Dikaji, PPI Sangsit Jadi Pelabuhan Penumpang
Kapal barang yang kerap mengangkut penumpang mengindikasikan kebutuhan transportasi orang dari dan keluar Buleleng lewat laut.
Kemenhub Utus Staf Khusus Pantau PPI Sangsit
SINGARAJA, NusaBali
Keberadaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit, di Banjar Pabean, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng, mulai mendapat perhatian dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, menyusul aktivitas arus penumpang yang semakin tinggi di dermaga PPI Sangsit. Padahal dermaga PPI Sangsit statusnya hanya dermaga bongkar muat barang.
Perhatian Kemenhub ditandai kehadiran staf khusus Kemenhub, Dewa Made Sastrawan ke dermaga PPI Sangsit, Senin (18/6) siang, guna melihat langsung aktivitas dan keberadaan PPI. Peninjauan staf khusus Kemenhub, Dewa Made Sastrawan didampingi Kepala UPP kelas III Buleleng, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, dan beberapa staf.
Dermaga PPI Sangsit selama ini hanya untuk bongkar muat barang yang datang dari daerah Sapeken, Mandura, Jawa Timur. Namun belakangan, kapal barang dari Mandura itu juga mengangkut penumpang. Para penumpang ini justru berbelanja kebutuhan pokok di Singaraja untuk diangkut kembali ke daerahnya Madura.
Saat ditinjau Senin kemarin, aktivitas di dermaga PPI Sangsit tidak seramai biasanya, karena masih suasana hari raya Idul Fitri. Kendati demikian, staf khusus Kemenhub, Dewa Made Sastrawan melihat risiko yang tinggi ketika kapal barang mengangkut penumpang. Ia pun menyebut, perlu ada solusi pengoperasian kapal pelayaran rakyat (Perla). “Itu (kapal Perla, red) sedang kami usahakan, karena bisa menjadi solusi. Karena kami juga memiliki kapal Perla di beberapa wilayah, apakah nantinya bisa direlokasi ke sini kapalnya. Memang kalau mau relokasi kapal itu butuh waktu,” ujar Dewa Made Sastrawan, yang asli Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Lalu apakah PPI Sangsit bisa dikembangkan menjadi Pelabuhan Penumpang? Dewa Sastrawan menyebut saat ini memang PPI Sangsit berstatus sebagai Pelabuhan Barang. Namun dirinya tak membantah justru kerap dijadikan tempat untuk menyeberang menuju Pelabuhan Sapeken, Madura, Jawa Timur. Kendati demikian, bukan tidak mungkin ke depan Pelabuhan PPI Sangsit bisa berstatus Pelabuhan Penumpang. Hanya saja butuh waktu yang lama untuk pengkajiannya.
“Kami akan kaji dulu dari segi lokasi pelabuhan. Agar bisa berstatus pelabuhan penumpang apa memungkinkan atau tidak. Karena kapal penumpang beda dengan kapal barang. Dari sisi kedalamannya, kondisi pelabuhannya, itu prosesnya panjang. Tapi yang jelas bisa saja diwujudkan” jelasnya.
Sementara, Kepala UPP Kelas III Buleleng Ni Luh Putu Eka Suyasmin berharap agar kapal Perla dapat dioperasikan di PPI Sangsit. Hal itu dirasa penting mengingat kebutuhan terhadap sarana transportasi sangat tinggi. Hanya saja memang selama ini kami terkendala fasilitas penunjang dermaga yang terbatas. “Kapal Perla itu sebagai alternatif untuk melayani penumpang. Tapi kami masih terkendala fasilitas dermaga. Karena kalau jadi dibantu Kapal Perla, maka dipastikan harus berlabuh agak jauh dari dermaga,” jelasnya.
Suyasmin menyebut, terkait kendala dermaga dirinya memang tak bisa berbuat banyak. Sebab kewenangan terhadap dermaga ada di Pemprov Bali. Hanya saja kalau ada Rencana Induk Pelabuhan (RIP) barulah pihaknya mengusulkan pembangunan dermaga. *k19
SINGARAJA, NusaBali
Keberadaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit, di Banjar Pabean, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng, mulai mendapat perhatian dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, menyusul aktivitas arus penumpang yang semakin tinggi di dermaga PPI Sangsit. Padahal dermaga PPI Sangsit statusnya hanya dermaga bongkar muat barang.
Perhatian Kemenhub ditandai kehadiran staf khusus Kemenhub, Dewa Made Sastrawan ke dermaga PPI Sangsit, Senin (18/6) siang, guna melihat langsung aktivitas dan keberadaan PPI. Peninjauan staf khusus Kemenhub, Dewa Made Sastrawan didampingi Kepala UPP kelas III Buleleng, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, dan beberapa staf.
Dermaga PPI Sangsit selama ini hanya untuk bongkar muat barang yang datang dari daerah Sapeken, Mandura, Jawa Timur. Namun belakangan, kapal barang dari Mandura itu juga mengangkut penumpang. Para penumpang ini justru berbelanja kebutuhan pokok di Singaraja untuk diangkut kembali ke daerahnya Madura.
Saat ditinjau Senin kemarin, aktivitas di dermaga PPI Sangsit tidak seramai biasanya, karena masih suasana hari raya Idul Fitri. Kendati demikian, staf khusus Kemenhub, Dewa Made Sastrawan melihat risiko yang tinggi ketika kapal barang mengangkut penumpang. Ia pun menyebut, perlu ada solusi pengoperasian kapal pelayaran rakyat (Perla). “Itu (kapal Perla, red) sedang kami usahakan, karena bisa menjadi solusi. Karena kami juga memiliki kapal Perla di beberapa wilayah, apakah nantinya bisa direlokasi ke sini kapalnya. Memang kalau mau relokasi kapal itu butuh waktu,” ujar Dewa Made Sastrawan, yang asli Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Lalu apakah PPI Sangsit bisa dikembangkan menjadi Pelabuhan Penumpang? Dewa Sastrawan menyebut saat ini memang PPI Sangsit berstatus sebagai Pelabuhan Barang. Namun dirinya tak membantah justru kerap dijadikan tempat untuk menyeberang menuju Pelabuhan Sapeken, Madura, Jawa Timur. Kendati demikian, bukan tidak mungkin ke depan Pelabuhan PPI Sangsit bisa berstatus Pelabuhan Penumpang. Hanya saja butuh waktu yang lama untuk pengkajiannya.
“Kami akan kaji dulu dari segi lokasi pelabuhan. Agar bisa berstatus pelabuhan penumpang apa memungkinkan atau tidak. Karena kapal penumpang beda dengan kapal barang. Dari sisi kedalamannya, kondisi pelabuhannya, itu prosesnya panjang. Tapi yang jelas bisa saja diwujudkan” jelasnya.
Sementara, Kepala UPP Kelas III Buleleng Ni Luh Putu Eka Suyasmin berharap agar kapal Perla dapat dioperasikan di PPI Sangsit. Hal itu dirasa penting mengingat kebutuhan terhadap sarana transportasi sangat tinggi. Hanya saja memang selama ini kami terkendala fasilitas penunjang dermaga yang terbatas. “Kapal Perla itu sebagai alternatif untuk melayani penumpang. Tapi kami masih terkendala fasilitas dermaga. Karena kalau jadi dibantu Kapal Perla, maka dipastikan harus berlabuh agak jauh dari dermaga,” jelasnya.
Suyasmin menyebut, terkait kendala dermaga dirinya memang tak bisa berbuat banyak. Sebab kewenangan terhadap dermaga ada di Pemprov Bali. Hanya saja kalau ada Rencana Induk Pelabuhan (RIP) barulah pihaknya mengusulkan pembangunan dermaga. *k19
1
Komentar