nusabali

Seorang Jatuh dari Pohon Cengkih, Seorang Tewas Tersetrum

  • www.nusabali.com-seorang-jatuh-dari-pohon-cengkih-seorang-tewas-tersetrum

Sehari, 2 Warga Tewas Mengenaskan di Tabanan

TABANAN, NusaBali

Wayan Mursita, 50, meregang nyawa akibat terjatuh dari pohon cengkih karena tertimpa satu tandan buah kelapa di kebun milik Ketut Nomber, 64, Banjar Dinas Asah, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Senin (11/6). Dia terjatuh dengan posisi tertelengkup. Meski sempat diberikan pertolongan namun nyawa Mursita tak tertolong.

Informasi yang dihimpun, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.45 Wita. Saat itu, korban asal Banjar Dinas Mekar Sari, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, pergi ke kebun dengan empat orang rekannya untuk memetik bunga cengkih. Sekitar sore itu Jro Ketut Sukanada asal sama dengan korban mendengar suara benda jatuh yang dikira karung pemetik cengkih jatuh. Karena penasaran Jro Sukanada pun melihat ke lokasi dengan jarak sekitar 15 meter dari tempatnya berdiri.

Tanpa disangka dia melihat Mursita tertelungkup di tanah. Dia pun berteriak minta tolong. Kemudian rekannya I Putu Arianta turun dari pohon cengkeh, kemudian mengangkat Mursita dibawa ke tempat aman. Korban saat itu sempat diberikan pertolongan dengan memberikan minum. Tetapi nyawa korban tak bisa tertolong. Kejadian ini pun dilaporkan ke Polsek Pupuan.

Kapolsek Pupuan Kompol Ida Bagus Mahendra menjelaskan korban terjatuh karena tertimpa buah kelapa saat berada di atas pohon cengkih. Sehingga nyawanya tidak bisa diselamatkan. “Sempat sadar namun akhirnya tidak bisa ditolong,” jelasnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan luar oleh petugas Puskesmas Pupuan I, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka. “Terkait kapan diupacarai masih rembuk,” tandasnya.

Sementara itu, Marsandi, 53, tewas tersetrum listrik di Perumahan Graha Candra Asri Banjar Dinas Meliling Kangin, Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Senin (11/6) sore. Dia tewas di lokasi kejadian karena dari kepala bagian belakang keluar darah.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.30 Wita. Saat itu korban yang sedari pagi bekerja memasang keramik tembok bersama dengan tiga orang rekannya. Lalu usai memasang keramik sore itu korban disuruh memasang kabel oleh pemilik rumah.

Ketika itu korban bersama rekannya Abdul Hamid, 22, asal Banyuwangi naik ke atas plafon. Melihat situasi di atas, korban asal Jember, Jawa Timur, ini meminta Abdul Hamid untuk turun mematikan meteran listrik. Ternyata belum sempat mematikan meteran listrik, korban sudah berteriak dan jatuh ke lantai setinggi sekitar 1,75 meter yang menyebabkan korban mengeluarkan darah dan meninggal di lokasi. Saat itu seluruh rekan korban histeris dan karena panik kejadian ini dilaporkan ke Polsek Kerambitan.

Kapolsek Kerambitan Kompol I Nengah Suana membenarkan peristiwa tersebut. Setelah mendapat laporan dia bersama anggota langsung menuju ke lokasi kejadian. “Dari hasil olah TKP korban meninggal karena kelalainnya tidak mematikan kilometer (listrik) saat akan menyambung listrik,” jelasnya.

Jenazah korban sempat dibawa ke BRSUD Tabanan untuk dilakukan pemeriksaan. Dan rencananya jenazah akan dibawa ke rumah duka di Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur. “Sekarang dikirim ke rumah duka di Jawa,” tegasnya. *d

Komentar