Tradisi Ngoncang Meriahkan Pra Festival Ulun Danu Beratan
Manajemen Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan akan mengadakan Festival Ulun Danu Beratan VI yang puncaknya pada 24 Juni 2018 mendatang.
TABANAN, NusaBali
Menyambut itu, panitia menggelar pra festival yang mementaskan berbagai macam kesenian melibatkan krama Gebog Pesatakan Pura Ulun Danu Beratan. Salah satunya Tradisi Ngoncang, yang digelar pada Rabu (13/6).
Manajer DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika, menjelaskan Tradisi Ngoncang sengaja dipentaskan sebagai upaya melestarikan budaya. Agar sesuai dengan tema Festival Ulun Danu Beratan IV yakni Danu Kerti yang memiliki arti mempersatukan adat dan budaya nusantara.
“Kami ambil tema ini, pertama karena Danau Beratan merupakan maskotnya Bali. Kedua, ingin melestarikan danau, dan ketiga ingin mempersatukan adat, budaya, dan agama nusantara,” ungkapnya.
Kata dia, Tradisi Ngoncang dipentaskan oleh Desa Pakraman Antapan, Desa Candikuning sebanyak 1 kelompok dengan jumlah 8 orang. Dan pementasan ini sangat menyita perhatian wisatawan karena suara elu (batang kayu bulat memanjang) saling bersahutan ketika dijatuhkan ke dalam ketungan (alat menumbuk padi tradisional). “Suaranya semarak, ketika dibunyikan banyak wisatawan merapat,” bebernya.
Tak hanya Tradisi Ngoncang, selama pra festival yang berlangsung Rabu (13/6) hingga Minggu (24/6) dan saat festival pada 24 Juni hingga 1 Juli, melibatkan 2.000 seniman, akan mementaskan kesenian yang sifatnya melestarikan budaya dan mempersatukan adat dan agama nusantara.
Di antaranya akan ada tarian Bali yang dibawakan oleh orang Amerika, China, dan akan ada pula tarian Flobamora. Ada parade gebogan sayur, parade gebogan bunga, dan lomba hias sampan dayung, dan pementasan Tari Kecak Ulun Danu Beratan. Turut pula duta Buleleng dan Gianyar memeriahkan festival Ulun Danu Beratan ini.
Menurut Mustika, feastival ini akan dibuka Menteri Pariwisata. Anggaran untuk festival ini sebesar Rp 2 miliar. Anggaran ini bersumber dari empat sektor, yakni, Pemkab Tabanan, Kementerian Pariwisata, kas manajemen, dan Pura Ulun Danu Beratan. “Anggaran juga kami gelontorkan pada 20 sekaa yang diterlibat mengisi acara sebagai dana pembinaan,” akunya.
Sehingga kunjungan yang biasanya di angka 2.000 ribu per hari, dengan adanya festival dia menarget meningkat menjadi 4.000 hingga 5.000 wisatawan per hari. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Made Yasa mengatakan pemerintah selalu mendorong segala aktivitas yang dilakukan oleh pelaku pariwisata. “Kami selalu mendukung, tak hanya Ulun Danu Beratan, festival di DTW lain juga didukung. Karena nanti di DTW Tanah Lot maupun DTW Jatiluwih akan ada festival serupa sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada,” jelasnya. *d
Menyambut itu, panitia menggelar pra festival yang mementaskan berbagai macam kesenian melibatkan krama Gebog Pesatakan Pura Ulun Danu Beratan. Salah satunya Tradisi Ngoncang, yang digelar pada Rabu (13/6).
Manajer DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika, menjelaskan Tradisi Ngoncang sengaja dipentaskan sebagai upaya melestarikan budaya. Agar sesuai dengan tema Festival Ulun Danu Beratan IV yakni Danu Kerti yang memiliki arti mempersatukan adat dan budaya nusantara.
“Kami ambil tema ini, pertama karena Danau Beratan merupakan maskotnya Bali. Kedua, ingin melestarikan danau, dan ketiga ingin mempersatukan adat, budaya, dan agama nusantara,” ungkapnya.
Kata dia, Tradisi Ngoncang dipentaskan oleh Desa Pakraman Antapan, Desa Candikuning sebanyak 1 kelompok dengan jumlah 8 orang. Dan pementasan ini sangat menyita perhatian wisatawan karena suara elu (batang kayu bulat memanjang) saling bersahutan ketika dijatuhkan ke dalam ketungan (alat menumbuk padi tradisional). “Suaranya semarak, ketika dibunyikan banyak wisatawan merapat,” bebernya.
Tak hanya Tradisi Ngoncang, selama pra festival yang berlangsung Rabu (13/6) hingga Minggu (24/6) dan saat festival pada 24 Juni hingga 1 Juli, melibatkan 2.000 seniman, akan mementaskan kesenian yang sifatnya melestarikan budaya dan mempersatukan adat dan agama nusantara.
Di antaranya akan ada tarian Bali yang dibawakan oleh orang Amerika, China, dan akan ada pula tarian Flobamora. Ada parade gebogan sayur, parade gebogan bunga, dan lomba hias sampan dayung, dan pementasan Tari Kecak Ulun Danu Beratan. Turut pula duta Buleleng dan Gianyar memeriahkan festival Ulun Danu Beratan ini.
Menurut Mustika, feastival ini akan dibuka Menteri Pariwisata. Anggaran untuk festival ini sebesar Rp 2 miliar. Anggaran ini bersumber dari empat sektor, yakni, Pemkab Tabanan, Kementerian Pariwisata, kas manajemen, dan Pura Ulun Danu Beratan. “Anggaran juga kami gelontorkan pada 20 sekaa yang diterlibat mengisi acara sebagai dana pembinaan,” akunya.
Sehingga kunjungan yang biasanya di angka 2.000 ribu per hari, dengan adanya festival dia menarget meningkat menjadi 4.000 hingga 5.000 wisatawan per hari. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Made Yasa mengatakan pemerintah selalu mendorong segala aktivitas yang dilakukan oleh pelaku pariwisata. “Kami selalu mendukung, tak hanya Ulun Danu Beratan, festival di DTW lain juga didukung. Karena nanti di DTW Tanah Lot maupun DTW Jatiluwih akan ada festival serupa sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada,” jelasnya. *d
Komentar