Kecewa, Titiek Soeharto Kabur dari Golkar
Diduga kecewa karena tidak dapat jatah sebagai Wakil Ketua MPR, Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto kabur dari Golkar.
JAKARTA, NusaBali
Putri mendiang Presiden Soeharto (pendiri Golkar) ini pilih gabung Partai Berkarya, parpol baru besutan adik kandungnya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Titiek Soeharto pun ikut menghadiri acara Partai Berkarya di tanah kelahiran ayahnya di Desa Kemusuk, Jogjakarta, Senin (11/6) siang. Kemudian, sore harinya Titiek Soeharto secara resmi mengumumkan aksi loncat partainya, dengan disaksikan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto dan Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso. Baik Prio Budi Santoso maupun Tommy Soeharto sama-sama mantan politisi Golkar.
Pidato politik pernyataan resmi pindah ke partai ini disampaikan Titiek Soeharto dalam acara konsolidasi pemenangan Partai Berkarya di Pendopo Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto Bantul, Jogjakarta. Titiek menegaskan, setelah pindah partai, dirinya segera akan mundur dari keanggotaan Fraksi Golkar DPR RI 2014-2019.
"Saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar. Saya memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat lewat Partai Berkarya. Sebagai konsekuensinya, tentunya saya harus melepaskan keanggotaan saya di DPR," jelas Titiek dalam pidato politiknya yang dilansir detikcom. "Saya mohon pamit kepada teman-teman di DPR. Saya mengucapkan terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan kita selama ini. Saya pasti akan merindukan saat-saat kebersamaan kita," imbuh mantan istri dari Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto ini.
Titiek tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Partai Golkar, yang telah membesarkan dan menempanya selama ini. Menurut Titiek, telah banyak politisi andal di Golkar. "Saat ini, Golkar memiliki begitu banyak politikus andal. Golkar tidak butuh saya, tapi saya dibutuhkan oleh Partai Berkarya. Dan, Partai Berkarya harus lolos di Pileg 2019 agar dapat melanjutkan cita-cita Pak Harto," tegas Titiek.
Titiek mengikuti jejak keluarga Cendana lainnya yang telah lebih dulu gabung ke Partai Berkarya. Termasuk di antaranya Siti Hardijanti Hastuti Rukmana alias Mbak Tutut (kakak sulung Titiek) dan Muhammad Ali Reza (yang kini pimpin DPD Partai Berkarya DKI Jakarta).
Kenapa Titiek kabur dari Golkar? Politisi senior Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan Titiek loncat ke Partai Berkarya karena kecewa terhadap Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto, yang belum memenuhi janjinya. Salah satunya, soal jatah kursi Wakil Ketua MPR. "Dia (Titiek) pasti kecewa karena ada beberapa janji dari Ketuua Umum Golkar yang belum dipenuhi, seperti janji untuk dijadikan Wakil Ketua MPR," ujar Yorrys secara terpisah di Jakarta, tadi malam.
Yorrys menyatakan, kepindahan Titiek bisa menjadi pelajaran bagi Golkar untuk mengambil sikap. Pengurus Golkar diminta lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. "Masalah ini menjadi pelajaran agar Golkar bisa lebih arif dan bijaksana dalam mengambil sikap dan keputusan," jelas Yorrys.
Meski begitu, Yorrys mengaku menghargai keputusan Titiek bergabung ke partai besutan sang adik, Tommy Soeharto. "Itu sudah jadi keputusan politik dia (Titiek). Sebagai Golkar, sebagai kader, (saya) sangat prihatin, tinggal kita lihat DPP yang harus mengambil sikap terhadap ini," katanya.
Titiek Soeharto sendiri memang pernah ditetapkan sebagai Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin. Surat pergantian Wakil Ketua MPR jatah Golkar itu telah dikirim Sekjen DPP Golkar, Lodewijk Fredrich Paulus. Namun, Mahyudin tetap menolak mundur untuk digantikan oleh Titiek. Menurut Mahyudin, alasan pencopotan dirinya dari kursi Wakil Ketua MPR terlalu mengada-ada.
Saat menyampaikan kepindahannya ke Partai Berkarya, Senin sore, Titiek juga mengisyaratkan kekecewaannya terhadap Presiden Jokowi dan Golkar. Dia menyoroti sejumlah masalah negara, namun dirinya selama ini dia tak bisa menyampaikan protes mengingat posisi Golkar di pemerintahan.
"Saya Sedih. Saya ingin menjerit untuk protes dan menyuarakan hati nurani rakyat! Tapi, saya tidak dapat melakukan hal itu karena saya sebagai orang Golkar, partai pendukung pemerintah. Seharusnya, Golkar sebagai partai besar, sebagai pendukung dan sahabat yang baik, harus bisa memberi masukan mana hal-hal yang baik dan yang buruk kepada pemerintah, tidak hanya sekadar mengekor dan ABS (asal bapak senang)," kritik Titiek.
Sejumlah kritik yang disampaikan Titiek mulai dari isu tenaga kerja asing (TKA) hingga masalah narkoba di Indonesia. Sambil menyebut nama sang ayah, Soeharto, Titiek menegaskan pilih keluar dari Golkar. "Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto! Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat," tegas Titiek. "Saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya."
Sementara itu, politisi Golkar yang kini Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet, khawatir pendukung mendiang Presiden Soeharto akan berpaling dari Golkar, setelah kepergian Titiek. "Saya berharap kabar itu tidak benar. Kalaupun benar, Golkar harus bekerja lebih keras lagi, untuk menutup lubang pencinta Pak Harto kemungkinan besar bergeser," ujar Bamsoet.
Bamsoet mengaku prihatin atas kepindahan Titiek ke Partai Berkarya. Menurut dia, suara dukungan Golkar dari keluarga Cendana bisa hilang. "Semua partai prihatin dengan Golkar, karena satu lagi kita kehilangan dukungan. Nah kita melihat Mbak Titiek bukan Mbak Titiek-nya, tapi keluarga Cendana dan Pak Harto, karena di tingkat grassroot (bawah) pendukung Golkar (pro-Soeharto) masih banyak," jelas Bamsoet.
Bamsoet pun meminta tak ada lagi kader Golkar yang loncat pagar. Menurut Bamsoet, Golkar merupakan rumah yang harus dibesarkan bersama. "Saya berharap tidak ada lagi loncat pagar, karena Golkar rumah bersama, mari kita besarkan bersama," katanya. *
Putri mendiang Presiden Soeharto (pendiri Golkar) ini pilih gabung Partai Berkarya, parpol baru besutan adik kandungnya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Titiek Soeharto pun ikut menghadiri acara Partai Berkarya di tanah kelahiran ayahnya di Desa Kemusuk, Jogjakarta, Senin (11/6) siang. Kemudian, sore harinya Titiek Soeharto secara resmi mengumumkan aksi loncat partainya, dengan disaksikan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto dan Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso. Baik Prio Budi Santoso maupun Tommy Soeharto sama-sama mantan politisi Golkar.
Pidato politik pernyataan resmi pindah ke partai ini disampaikan Titiek Soeharto dalam acara konsolidasi pemenangan Partai Berkarya di Pendopo Museum Memorial Jenderal Besar HM Soeharto Bantul, Jogjakarta. Titiek menegaskan, setelah pindah partai, dirinya segera akan mundur dari keanggotaan Fraksi Golkar DPR RI 2014-2019.
"Saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar. Saya memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat lewat Partai Berkarya. Sebagai konsekuensinya, tentunya saya harus melepaskan keanggotaan saya di DPR," jelas Titiek dalam pidato politiknya yang dilansir detikcom. "Saya mohon pamit kepada teman-teman di DPR. Saya mengucapkan terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan kita selama ini. Saya pasti akan merindukan saat-saat kebersamaan kita," imbuh mantan istri dari Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto ini.
Titiek tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Partai Golkar, yang telah membesarkan dan menempanya selama ini. Menurut Titiek, telah banyak politisi andal di Golkar. "Saat ini, Golkar memiliki begitu banyak politikus andal. Golkar tidak butuh saya, tapi saya dibutuhkan oleh Partai Berkarya. Dan, Partai Berkarya harus lolos di Pileg 2019 agar dapat melanjutkan cita-cita Pak Harto," tegas Titiek.
Titiek mengikuti jejak keluarga Cendana lainnya yang telah lebih dulu gabung ke Partai Berkarya. Termasuk di antaranya Siti Hardijanti Hastuti Rukmana alias Mbak Tutut (kakak sulung Titiek) dan Muhammad Ali Reza (yang kini pimpin DPD Partai Berkarya DKI Jakarta).
Kenapa Titiek kabur dari Golkar? Politisi senior Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan Titiek loncat ke Partai Berkarya karena kecewa terhadap Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto, yang belum memenuhi janjinya. Salah satunya, soal jatah kursi Wakil Ketua MPR. "Dia (Titiek) pasti kecewa karena ada beberapa janji dari Ketuua Umum Golkar yang belum dipenuhi, seperti janji untuk dijadikan Wakil Ketua MPR," ujar Yorrys secara terpisah di Jakarta, tadi malam.
Yorrys menyatakan, kepindahan Titiek bisa menjadi pelajaran bagi Golkar untuk mengambil sikap. Pengurus Golkar diminta lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. "Masalah ini menjadi pelajaran agar Golkar bisa lebih arif dan bijaksana dalam mengambil sikap dan keputusan," jelas Yorrys.
Meski begitu, Yorrys mengaku menghargai keputusan Titiek bergabung ke partai besutan sang adik, Tommy Soeharto. "Itu sudah jadi keputusan politik dia (Titiek). Sebagai Golkar, sebagai kader, (saya) sangat prihatin, tinggal kita lihat DPP yang harus mengambil sikap terhadap ini," katanya.
Titiek Soeharto sendiri memang pernah ditetapkan sebagai Wakil Ketua MPR menggantikan Mahyudin. Surat pergantian Wakil Ketua MPR jatah Golkar itu telah dikirim Sekjen DPP Golkar, Lodewijk Fredrich Paulus. Namun, Mahyudin tetap menolak mundur untuk digantikan oleh Titiek. Menurut Mahyudin, alasan pencopotan dirinya dari kursi Wakil Ketua MPR terlalu mengada-ada.
Saat menyampaikan kepindahannya ke Partai Berkarya, Senin sore, Titiek juga mengisyaratkan kekecewaannya terhadap Presiden Jokowi dan Golkar. Dia menyoroti sejumlah masalah negara, namun dirinya selama ini dia tak bisa menyampaikan protes mengingat posisi Golkar di pemerintahan.
"Saya Sedih. Saya ingin menjerit untuk protes dan menyuarakan hati nurani rakyat! Tapi, saya tidak dapat melakukan hal itu karena saya sebagai orang Golkar, partai pendukung pemerintah. Seharusnya, Golkar sebagai partai besar, sebagai pendukung dan sahabat yang baik, harus bisa memberi masukan mana hal-hal yang baik dan yang buruk kepada pemerintah, tidak hanya sekadar mengekor dan ABS (asal bapak senang)," kritik Titiek.
Sejumlah kritik yang disampaikan Titiek mulai dari isu tenaga kerja asing (TKA) hingga masalah narkoba di Indonesia. Sambil menyebut nama sang ayah, Soeharto, Titiek menegaskan pilih keluar dari Golkar. "Saya adalah anak biologis Presiden Soeharto! Saya tidak bisa berdiam diri untuk tidak menyuarakan jeritan rakyat," tegas Titiek. "Saya memutuskan untuk keluar dari Partai Golkar dan memilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat melalui Partai Berkarya."
Sementara itu, politisi Golkar yang kini Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet, khawatir pendukung mendiang Presiden Soeharto akan berpaling dari Golkar, setelah kepergian Titiek. "Saya berharap kabar itu tidak benar. Kalaupun benar, Golkar harus bekerja lebih keras lagi, untuk menutup lubang pencinta Pak Harto kemungkinan besar bergeser," ujar Bamsoet.
Bamsoet mengaku prihatin atas kepindahan Titiek ke Partai Berkarya. Menurut dia, suara dukungan Golkar dari keluarga Cendana bisa hilang. "Semua partai prihatin dengan Golkar, karena satu lagi kita kehilangan dukungan. Nah kita melihat Mbak Titiek bukan Mbak Titiek-nya, tapi keluarga Cendana dan Pak Harto, karena di tingkat grassroot (bawah) pendukung Golkar (pro-Soeharto) masih banyak," jelas Bamsoet.
Bamsoet pun meminta tak ada lagi kader Golkar yang loncat pagar. Menurut Bamsoet, Golkar merupakan rumah yang harus dibesarkan bersama. "Saya berharap tidak ada lagi loncat pagar, karena Golkar rumah bersama, mari kita besarkan bersama," katanya. *
1
Komentar