nusabali

Jembatan di Desa Pedawa Tuntas

  • www.nusabali.com-jembatan-di-desa-pedawa-tuntas

Kerusakan jembatan di atas tukad (sungai) Penangkidan, di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, tuntas diperbaiki.

Akses Ekonomi Mulai Normal

SINGARAJA, NusaBali
Jembatan itu pun kini sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Jembatan di Tukad Penangkidan ini menghubungkan Banjar Ingsakan dengan Banjar Desa, Desa Pedawa.

Selama ini, jembatan itu menjadi akses utama bagi warga membawa hasil bumi ke luar desa, termasuk akses siswa yang bersekolah. Bahkan jembatan itu begitu penting karena ruas jalan itu menjadi jalan alternatif menunju Bedugul. Namun jembatan itu sempat putus akibat banjir bandang yang terjadi pada Januari 2018 lalu. Nah karena putus itu, warga kemudian membuat jembatan darurat dari batang bambu. Sehingga akses tersebut hanya bisa dilalui oleh sepeda motor.

Kini setelah proses perbaikan tuntas, jembatan itu sudah dapat dilintasi oleh kendaraan roda empat. Akses ekonomi di wilayah setempat juga mulai normal kembali. Karena sebelumnya, warga harus memutar membawa hasil bumi ke luar desa.

Kepala Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparta Wijaya, dikonfirmasi Rabu (20/6) mengatakan, perbaikan jembatan ini sangat urgen karena jembatan itu merupakan salah satu jalur alternatif dari Singaraja ke Denpasar atau sebaliknya. Selain itu, jembatan ini merupakan jalur penghubung perekonomian warga untuk mengirim hasil bumi.

“Sekarang perbaikan ini sudah selesai. Jembatan sudah bisa dilalui mobil dan juga motor. Perbaikan ini terus dipercepat karena jembatan di atas sungai Penangkidan ini merupakan jalur penting untuk perekonomian dan juga siswa berangkat ke sekolah,” jelasnya.

Masih kata Suparta Wijaya, proyek perbaikan itu melalui proses pengadaan langsung dengan pagu anggaran sebesar hampir Rp 200 juta. Namun, saat penandatanganan kontrak berhasil melakukan efisiensi sehingga nilai kontrak sebesar Rp 179.425.000. Perbaikan ini dikerjakan oleh CV Mitra Indah dengan jangka waktu pelaksanaan selama 120 hari kalender. “Kita juga berhasil melakukan efisiensi sebesar Rp 20 juta lebih,” ujar Suparta Wijaya.*k19

Komentar