Dishub Catat 13 Pasar Tumpah Sebabkan Kemacetan
Dinas Perhubungan Kota Denpasar mencatat sedikitnya ada 13 pasar tumpah yang menjadi penyebab kemacetan di Kota Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Dalam pasar tumpah tersebut biasanya dipenuhi pedagang yang berjualan di atas trotoar hingga sepadan jalan di luar pasar resmi pada umumnya. Hal itu juga menimbulkan parkir liar di sepadan jalan yang menjadi penyebab mempersempitnya jalan yang dilalui pengendara.
Kabid Pengendalian dan Operasional LLAJ Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat dikonfirmasi, Kamis (21/6) mengungkapkan, keseluruhan pasar tumpah tersebut berada di titik-titik rawan kemacetan di Denpasar. Pasar tersebut yakni berada di Pasar Balun yang menimbulkan kemacetan di Jalan Maruti hingga Jalan Cokroaminoto, Pasar Satria yang berimbas ke Jalan Veteran hingga Jalan Abimanyu, Pasar Agung, Pasar Ketapian, Pasar Kreneng, Pasar Gunung Agung, Pasar Rinjani, Pasar Kumbasari.
Pasar lainnya yakni Pasar Badung di Jalan Gajah Mada, Jalan Abian Timbul, Pasar Sanglah, Pasar Renon, dan Pasar Batan Kendal. Keseluruhan pasar tersebut memiliki potensi penyebab kemacetan setiap kali kepadatan terjadi di pagi hari maupun sore hari karena menimbulkan parkir liar di sepadan jalan di luar dari parkir resmi yang dikelola PD Parkir.
Hal itu mempersulit pihaknya untuk mengatur setiap hari agar arus lalulintas tetqp lancar. Selain banyak pelanggaran juga pemilik kendaraan main kucing-kucingan dengan petugas. "Ke-13 pasar tumpah itu selama ini menjadi titik timbulnya kemacetan. Dimana warga yang mau belanja otomatis memarkir kendaraannya di sepadan jalan yang bukan resmi di jadikan parkir," jelasnya.
Kata Sriawan, pihaknya berkali-kali berupaya menertibkan pengendara, namun mereka bisa tertib hanya pada saat ada petugas. Setelah itu pemilik kendaraan kembali menaruh kendaraannya secara sembarangan tanpa mempedulikan peringatan yang diberikan sebelumnya. "Kami tertibkan pagi, biasanya setelah itu mereka kembali lagi melakukan pelanggaran itu. Mereka main kucing-kucingan apalagi pengendara yang melanggar parkir biasanya orang yang sama," imbuhnya. *m
Dalam pasar tumpah tersebut biasanya dipenuhi pedagang yang berjualan di atas trotoar hingga sepadan jalan di luar pasar resmi pada umumnya. Hal itu juga menimbulkan parkir liar di sepadan jalan yang menjadi penyebab mempersempitnya jalan yang dilalui pengendara.
Kabid Pengendalian dan Operasional LLAJ Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat dikonfirmasi, Kamis (21/6) mengungkapkan, keseluruhan pasar tumpah tersebut berada di titik-titik rawan kemacetan di Denpasar. Pasar tersebut yakni berada di Pasar Balun yang menimbulkan kemacetan di Jalan Maruti hingga Jalan Cokroaminoto, Pasar Satria yang berimbas ke Jalan Veteran hingga Jalan Abimanyu, Pasar Agung, Pasar Ketapian, Pasar Kreneng, Pasar Gunung Agung, Pasar Rinjani, Pasar Kumbasari.
Pasar lainnya yakni Pasar Badung di Jalan Gajah Mada, Jalan Abian Timbul, Pasar Sanglah, Pasar Renon, dan Pasar Batan Kendal. Keseluruhan pasar tersebut memiliki potensi penyebab kemacetan setiap kali kepadatan terjadi di pagi hari maupun sore hari karena menimbulkan parkir liar di sepadan jalan di luar dari parkir resmi yang dikelola PD Parkir.
Hal itu mempersulit pihaknya untuk mengatur setiap hari agar arus lalulintas tetqp lancar. Selain banyak pelanggaran juga pemilik kendaraan main kucing-kucingan dengan petugas. "Ke-13 pasar tumpah itu selama ini menjadi titik timbulnya kemacetan. Dimana warga yang mau belanja otomatis memarkir kendaraannya di sepadan jalan yang bukan resmi di jadikan parkir," jelasnya.
Kata Sriawan, pihaknya berkali-kali berupaya menertibkan pengendara, namun mereka bisa tertib hanya pada saat ada petugas. Setelah itu pemilik kendaraan kembali menaruh kendaraannya secara sembarangan tanpa mempedulikan peringatan yang diberikan sebelumnya. "Kami tertibkan pagi, biasanya setelah itu mereka kembali lagi melakukan pelanggaran itu. Mereka main kucing-kucingan apalagi pengendara yang melanggar parkir biasanya orang yang sama," imbuhnya. *m
1
Komentar