Pendapatan Restribusi Pasar Menurun
Sejumlah lapak di Pasar Kidul Bangli tutup pasca ditinggal mudik pemiliknya.
BANGLI, NusaBali
Liburnya para pedagang berdampak pada pendapatan retribusi pasar. Pada hari-hari biasa hasil pungutan retribusi pedagang berkisar Rp 2,7 juta. Pada kondisi pasar ditinggal mudik, pendapatan hanya Rp 1,7 juta per hari.
Kepala Urusan Tata Usaha Pasar Kidul Bangli, Jro Mangku Suta Wiguna, mengatakan, dari ratusan pedagang di Pasar Kidul didominasi pedagang perantauan dari luar Bali. Pada Hari Raya Idul Fitri, banyak pedagang mudik sehingga lapak tutup. Pedagang yang mudik ada yang menjual sembako, penjual daging, pakaian hingga peralatan rumah tangga. “Sejak tiga hari lalu banyak tutup, mereka pulang kampong,” ungkap Jro Suta Wiguna, Rabu (13/6).
Tutupnya sejumlah lapak berimbas pada penurunan pendapatan dari retribusi pedagang. Pada hari-hari biasa untuk hasil pungutan retribusi pedagang berkisar Rp 2,7 juta sampai 2,8 juta per hari. Sedangkan dalam kondisi pasar seperti saat ini hanya Rp 1,7 juta per hari. Kondisi ini memang setiap tahunnya terjadi, kondisi akan kembali normal setelah Idul Fitri. Kondisi ini tidak hanya terpengaruh karena Idul Fitri, tetapi juga baru selesai Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Habis hari raya mungkin banyak juga pedagang yang istirahat dan daya beli konsumen juga mungkin menurun,” jelasnya.
Jro Mangku Suta Wiguna menambahkan, untuk pungutan retribusi selain pedagang yang berjualan di areal Pasar Kidul, pungutan juga berlaku kepada pedagang yang menempati ruko di sebelah barat pasar. Namun para pedagang menolak membayar retribusi dengan alasan lokasi yang ditempati adalah milik pribadi. “Petugas memang sempat turun melakukan pungutan, akan tetapi pedagang menolak membayaranya, petugas tidak bisa memaksa,” ungkapnya. Dikatakan, Perda 22 tahun 2011 tentang retribusi pelayanan pasar untuk tempat usaha yang lokasinya masih di radius 100 meter dari pusat pasar dikenakan retribusi. *e
Liburnya para pedagang berdampak pada pendapatan retribusi pasar. Pada hari-hari biasa hasil pungutan retribusi pedagang berkisar Rp 2,7 juta. Pada kondisi pasar ditinggal mudik, pendapatan hanya Rp 1,7 juta per hari.
Kepala Urusan Tata Usaha Pasar Kidul Bangli, Jro Mangku Suta Wiguna, mengatakan, dari ratusan pedagang di Pasar Kidul didominasi pedagang perantauan dari luar Bali. Pada Hari Raya Idul Fitri, banyak pedagang mudik sehingga lapak tutup. Pedagang yang mudik ada yang menjual sembako, penjual daging, pakaian hingga peralatan rumah tangga. “Sejak tiga hari lalu banyak tutup, mereka pulang kampong,” ungkap Jro Suta Wiguna, Rabu (13/6).
Tutupnya sejumlah lapak berimbas pada penurunan pendapatan dari retribusi pedagang. Pada hari-hari biasa untuk hasil pungutan retribusi pedagang berkisar Rp 2,7 juta sampai 2,8 juta per hari. Sedangkan dalam kondisi pasar seperti saat ini hanya Rp 1,7 juta per hari. Kondisi ini memang setiap tahunnya terjadi, kondisi akan kembali normal setelah Idul Fitri. Kondisi ini tidak hanya terpengaruh karena Idul Fitri, tetapi juga baru selesai Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Habis hari raya mungkin banyak juga pedagang yang istirahat dan daya beli konsumen juga mungkin menurun,” jelasnya.
Jro Mangku Suta Wiguna menambahkan, untuk pungutan retribusi selain pedagang yang berjualan di areal Pasar Kidul, pungutan juga berlaku kepada pedagang yang menempati ruko di sebelah barat pasar. Namun para pedagang menolak membayar retribusi dengan alasan lokasi yang ditempati adalah milik pribadi. “Petugas memang sempat turun melakukan pungutan, akan tetapi pedagang menolak membayaranya, petugas tidak bisa memaksa,” ungkapnya. Dikatakan, Perda 22 tahun 2011 tentang retribusi pelayanan pasar untuk tempat usaha yang lokasinya masih di radius 100 meter dari pusat pasar dikenakan retribusi. *e
1
Komentar