nusabali

Mengamati Persebaran Burung Migran di Pulau Serangan

  • www.nusabali.com-mengamati-persebaran-burung-migran-di-pulau-serangan

Try Out Divisi Konservasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta Pelatihan Tingkat Lanjut (PTL) Divisi Konservasi Mapala “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana. Tim Divisi Konservasi memilih Birdwatching di Pulau Serangan sebagai kegiatan Try Out Divisi Spesialisasi Konservasi.

Birdwatching adalah aktivitas pengamatan burung dengan tujuan tertentu. Dan kami memilih birdwatching dengan tujuan untuk melakukan pendataan burung migran sebagai bentuk konservasi dan membantu pelestarian burung di Pulau Serangan. 

Selama ini Pulau Serangan selain sebagai tempat rekreasi, juga dipakai untuk penelitian, termasuk penelitian tentang burung. Pulau Serangan yang memiliki tipe habitat seperti mangrove, laguna, pantai yang tidak hanya cocok untuk burung air namun juga burung terestrial. Pulau Serangan juga digunakan sebagai tempat singgah burung-burung yang bermigrasi dari utara ke selatan. Namun terdapat pula beberapa burung migran yang menetap di Pulau Serangan. 

Berdasarkan uraian di atas, pendataan tentang jenis burung migran yang menetap di Pulau Serangan perlu dilakukan. Selain untuk mendapatkan data jenis burung migran yang menetap di Pulau Serangan, pendataan juga penting dilakukan untuk mengetahui populasi burung tersebut sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kepunahan. Oleh karena itu, tim melaksanakan kegiatan Try Out Divisi Konservasi dengan kegiatan pendataan burung migran yang menetap di Pulau Serangan.


Kenapa Harus Birdwatching? Birdwatching adalah aktivitas pengamatan burung dengan tujuan tertentu. Dan kami memilih birdwatching dengan tujuan untuk melakukan pendataan burung migran sebagai bentuk konservasi dan membantu pelestarian burung di Pulau Serangan.

Kegiatan Birdwatching di Pulau Serangan ini menjadi kenangan tersendiri bagi Tim Konservasi Mapala “WD” Unud karena Pulau Serangan kini ditutup untuk umum.

Kegiatan try out ini dilaksanakan sebanyak dua kali yakni pada tanggal 16-17 Desember 2017 dan 4-5 Mei 2018 di titik pengamatan yang sama. Sebenarnya waktu terbaik dalam pengamatan burung migran bukan pada bulan Desember, melainkan pada bulan Mei karena pada bulan Mei waktunya burung-burung bermigrasi.

Pada pengamatan pertama di bulan Desember, tim menentukan empat titik pengamatan dengan titik koordinat sebagai berikut: titik pengamatan I (8°44’38’’ LS dan 115°13’25’’ BT), titik pengamatan II (8°44’39’’ LS dan 115°13’25’’ BT), titik pengamatan III (8°44’46’’ LS dan 115°13’20’’ BT), dan titik pengamatan IV (8°44’52” LS dan 115°13’18” BT). Keempat titik pengamatan ini juga dipakai pada pengamatan kedua di bulan Mei.

Hasil pengamatan burung migran di Pulau Serangan, pada bulan Desember dan Mei antara lain: Gagang Bayam Timur (Himantopus leucocephalus), Gajahan Penggala (Numenius phaeopus), Cerek Pasir Mongolia (Charadrius mongolus), dan Dara Laut Jambul (Thalasseus bergii).

Adapun burung lokal di Pulau Serangan yang teramati oleh tim antara lain: 

Madu Sriganti (Nectarinia jugularis), Kirik-kirik Laut (Merops philippinus), Kuntul Kecil (Egretta garzetta), Pecuk Padi Belang (Phalacrocorax melanoleucos), Pecuk Padi Hitam (Phalacrocorax sulcirostris), Itik Benjut (Anas gibberifrons), Camar Laut (Laridae), Trinil Semak (Tringa glareola), dan Raja Udang (Alcedinidae).

SELANJUTNYA...

Komentar