjadi catatan tersendiri, karena dilaksanakan dalam suasana Hari Raya Idul Fitri. Banyak pemilih pulang kampung dan berpeluang tidak menggunakan hak pilihnya. ”Ini juga jadi catatan bagi penyelenggara (KPU Bali). Kita berharap penyelenggara bisa maksimal memfasilitasi pemilih menggunakan hak pilihnya,” harap Deni.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Mantra-Kerta Provinsi Bali, Gede Ngurah Wididanaa alias Pak Oles, menanggapi dingin hasil survei SMRC yang menempatkan Koster-Ace sebagai pemenang. "Survei? Ya hasil survei ini akan kita jadikan upaya keras untuk kerja lebih keras lagi," tandas politisi Demokrat ini saat dikonfirmasi NusaBali. *nat
DENPASAR, NusaBali
Siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018, sudah mulai bisa diraba. Pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1, berpeluang besar meraih kemenangan. Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang hasilnya diumumkan di Denpasar, Senin (11/6), Koster-Cok Ace unggul di 8 kabupaten.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengatakan Koster-Ace (Cagub-Cawagub Bali yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP) unggul dengan raihan 48,3 persen. Keunggulan Koster-Ace terjadi di 8 daeragm yakni Kabupaten Buleleng, Badung, Tabanan, Jembrana, Gianyar, Bangli, Klungkung, dan Karangasem.
Sedangkan pasangan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), Cagub-Cawagub Bali nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB, mendapat dukungan 26,9 persen. Mantra-Kerta hanya unggul di Kota Denpasar. Sementara, responden yang menyatakan belum menentukan pilihan dengan menjawab tidak tahu, mencapai 24,8 persen.
Deni Irvani mengatakan, survei SMRC ini dilakukan periode 30 April hingga 6 Mei 2018, dengan sampel 820 orang, yakni Warga Negara Indonesia (WNI) di Provinsi Bali yang sudah memiliki hak pilih (di atas 17 tahun). Survei menggunakan metode multistage random sampling, di mana desa/kelurahan di tingkat Kecamatan dipilih dengan jumlah proporsional. Survei SMRC ini memiliki margin of error (toleransi kesalahan) 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang terlatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebensar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot chek). “Tidak ditemukan kesalahan berarti dalam quality control ini,” ujar Deni Irvani saat rilis hasil survei di Legong Room Inna The Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar Selatan, Senin kemarin.
Selain indikator kewilayahan di mana Koster-Ace unggul telak dari Mantra-Kerta di 8 kabupaten, ada juga dari sisi sosio demografi pemilih (agama, suku) yang membuat pasangan calon nomor urut 1 unggul. Berdasarkan survei SMRC, sebanyak 51,8 pesren pemilih beragama Hindu memilih Koster-Ace, 25,6 persen lagi memilih Mantra-Kerta.
Namun, Koster-Ace kalah di pemilih yang beragama Islam. Untuk pemilih beragama Islam, lebih banyak memilih Mantra-Kerta yakni 39,8 persen, sementara Koster-Ace hanya meraih dukungan 21,5 persen.
Dari sisi lainnya, sebanyak 51,8 pesren suku Bali memilih Koster-Ace, di mana yang memilih Mantra-Kerta hanya 24,4 persen. Sebaliknya, pemilih dari Suku Jawa lebih banyak memilih Mantra-Kerta yakni 38,2 persen, sedangkan yang pilih Koster-Ace hanya 19,6 persen.
Menurut Deni, hasil survei SMRC tersebut menjadi indikasi bahwa bilamana Pilgub Bali dilaksanakan bulan Mei 2018, dapat dipastikan Koster-Ace keluar sebagai pemenang. Dengan selisih mencapai 21,4 persen atas Mantra-Kerta, juga menjadi indikasi bahwa tingkat keterpilihan Koster-Ace sudah tidak bisa dikejar lagi dalam waktu sebulan sebelum masa kampanye berakhir, 23 Juni 2018. Pasalnya, kata Deni, secara empiris perubahan tingkat keterpilihan pasangan calon maksimal 5 persen.
“Tingginya elektabilitas Koster-Ace juga didorong oleh besarnya dukungan dari massa pemilih PDIP. Sementara PDIP adalah partai dengan suara terbesar bila Pemilu diadakan sekarang. Sentimen partai terlihat cukup kuat. Massa pemilih PDIP cukup solid mendukung Koster-Ace,” jelas Deni.
Apakah dalam sisa waktu dua pekan ke depan bisa terjadi perubahan tingkat keterpilihan kandidat, menurut Deni, itu mungkin saja. “Pemilih Koster-Ace bisa pindah ke Mantra-Kerta atau sebaliknya pemilih Mantra-Kerta pindah ke Koster-Ace. Tapi, bicara peluang dengan pemilih yang belum menentukan pilihan ini, Koster-Ace punya kans memenangkan Pilgub Bali, 27 Juni 2018, sepanjang mampu mempertahankan ritme kinerja dan sosialisasi di masyarakat sekarang ini,” beber Deni.
Terkait pemilih yang belum menetapkan pilihannya sebanyak 24,8 persen, menurut Deni, tidak ada yang bisa menentukan pasti ke mana arah pilihan mereka. “Apakah dibagi dua atau tidak, itu tak bisa dipastikan. Kecuali ada incumbent dengan status Gubernur, bisa saja ada peluang lari ke incumbent. Kalau angka 24,8 persen ini dibagi proporsional, Koster-Ace unggul,” tegas Deni.
Deni juga menyampaikan Pilgub Bali 2018 menjadi catatan tersendiri, karena dilaksanakan dalam suasana Hari Raya Idul Fitri. Banyak pemilih pulang kampung dan berpeluang tidak menggunakan hak pilihnya. ”Ini juga jadi catatan bagi penyelenggara (KPU Bali). Kita berharap penyelenggara bisa maksimal memfasilitasi pemilih menggunakan hak pilihnya,” harap Deni.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Mantra-Kerta Provinsi Bali, Gede Ngurah Wididanaa alias Pak Oles, menanggapi dingin hasil survei SMRC yang menempatkan Koster-Ace sebagai pemenang. "Survei? Ya hasil survei ini akan kita jadikan upaya keras untuk kerja lebih keras lagi," tandas politisi Demokrat ini saat dikonfirmasi NusaBali. *nat
Komentar