Luh De dan Adi Bersaing Ketat
Luh Gede Herryani yang biasa dipanggil Luh De dikabarkan telah merangkul sejumlah DPAC untuk amankan jabatannya.
Jelang Muscab Demokrat Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Musyawarah Cabang (Muscab) Partai Demokrat Buleleng, diperkirakan berlangsung akhir Maret atau awal April mendatang. Sejumlah nama pun mulai muncul untuk berebut kursi Ketua DPC. Namun dari sekian banyak nama yang muncul, hanya dua yang diperkirakan akan bersaing ketat.
Informasinya, tercatat sudah ada lima nama dalam bursa calon Ketua DPC Demokrat Buleleng. Mereka masing-masing Ketua DPC menjabat Luh Gede Herryani, Bendahara DPC I Made Adi Purnawijaya, anggota Fraksi Demokrat DPRD Bali Komang Nova Sewi Putra, mantan anggota DPRD Buleleng Gede Ardika, hingga mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng I Gede Dharma Wijaya.
Konon kabarnya, dari lima nama yang masuk bursa calon Ketua DPC, dua di antaranya Luh Gede Herryani dan Adi Purnawijaya disebut-sebut punya peluang besar merebut kursi ketua. Luh De sebagai Ketua DPC, telah mampu mempertahankan satu fraksi di DPRD Buleleng dan juga jatah Wakil Ketua DPRD Buleleng.
Bocoran yang diterima NusaBali di Singaraja, Luh Gede Herryani yang biasa dipanggil Luh De ini telah merangkul sejumlah DPAC untuk amankan jabatannya. Dalam Muscab nanti, DPAC memiliki suara paling banyak, yakni sembilan suara dari sembilan kecamatan. Luh De juga bergerak mengamankan suara DPD Demokrat Bali dan DPP.
Namun, gerakan dari I Made Adi Purnawijaya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Adi Purnawijaya yang kini duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Buleleng, sudah di-back up oleh para dedengkot Demokrat Buleleng, untuk memuluskan langkahnya merebut kursi ketua.
Bahkan dalam sebuah pertemuan, para dedengkot ini terang-terangan menyebut, pemimpin Demokrat Buleleng ke depan haruslah orang yang tinggal di Buleleng, bukan di luar Buleleng. Dalih yang mereka gunakan, agar pemimpin Demokrat dapat menjalankan roda partai secara baik.
“Jangan lagi seorang ketua partai itu tinggalnya di Denpasar, bagaimana bisa memimpin partai kalau seperti itu. Sebenarnya banyak kader Demokrat yang punya loyalitas dan memang tinggal di Buleleng,” tegas Wayan Sumadra, mantan anggota DPRD Buleleng periode 2009-2014.
Dalam Muscab nanti, ada 12 suara yang harus diperebutkan, masing-masing 9 suara dari DPAC, kemudian 3 suara dari DPC, DPD dan DPP. Muscab dipercepat menyusul perhelatan Pilkada Buleleng yang semakin dekat. Pilkada Buleleng digelar pada Februari 2017.
Luh De yang dikonfirmasi, Kamis (10/3) menyebut, belum berpikir tentang persaingan di Muscab. Ia mengaku saat ini lebih fokus tentang rencana perbaikan sekretariat DPC Demokrat di Jalan Ahmad Yani Barat, Singaraja. “Belum, belum, saya masih fokus perbaikan sekretariat, dan Musda juga belum,” akunya.
Hal senada juga disampaikan oleh Adi Purnawijaya. Politisi Partai Demokrat asal Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng ini menegaskan, dirinya masih konsentrasi pada tugas dan tanggungjawabnya di DPRD. Ia juga menegaskan, punya tanggungjawab untuk perbaikan sekretariat sebagai Bendahara partai.”Ah, belum. Kalau namanya saya dimunculkan, silakan saja,” ujarnya.
Sementara calon lainnya belum bisa dikonfirmasi hingga semalam. Konon, ada dua nama yang bisa menjadi kuda hitam dalam muscab nanti, yakni mantan Ketua DPC Demokrat I Gede Dharma Wijaya dan anggota Fraksi DPRD Bali Ketut Nova Sewi Putra. Dharma Wijaya bisa saja memainkan kartu, karena Tutik Kusmawardhani yang notabene istrinya sudah duduk di pengurusan DPP Demokrat. Sedangkan Nova Sewi Putra, juga bisa memainkan kartu karena memiliki hubungan baik dengan Made Mangku Pastika selaku Dewan Pembina DPP Partai Demokrat. 7 k19
Komentar