Pohon Beringin Timpa Bale Banjar
Pohon beringin tua usia ratusan tahun roboh menimpa Balai Lingkungan Puri Bencingah, Banjar Lebih Duwur Kaja, Desa Lebih, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Sabtu (16/6) malam.
GIANYAR, NusaBali
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun atap balai banjar ini rusak. Pohon beringin tinggi sekitar 15 meter dengan diameter 1,5 meter tersebut tumbang ke arah utara. Palinggih berikut patung di bawahnya nyaris tak tersentuh reruntuhan.
Salah seorang Pecalang Desa Pakraman Lebih, Dewa Putu Suarnata, ditemui Minggu (17/6), mengatakan pohon beringin tua ini sejatinya sudah mengering sejak beberapa bulan terakhir. Warga sekitar pun khawatir jika sewaktu-waktu, pohon yang dikeramatkan warga ini roboh. Hanya saja tak seorang pun warga berani menebang. Bahkan memangkas sekalipun. "Pohon ini angker (keramat). Tidak ada yang berani menebang. Meskipun sudah terlihat lapuk dan daunnya mengering, tetap tidak berani," jelasnya.
Konon, katanya, pernah ada yang memangkas pohon tanpa izin, mengalami musibah tangan keseleo. "Makanya dibiarkan tumbang sendiri," jelasnya.
Saat roboh, kata Dewa Putu Suarnata, pohon beringin ini jatuhnya perlahan. "Kalau jatuh seketika mungkin balai sudah rusak parah. Kemarin jatuhnya itu pelan, makanya yang rusak cuma genteng," ungkapnya. Saat jatuh, cuaca tidak sedang hujan. "Tidak ada angin, tidak ada hujan. Roboh sendiri, " imbuhnya.
Selama ini, jelas Dewa Suarnata, daun beringin ini sering dimanfaatkan untuk kegiatan upacara keagamaan. Selain itu, bagian akarnya kerap dimohon warga untuk obat. Setelah roboh, warga langsung menghubungi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gianyar untuk membantu evakuasi. Sekitar pukul 20.15 Wita, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Gianyar tiba di TKP lengkap dengan peralatan dan armada. Mereka mengevakuasi pohon dibantu beberapa warga Banjar Lebih Duur Kaja. Selanjutnya, sekitar pukul 21.45 Wita, pohon berhasil dipotong dan dibersihkan. Atap balai banjar yang rusak diperkirakan mengalami kerugian materiil sekitar Rp 250.000.*nvi
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun atap balai banjar ini rusak. Pohon beringin tinggi sekitar 15 meter dengan diameter 1,5 meter tersebut tumbang ke arah utara. Palinggih berikut patung di bawahnya nyaris tak tersentuh reruntuhan.
Salah seorang Pecalang Desa Pakraman Lebih, Dewa Putu Suarnata, ditemui Minggu (17/6), mengatakan pohon beringin tua ini sejatinya sudah mengering sejak beberapa bulan terakhir. Warga sekitar pun khawatir jika sewaktu-waktu, pohon yang dikeramatkan warga ini roboh. Hanya saja tak seorang pun warga berani menebang. Bahkan memangkas sekalipun. "Pohon ini angker (keramat). Tidak ada yang berani menebang. Meskipun sudah terlihat lapuk dan daunnya mengering, tetap tidak berani," jelasnya.
Konon, katanya, pernah ada yang memangkas pohon tanpa izin, mengalami musibah tangan keseleo. "Makanya dibiarkan tumbang sendiri," jelasnya.
Saat roboh, kata Dewa Putu Suarnata, pohon beringin ini jatuhnya perlahan. "Kalau jatuh seketika mungkin balai sudah rusak parah. Kemarin jatuhnya itu pelan, makanya yang rusak cuma genteng," ungkapnya. Saat jatuh, cuaca tidak sedang hujan. "Tidak ada angin, tidak ada hujan. Roboh sendiri, " imbuhnya.
Selama ini, jelas Dewa Suarnata, daun beringin ini sering dimanfaatkan untuk kegiatan upacara keagamaan. Selain itu, bagian akarnya kerap dimohon warga untuk obat. Setelah roboh, warga langsung menghubungi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Gianyar untuk membantu evakuasi. Sekitar pukul 20.15 Wita, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Gianyar tiba di TKP lengkap dengan peralatan dan armada. Mereka mengevakuasi pohon dibantu beberapa warga Banjar Lebih Duur Kaja. Selanjutnya, sekitar pukul 21.45 Wita, pohon berhasil dipotong dan dibersihkan. Atap balai banjar yang rusak diperkirakan mengalami kerugian materiil sekitar Rp 250.000.*nvi
1
Komentar