Penderita Kanker Payudara Meninggal
Penderita kanker payudara, Ni Nengah Yuli, 27, meninggal di RSUD Karangasem, Senin (18/6).
AMLAPURA, NusaBali
Ia menjalani pengobatan di rumah sakit setelah menerima bantuan dari Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri. Namun nyawanya tak tertolong. Jenazah korban diaben di Setra Desa Pakraman Kesimpar pada Soma Wage Kliwon, kemarin.
Suami korban, I Nengah Turun, berduka. “Ini kelalaian saya. Selama ini tidak pernah memeriksakan istri ke Puskesmas Abang. Saya merasa kehilangan, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,” ucap Nengah. Nengah Yuli meninggalkan suami I Nengah Turun dan dua putri yakni Ni Luh Agustini, 5, dan Ni Kadek Desi, 2,5.
Pantauan di rumah duka, Kelian Banjar Bau Kawan, Desa Kesimpar, I Wayan Panji, ayah kandung Ni Nengah Yuli yakni I Nengah Puspa, dan kerabatnya persiapkan upacara penguburan. Krama istri menata banten dan krama laki membuat tandu untuk mengusung jenazah korban. Sementara Kepala Instalasi Humas dan Pemasaran Rumah Sakit RSUD Karangasem, I Gede Dedy Artho mengatakan, pasien meninggal sebelum dilakukan tindakan operasi. Sebab, kondisi masih drop, dan selama menjalani perawatan belum stabil.
Sedianya operasi dilakukan setelah kondisi pasien normal, baik menyangkut tensi maupun kondisi organ tubuh lainnya. Ternyata kesadaran pasien, fisiknya semakin menurun. “Pelayanan diberikan selama menjalani rawat inap, sesuai standar,” katanya. Sementara Kepala Dinas Kesehatan, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengaku telah berupaya membantu penderita kanker payudara tersebut. “Mengingat kondisinya belum stabil, sehingga belum bisa dilakukan tindakan operasi,” katanya.
Korban Ni Nengah Yuli merasakan sakitnya paling parah sejak sebulan terakhir, disertai bagian tangan kiri bengkak. Sedangkan gejala kanker mulai dirasakan, sejak empat bulan sebelumnya. Mengingat gejalanya ringan maka tidak pernah diperiksakan, tetap dibawa beraktivitas sebagai buruh mengupas kelapa. *k16
Ia menjalani pengobatan di rumah sakit setelah menerima bantuan dari Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri. Namun nyawanya tak tertolong. Jenazah korban diaben di Setra Desa Pakraman Kesimpar pada Soma Wage Kliwon, kemarin.
Suami korban, I Nengah Turun, berduka. “Ini kelalaian saya. Selama ini tidak pernah memeriksakan istri ke Puskesmas Abang. Saya merasa kehilangan, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,” ucap Nengah. Nengah Yuli meninggalkan suami I Nengah Turun dan dua putri yakni Ni Luh Agustini, 5, dan Ni Kadek Desi, 2,5.
Pantauan di rumah duka, Kelian Banjar Bau Kawan, Desa Kesimpar, I Wayan Panji, ayah kandung Ni Nengah Yuli yakni I Nengah Puspa, dan kerabatnya persiapkan upacara penguburan. Krama istri menata banten dan krama laki membuat tandu untuk mengusung jenazah korban. Sementara Kepala Instalasi Humas dan Pemasaran Rumah Sakit RSUD Karangasem, I Gede Dedy Artho mengatakan, pasien meninggal sebelum dilakukan tindakan operasi. Sebab, kondisi masih drop, dan selama menjalani perawatan belum stabil.
Sedianya operasi dilakukan setelah kondisi pasien normal, baik menyangkut tensi maupun kondisi organ tubuh lainnya. Ternyata kesadaran pasien, fisiknya semakin menurun. “Pelayanan diberikan selama menjalani rawat inap, sesuai standar,” katanya. Sementara Kepala Dinas Kesehatan, I Gusti Bagus Putra Pertama, mengaku telah berupaya membantu penderita kanker payudara tersebut. “Mengingat kondisinya belum stabil, sehingga belum bisa dilakukan tindakan operasi,” katanya.
Korban Ni Nengah Yuli merasakan sakitnya paling parah sejak sebulan terakhir, disertai bagian tangan kiri bengkak. Sedangkan gejala kanker mulai dirasakan, sejak empat bulan sebelumnya. Mengingat gejalanya ringan maka tidak pernah diperiksakan, tetap dibawa beraktivitas sebagai buruh mengupas kelapa. *k16
1
Komentar