Pelajaran Berharga dari Ukraina
Kekuatan petinju dapat diketahui baik lewat tes maupun latihan. Para petinju dipasang alat yang terhubung ke laptop. Dengan alat itu, kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan dapat diketahui.
Adi Swandana soal Pelatnas Tinju
JAKARTA, NusaBali
Kepala pelatih tinju Pelatnas Asian Games 2018 I Gusti Made Adi Swandana mengatakan banyak pelajaran yang dipetik dari petinju selama berlatih di Ukraina selama dua bulan lebih. Ia merasakan adanya teknologi dalam melatih petinju sehingga tahu kemampuan petinju.
"Mereka menggunakan teknologi untuk mengetahui kekuatan para petinju. Sedangkan kita masih manual," ujar Adi Swandana, Senin (18/6).
Menurut Adi Swandana, kekuatan petinju dapat diketahui baik lewat tes maupun latihan. Para petinju dipasang alat yang terhubung ke laptop. Dengan alat itu, kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan dapat diketahui.
Di Indonesia dapat mengetahui kemampuan petinju secara manual dengan menghitung denyut jantung, tetapi kekuatan pukulan tidak dapat diketahui. Agar seperti itu, kata Adi Swandana, Indonesia perlu memiliki peralatan teknologi canggih seperti di Ukraina.
"Fasilitasnya benar-benar lengkap. Petinju mereka selalu di pantau terus. Bahkan mereka punya profesor yang diakui IBA," papar pelatih asal Bali ini.
Selain dari segi teknologi, Adi Swandana juga mendapat masukan dari pelatih Ukraina. Antara lain, tangan petinju Indonesia masih lemah. Badan kurang lentur, kaki kurang lincah karena hanya maju tanpa dapat menipu lawan. Semua masukan itu, kata Adi, diterima dengan lapang dada.
"Kami baru seminggu lalu sampai di tanah air. Tiba di Indonesia langsung latihan di Manado dan membenahi diri, karena dua bulan lagi Asian Games berlangsung," kata Adi Swandana.
Di Ukraina, para petinju mengikuti kejuaraan di Provinsi Kherson selama seminggu. Petinju Merah Putih meraih satu perak melalui Mario B. Kalli dan dua perunggu lewat Aldom Sugoro dan Farand. Setelah itu, ke Tarkit dua minggu untuk menjalani duel meet dengan petinju Ukraina dan Marako.
Menurut Adi, ada enam petinju yang berlatih di Ukraina sejak 8 April lalu. Yakni, Saroha Tua Lumban Tobing di kelas 69 kg, Farand Papendang di kelas 60 kg, Mario B. Kali kelas 49 kg, Libertus Gea di kelas 64 kg, Sunan Agung di kelas 56 kg dan Aldom Sugoro di kelas 52 kg. Kini mereka di Manado bersama petinju Pelatnas lainnya. Baru pada 22 Juni diumumkan tim inti untuk Asian Games 2018. *k22
JAKARTA, NusaBali
Kepala pelatih tinju Pelatnas Asian Games 2018 I Gusti Made Adi Swandana mengatakan banyak pelajaran yang dipetik dari petinju selama berlatih di Ukraina selama dua bulan lebih. Ia merasakan adanya teknologi dalam melatih petinju sehingga tahu kemampuan petinju.
"Mereka menggunakan teknologi untuk mengetahui kekuatan para petinju. Sedangkan kita masih manual," ujar Adi Swandana, Senin (18/6).
Menurut Adi Swandana, kekuatan petinju dapat diketahui baik lewat tes maupun latihan. Para petinju dipasang alat yang terhubung ke laptop. Dengan alat itu, kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan dapat diketahui.
Di Indonesia dapat mengetahui kemampuan petinju secara manual dengan menghitung denyut jantung, tetapi kekuatan pukulan tidak dapat diketahui. Agar seperti itu, kata Adi Swandana, Indonesia perlu memiliki peralatan teknologi canggih seperti di Ukraina.
"Fasilitasnya benar-benar lengkap. Petinju mereka selalu di pantau terus. Bahkan mereka punya profesor yang diakui IBA," papar pelatih asal Bali ini.
Selain dari segi teknologi, Adi Swandana juga mendapat masukan dari pelatih Ukraina. Antara lain, tangan petinju Indonesia masih lemah. Badan kurang lentur, kaki kurang lincah karena hanya maju tanpa dapat menipu lawan. Semua masukan itu, kata Adi, diterima dengan lapang dada.
"Kami baru seminggu lalu sampai di tanah air. Tiba di Indonesia langsung latihan di Manado dan membenahi diri, karena dua bulan lagi Asian Games berlangsung," kata Adi Swandana.
Di Ukraina, para petinju mengikuti kejuaraan di Provinsi Kherson selama seminggu. Petinju Merah Putih meraih satu perak melalui Mario B. Kalli dan dua perunggu lewat Aldom Sugoro dan Farand. Setelah itu, ke Tarkit dua minggu untuk menjalani duel meet dengan petinju Ukraina dan Marako.
Menurut Adi, ada enam petinju yang berlatih di Ukraina sejak 8 April lalu. Yakni, Saroha Tua Lumban Tobing di kelas 69 kg, Farand Papendang di kelas 60 kg, Mario B. Kali kelas 49 kg, Libertus Gea di kelas 64 kg, Sunan Agung di kelas 56 kg dan Aldom Sugoro di kelas 52 kg. Kini mereka di Manado bersama petinju Pelatnas lainnya. Baru pada 22 Juni diumumkan tim inti untuk Asian Games 2018. *k22
Komentar