Arus Mudik 2018, Penumpang Naik 7 Persen
Pada arus mudik 2018, sebanyak 96.812 unit kendaraan roda dua dan 57.831 unit kendaraan roda empat, atau naik 1 persen untuk roda dua dan naik 12 persen untuk roda empat.
NEGARA, NusaBali
Selama arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah/2018, mulai H-8 hingga H+2, Kamis (7/6) pukul 08.00 Wita hingga Minggu (17/6) pukul 08.00 Wita, pihak ASDP Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk mencatat sebanyak 496.420 orang penumpang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Jumlah penumpang menuju Jawa meningkat sebanyak 31.201 orang atau naik 7 persen dibanding H-8 hingga H+2 Lebaran 2017 dengan total 465.219 orang penumpang.
Selain penumpang, untuk kendaraan roda dua serta roda empat keluar Bali selama arus mudik lebaran tahun ini, juga meningkat dibanding arus mudik tahun lalu. Di mana pada arus mudik tahun lalu, tercatat sebanyak 95.462 unit kendaraan roda dua dan 51.831 kendaraan roda empat menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang. Sedangkan pada arus mudik tahun ini, tercatat sebanyak 96.812 unit kendaraan roda dua dan 57.831 unit kendaraan roda empat, atau masing-masing naik 1 persen untuk kendaraan roda dua dan naik 12 persen untuk kendaraan roda empat.
General Manager ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Elvi Yoza, dikonfirmasi Minggu kemarin, mengatakan lonjakan penumpang selama arus mudik tahun ini dibanding tahun lalu itu, sudah diprediksi. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah penumpang keluar Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang selalu mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Khusus selama arus mudik tahun ini, lonjakan cukup signifikan terjadi pada jenis kendaraan roda empat. “Roda dua tidak terlalu banyak. Mungkin, ini menandakan perekonomian bagus, sehingga kebanyakan pemudik membawa kendaraan roda empat,” katanya.
Terkait arus balik lebaran, pihaknya memprediksikan terbagi dalam dua gelombang. Pertama, ketika memasuki akhir cuti bersama pada H+4 lebaran, Rabu (20/6) mendatang. Kemudian prediksi kedua, adalah pasca Lebaran Ketupat atau setelah Sabtu (23/6) mendatang. “Kalau tradisi di Jawa, ada namanya Lebaran Ketupat, satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya mulai balik setelah Lebaran Ketupat. Jadi kami cenderung prediksikan, lebih ramai nanti setelah Lebaran Ketupat. Tetapi kalau pegawai, kemungkinan H+4,” ujarnya.
Namun, kata Elvi, untuk arus balik lebaran, kondisinya tidak akan sepadat arus mudik. Meski demikian, pihaknya memastikan tetap akan memaksimalkan pelayanan memasuki arus balik yang akan terfokus di Pelabuhan Ketapang, seperti menghadapi arus mudik. “Pelayanan tetap sama seperti arus mudik kemarin di Pelabuhan Gilimanuk. KMP Drajat Paciran yang sempat kami operasikan dua kali ketika terjadi kepadatan penumpang waktu arus mudik kemarin, juga tetap stand by selama arus balik,” tuturnya. *ode
Selain penumpang, untuk kendaraan roda dua serta roda empat keluar Bali selama arus mudik lebaran tahun ini, juga meningkat dibanding arus mudik tahun lalu. Di mana pada arus mudik tahun lalu, tercatat sebanyak 95.462 unit kendaraan roda dua dan 51.831 kendaraan roda empat menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang. Sedangkan pada arus mudik tahun ini, tercatat sebanyak 96.812 unit kendaraan roda dua dan 57.831 unit kendaraan roda empat, atau masing-masing naik 1 persen untuk kendaraan roda dua dan naik 12 persen untuk kendaraan roda empat.
General Manager ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Elvi Yoza, dikonfirmasi Minggu kemarin, mengatakan lonjakan penumpang selama arus mudik tahun ini dibanding tahun lalu itu, sudah diprediksi. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah penumpang keluar Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang selalu mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Khusus selama arus mudik tahun ini, lonjakan cukup signifikan terjadi pada jenis kendaraan roda empat. “Roda dua tidak terlalu banyak. Mungkin, ini menandakan perekonomian bagus, sehingga kebanyakan pemudik membawa kendaraan roda empat,” katanya.
Terkait arus balik lebaran, pihaknya memprediksikan terbagi dalam dua gelombang. Pertama, ketika memasuki akhir cuti bersama pada H+4 lebaran, Rabu (20/6) mendatang. Kemudian prediksi kedua, adalah pasca Lebaran Ketupat atau setelah Sabtu (23/6) mendatang. “Kalau tradisi di Jawa, ada namanya Lebaran Ketupat, satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya mulai balik setelah Lebaran Ketupat. Jadi kami cenderung prediksikan, lebih ramai nanti setelah Lebaran Ketupat. Tetapi kalau pegawai, kemungkinan H+4,” ujarnya.
Namun, kata Elvi, untuk arus balik lebaran, kondisinya tidak akan sepadat arus mudik. Meski demikian, pihaknya memastikan tetap akan memaksimalkan pelayanan memasuki arus balik yang akan terfokus di Pelabuhan Ketapang, seperti menghadapi arus mudik. “Pelayanan tetap sama seperti arus mudik kemarin di Pelabuhan Gilimanuk. KMP Drajat Paciran yang sempat kami operasikan dua kali ketika terjadi kepadatan penumpang waktu arus mudik kemarin, juga tetap stand by selama arus balik,” tuturnya. *ode
1
Komentar