Polresta 'Mandul' Ungkap Kasus Perampokan
Petugas kepolisian dari Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Denpasar hingga kini masih kesulitan mengungkap kasus perampokan yang terjadi.
Pelaku Perampokan Alfamidi masih Misterius
DENPASAR, NusaBali
Tercatat ada 4 kasus perampokan besar yang belum berhasil diungkap. Yang paling anyar yaitu perampokan Alfamidi di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar Timur. Tidak diketahui secara pasti kendala yang dihadapi dilapangan, namun, petugas mengaku bahwa proses penyelidikan atas sejumlah kasus perampokan tersebut masih berjalan.
Perampok yang teridentifikasi sebagai pemain tunggal itu masuk kedalam toko pada Sabtu (16/4) dinihari. Tanpa basa basi, pelaku yang memiliki perawakan sedang itu masuk kedalam kantor yang berada dibagian belakang toko dan menganiaya serta menyekap seorang karyawan bernama Egar Tri Apriyanto, 24, yang sedang menghitung uang hasil penjualan.
Usai menyekap, pelaku mengambil uang sebanyak Rp 64.000.000 dan melariakan diri. Penyelidikan kasus perampokan yang menyita perhatian warga ini pun diakui oleh Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo masih dalam pengembangan. Pasca masuknya laporan, petugas Inafis terjun ke lokasi bersama Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) dan juga Polsek Denpasar Timur. Hasil penyelidikan awal, bahwa pelaku diduga kuat paham betul dengan kondisi yang ada didalam toko. Apalagi, saat beraksi hanya di jaga oleh tiga orang karyawan yang berada ditempat terpisah. "Sejauh ini, kita sudah dalami tiga orang saksi. Masing-masing saksi korban, saksi yang sedang berjaga di kasir dan satu sopir. Semuanya masih dilakukan pendalaman," kata Kapolresta Kombes Hadi saat ditemui sejumlah wartawan dikawasan Renon, Denpasar, Senin (18/6) pagi kemarin.
Beberapa aksi perampokan yang ditangani Polresta Denpasar juga belum menemukan titik terang. Sebelumnya pada tanggal 25 April 2018 lalu, aksi perampokan terjadi di areal paekir Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Central Asia, Mumbul, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Kawanan rampok bercadar dan menggunakan senjata api serta gas beracun mengasak uang sebanyak 1,8 miliar dari jasa pengangkut uang PT Andalan. Dalam aksi itu, tiga karyawan disemprot menggunakan cairan yang menyebabkan ketiganya langsung lumpuh. Pun para pelaku yang diduga berjumlah kurang lebih lima orang berhasil melarikan diri menggunakan mobil. Lagi-lagi, usai meninjau lokasi, Kapolresta berdalih masih melakukan penyelidikan. Bahkan, untuk memudahkan penyelidikan, Sat Reskrim mekakukan olah TKP yang dinilai cukup panjang, yakni menelusuri perjalanan mobil dari Jalan Tukad Citaru, Jalan Raya Hayam Wuruk, Kawasan Renon, Jalan Sidakarya dan Jalan Raya Bypass Ngurah Rai lokasi perampokan itu. Pun hasilnya masih nihil ditemukan para pelaku. Berbagai dugaan mulai dari pelanggaran SOP dan indikasi keterlibatan orang dalam mencuat ke permukaan. Tapi, dua setengah bulan berlalu, para pelaku masih melenggang bebas.
Jauh sebelum kasus perampokan Bank, para pelaku yang diduga masih satu jaringan juga menyasar mesin ATM. Tercatat, dua mesin ATM milik MyBank, Jalan Baypass Ngurah Rai, Kedonganan, Kuta, Badung dan mesin ATM milik CIMB Niaga, Jalan Balangan, Kuta Selatan juga menjadi sasaran perampokan pada tahun 2017 lalu. Hanya saja, modus yang digunakan oleh para pelaku dengan menarik paksa kedua mesin dan membawa kabur. Petugas keamanan yang berada di dua lokasi itu juga menjasi sasaran. Mereka dipukul dan disemproti dengan cairan, pun diikat mengguanakan lakban. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, para korban dari aksi ini mengaku trauma dengan kejadian itu. Hingga kini, para pelaku perampokan masih belum berhasil terungkap. Sejumlah kasus perampokan di Denpasar yang belum terungkap sejatinya menjadi perhatian khusus Polda Bali. Apalagi, dalam keterangan sejumlah saksi, para perampok menggunakan senjata api. Hal ini tentunya menjadi momok tersendiri, apalagi berbagai ivent bertaraf Internasional seperti Word Bank dan IMF didepan mata. *dar
Komentar