Lomba Hias Sampan Dayung Tarik Perhatian Wisatawan untuk Berfoto
Sekaa teruna (ST) dari 16 banjar Gebog Satakan Pura Ulun Danu Beratan mengikuti lomba hias sampan dayung untuk memeriahkan Festival DTW Ulun Danu Beratan pada Senin (18/6).
TABANAN, NusaBali
Lomba hias sampan dayung itu menarik perhatian wisatawan. Bahkan hiasan belum selesai dibuat sudah banyak dijadikan objek selfie oleh wisatawan. Sejumlah teruna tampak sibuk menghias sampan. Ada yang membuat angsa, berbagai jenis ikan dan burung. Bahkan ada yang menghias sampan dengan bahan organik, dedaunan dan jerami.
Salah satu seka teruna yang memanfaatkan bahan organik untuk menghias sampan adalah ST Kembang Sari dari Banjar Abang, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Mereka menggunakan dedaunan untuk menghias sampan yang sudah ditempel menggunakan styrofoam menyerupai Ikan Kaper. Mulai dari daun bambu dan daun markisa. “Daun markisa kami gunakan untuk bagian sisik, dan bagian ekor kami gunakan daun bambu,” kata salah seorang anggota ST Gede Darmawan.
Dia mengakui menggunakan bahan organik sesuai dengan persyaratan yang diberikan panitia. Selain itu juga berharap memperoleh juara. “Kami buat sudah dari pukul 09.00 hingga selesai pukul 14.00 Wita. Mudah-mudahan menang,” harapnya.
Sementara itu panitia lomba I Wayan Suputra mmengatakan peserta yang mengikuti festival kali ini bertambah hingga 16 banjar. Kalau sebelumnya hanya ada tujuh banjar. Dan untuk kali ini sampan hanya dilombakan untuk dihias, tidak dilombakan untuk didayung. “Ini karena tidak semua teruna bisa mendayung, dan tempatnya juga kurang leluasa karena sudah ada perubahan,” beber Suputra.
Diakui peserta lomba hias sampan dayung dimulai sekitar pukul 09.00 dan berakhir sekitar pukul 14.00 Wita, lanjut penilaian. Yang menang akan mendapatkan uang pembinaan yang sudah disiapkan oleh panitia.
Suputra menuturkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi peserta. Di antaranya tema lomba adalah binatang yang hidup di danau, setiap kelompok terdiri dari 10 orang, pernak pernik bebas, memakai pakaian adat madya. “Kalau untuk bahan kami persilakan bebas asalkan kreativitas yang dibuat bagus,” tegasnya.
Adapun 16 ST dari 16 banjar yang mengikuti lomba hias sampan dayung, yakni, ST Giri Mekar dari Banjar Batusesa, ST Giri Kusuma dari Banjar Bukit Catu, ST Bina Putra dari Banjar Pemuteran, ST Ciung Wanara dari Banjar Pacung, ST Eka Cita Tunjung Bang dari Banjar Bangah, ST Taman Magendra dari Banjar Taman Tanda, ST Bima Sakti dari Banjar Pekarangan, ST Cakra Murti dari Banjar Antapan, ST Kembang Sari dari Banjar Abang, ST Widya Dharma dari Banjar Juuk Legi, ST Wira Guna dari Banjar Bayan, ST Biduk Kencana Remaja dari Banjar Toh Jiwa, ST Seni Karya dari Banjar Mayungan, ST Darma Putra dari Banjar Batunya, ST Eka Semadi dari Banjar Gunung Kangin, dan ST Giri Merta dari Banjar Kembang Merta. *d
Lomba hias sampan dayung itu menarik perhatian wisatawan. Bahkan hiasan belum selesai dibuat sudah banyak dijadikan objek selfie oleh wisatawan. Sejumlah teruna tampak sibuk menghias sampan. Ada yang membuat angsa, berbagai jenis ikan dan burung. Bahkan ada yang menghias sampan dengan bahan organik, dedaunan dan jerami.
Salah satu seka teruna yang memanfaatkan bahan organik untuk menghias sampan adalah ST Kembang Sari dari Banjar Abang, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Mereka menggunakan dedaunan untuk menghias sampan yang sudah ditempel menggunakan styrofoam menyerupai Ikan Kaper. Mulai dari daun bambu dan daun markisa. “Daun markisa kami gunakan untuk bagian sisik, dan bagian ekor kami gunakan daun bambu,” kata salah seorang anggota ST Gede Darmawan.
Dia mengakui menggunakan bahan organik sesuai dengan persyaratan yang diberikan panitia. Selain itu juga berharap memperoleh juara. “Kami buat sudah dari pukul 09.00 hingga selesai pukul 14.00 Wita. Mudah-mudahan menang,” harapnya.
Sementara itu panitia lomba I Wayan Suputra mmengatakan peserta yang mengikuti festival kali ini bertambah hingga 16 banjar. Kalau sebelumnya hanya ada tujuh banjar. Dan untuk kali ini sampan hanya dilombakan untuk dihias, tidak dilombakan untuk didayung. “Ini karena tidak semua teruna bisa mendayung, dan tempatnya juga kurang leluasa karena sudah ada perubahan,” beber Suputra.
Diakui peserta lomba hias sampan dayung dimulai sekitar pukul 09.00 dan berakhir sekitar pukul 14.00 Wita, lanjut penilaian. Yang menang akan mendapatkan uang pembinaan yang sudah disiapkan oleh panitia.
Suputra menuturkan, ada persyaratan yang harus dipenuhi peserta. Di antaranya tema lomba adalah binatang yang hidup di danau, setiap kelompok terdiri dari 10 orang, pernak pernik bebas, memakai pakaian adat madya. “Kalau untuk bahan kami persilakan bebas asalkan kreativitas yang dibuat bagus,” tegasnya.
Adapun 16 ST dari 16 banjar yang mengikuti lomba hias sampan dayung, yakni, ST Giri Mekar dari Banjar Batusesa, ST Giri Kusuma dari Banjar Bukit Catu, ST Bina Putra dari Banjar Pemuteran, ST Ciung Wanara dari Banjar Pacung, ST Eka Cita Tunjung Bang dari Banjar Bangah, ST Taman Magendra dari Banjar Taman Tanda, ST Bima Sakti dari Banjar Pekarangan, ST Cakra Murti dari Banjar Antapan, ST Kembang Sari dari Banjar Abang, ST Widya Dharma dari Banjar Juuk Legi, ST Wira Guna dari Banjar Bayan, ST Biduk Kencana Remaja dari Banjar Toh Jiwa, ST Seni Karya dari Banjar Mayungan, ST Darma Putra dari Banjar Batunya, ST Eka Semadi dari Banjar Gunung Kangin, dan ST Giri Merta dari Banjar Kembang Merta. *d
Komentar