RSUP Sanglah Ambil Satu Kali Cuti Lebaran
Selama libur empat hari, pelayanan poliklinik (rawat jalan) akan ditutup. Sehingga pelayanan kesehatan akan diarahkan dan dipusatkan ke IGD. Selama hari itu, akan disiapkan dokter spesialis on side (siaga 24 jam)
DENPASAR, NusaBali
RSUP Sanglah mengeluarkan kebijakan hanya mengambil satu hari cuti lebaran, yakni tanggal 14 Juni, dari keputusan pemerintah pusat melalui surat edaran cuti bersama dari 11-20 Juni 2018. Hal ini untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Selama libur tanggal 14-17 Juni, pelayanan akan dipusatkan di IGD
Kebijakan ini menurut Plh Diretur Utama RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, karena sebagian besar pegawai RSUP Sanglah adalah beragama Hindu, dan baru saja mendapat libur hari raya Galungan dan Kuningan. “Kami hanya mengambil satu hari cuti, yaitu tanggal 14. Sedangkan tanggal 15-16 adalah libur resmi, dan 17 hari Minggu. Selain hari itu, masuk seperti biasa. Kebijakan ini kami ambil, karena baru saja kita yang di Bali merayakan hari raya Galungan dan Kuningan, dan kita sudah libur lama,” ungkapnya di ruang Humas RSUP Sanglah, Senin (11/6).
Sementara pegawai yang beragama Muslim, kata dr Sudartana, diberikan cuti sesuai dengan surat edaran pemerintah, yakni 11-20 Juni 2018. Dia menyebut, karyawan RSUP Sanglah sebagian besar memang memeluk agama Hindu. “Karyawan yang Muslim ada sekitar 127 orang. Untuk yang Muslim, berlaku seperti edaran dari pusat (11-20 Juni),” ujarnya.
Dr Sudartana menjelaskan, selama libur empat hari, pelayanan poliklinik (rawat jalan) akan ditutup. Sehingga pelayanan kesehatan akan diarahkan dan dipusatkan ke IGD. Selama hari itu, akan disiapkan dokter spesialis on side (siaga 24 jam). Ada enam spesialis yang akan disiagakan, terdiri dari bedah umum, penyakit dalam, kandungan (obgyn), anak, radiologi, dan anastesi. Selain on side, ada juga layanan dokter spesialis on call. “Dokter spesialis yang on call, begitu ada pasien, mereka ditelepon oleh IGD, menyampaikan ada pasien yang perlu penanganan. Respons timenya 30 menit sudah harus sampai di rumah sakit. Semua bagian menjadwalkan dokter untuk on call. Kami ada 350 dokter spesialis,” bebernya.
Selain dokter spesialis, tenaga penunjang juga disiagakan di IGD, diantaranya perawat, laboratorium, rontgen, farmasi, dan lain-lain. Normalnya, kunjungan ke IGD rata-rata 150 orang per hari dari berbagai kasus. Yang paling banyak adalah penyakit dalam dan bedah. “Mengenai sarana obat, kami sudah sediakan agar mencukupi selama empat hari libur itu. Sehingga tidak akan terjadi kekurangan. Di IGD tidak ada perbedaan jumlah pelayanan, antara hari libur dan dan hari biasa,” katanya.
Meski demikian, kata dr Sudartana, hari libur lebaran sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada penurunan maupun peningkatan jumlah kunjungan di RSUP Sanglah. Menurut dr Sudartana, yang berpengaruh adalah Galungan. Sebab biasanya, saat mendekati hari raya Galungan, pasien-pasien yang sudah dijadwalkan operasi, biasanya menunda operasi dengan alasan masih dalam suasana hari raya. Atau ada juga yang benar-benar emergency baru datang ke RSUP Sanglah. “Kemarin sewaktu dari menjelang Galungan sampai beberapa hari seteah Galungan, kunjungan berkurang. Rawat inap turun. Jumlah pasien per hari itu turun. Biasanya Bed Occupancy Ratio (BOR) sampai 80 persen, turun jadi 60 persen. Mulai Paing Galungan ini sudah mulai normal,” tandasnya. *ind
RSUP Sanglah mengeluarkan kebijakan hanya mengambil satu hari cuti lebaran, yakni tanggal 14 Juni, dari keputusan pemerintah pusat melalui surat edaran cuti bersama dari 11-20 Juni 2018. Hal ini untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Selama libur tanggal 14-17 Juni, pelayanan akan dipusatkan di IGD
Kebijakan ini menurut Plh Diretur Utama RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, karena sebagian besar pegawai RSUP Sanglah adalah beragama Hindu, dan baru saja mendapat libur hari raya Galungan dan Kuningan. “Kami hanya mengambil satu hari cuti, yaitu tanggal 14. Sedangkan tanggal 15-16 adalah libur resmi, dan 17 hari Minggu. Selain hari itu, masuk seperti biasa. Kebijakan ini kami ambil, karena baru saja kita yang di Bali merayakan hari raya Galungan dan Kuningan, dan kita sudah libur lama,” ungkapnya di ruang Humas RSUP Sanglah, Senin (11/6).
Sementara pegawai yang beragama Muslim, kata dr Sudartana, diberikan cuti sesuai dengan surat edaran pemerintah, yakni 11-20 Juni 2018. Dia menyebut, karyawan RSUP Sanglah sebagian besar memang memeluk agama Hindu. “Karyawan yang Muslim ada sekitar 127 orang. Untuk yang Muslim, berlaku seperti edaran dari pusat (11-20 Juni),” ujarnya.
Dr Sudartana menjelaskan, selama libur empat hari, pelayanan poliklinik (rawat jalan) akan ditutup. Sehingga pelayanan kesehatan akan diarahkan dan dipusatkan ke IGD. Selama hari itu, akan disiapkan dokter spesialis on side (siaga 24 jam). Ada enam spesialis yang akan disiagakan, terdiri dari bedah umum, penyakit dalam, kandungan (obgyn), anak, radiologi, dan anastesi. Selain on side, ada juga layanan dokter spesialis on call. “Dokter spesialis yang on call, begitu ada pasien, mereka ditelepon oleh IGD, menyampaikan ada pasien yang perlu penanganan. Respons timenya 30 menit sudah harus sampai di rumah sakit. Semua bagian menjadwalkan dokter untuk on call. Kami ada 350 dokter spesialis,” bebernya.
Selain dokter spesialis, tenaga penunjang juga disiagakan di IGD, diantaranya perawat, laboratorium, rontgen, farmasi, dan lain-lain. Normalnya, kunjungan ke IGD rata-rata 150 orang per hari dari berbagai kasus. Yang paling banyak adalah penyakit dalam dan bedah. “Mengenai sarana obat, kami sudah sediakan agar mencukupi selama empat hari libur itu. Sehingga tidak akan terjadi kekurangan. Di IGD tidak ada perbedaan jumlah pelayanan, antara hari libur dan dan hari biasa,” katanya.
Meski demikian, kata dr Sudartana, hari libur lebaran sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada penurunan maupun peningkatan jumlah kunjungan di RSUP Sanglah. Menurut dr Sudartana, yang berpengaruh adalah Galungan. Sebab biasanya, saat mendekati hari raya Galungan, pasien-pasien yang sudah dijadwalkan operasi, biasanya menunda operasi dengan alasan masih dalam suasana hari raya. Atau ada juga yang benar-benar emergency baru datang ke RSUP Sanglah. “Kemarin sewaktu dari menjelang Galungan sampai beberapa hari seteah Galungan, kunjungan berkurang. Rawat inap turun. Jumlah pasien per hari itu turun. Biasanya Bed Occupancy Ratio (BOR) sampai 80 persen, turun jadi 60 persen. Mulai Paing Galungan ini sudah mulai normal,” tandasnya. *ind
1
Komentar