nusabali

Penyewa Lahan Mimpi Temukan Dua Senjata Mirip Keris

  • www.nusabali.com-penyewa-lahan-mimpi-temukan-dua-senjata-mirip-keris

Peristiwa pohon intaran dimaksud terbakar secara misterius, pertama terjadi sekitar enam tahun lalu. Usai terbakar, batang pohon, ranting, dan daun masih tampak segar.

Misterius, Pohon Intaran di Pemaron Terbakar Dua Malam Berturut

SINGARAJA, NusaBali
Masyarakat Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dan sekitarnya dua malam berturut-turut dihebohkan oleh peristiwa terbakarnya sebatang pohon intaran secara misterius. Anehnya, pohon berdiameter sekitar 60 centimeter dan tinggi sekitar tujuh meter, itu pasca terbakar dan api sudah padam, daun intaran yang melekat pada pohon tampak masih segar tanpa terlihat bekas terbakar.

Peristiwa misterius itu terjadi di lahan Made Srengga warga Banjar Dinas Dangin Margi, Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, yang disewa oleh Gede Semadi, 40, warga Banjar Dinas Lebah Siung, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Lahan seluas 30 are itu disewa Semadi dijadikan sebagai lahan budidaya rumput hias/tanaman hias sejak enam tahun lalu. Di pinggir sisi Barat lahan itu terdapat sebuah pohon intaran, di antara pohon lainnya yang berjejer dari Selatan ke Utara sebagai batas lahan.

Menurut kesaksian warga setempat, Nyoman Parna, api menyala dari pohon pada Kamis (21/6) malam sekitar pukul 21.30 Wita. Kejadian itu sempat membuat warga sekitar lokasi kalang kabut. Maklum saja lahan budidaya rumput hias yang dikelola Semadi selama ini pada malam hari kosong tanpa penjagaan dan lampu. Api yang keluar dari dalam pohon dan terlihat berkobar-kobar di sela-sela dedaunan, langsung dipadamkan warga sekitar. Bahkan pemadaman api juga dibantu Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng. Namun malam itu api masih saja menyala dan ditemukan padam sendiri oleh warga pada Jumat (22/6) pagi.

Anehnya saat api sudah padam pagi harinya, pada Jumat (22/6) malam sekitar pukul 21.30 Wita kembali berkobar.   “Awalnya kami tidak begitu curiga. Kami pikir itu biasa. Karena dikira ada orang yang cari sarang tawon pakai obor. Memang batang pohon intaran sudah borok dan tua, tetapi kemarin (Jumat) malam kok kejadian lagi, padahal apinya sudah padam padam pada Jumat pagi,” tutur Parna.

Pasca kebakaran di malam kedua api kembali dipadamkan oleh Semadi dibantu warga setempat dengan cara manual. Manun usai dipadamkan, pada Sabtu (23/6) pagi pohon intaran itu masih terlihat segar. Pohonnya masih berdiri dengan kokoh meski ada beberapa cabang pohonnya yang sudah terjatuh, kulit kayu dan daunnya pun masih terlihat segar, tidak seperti usai terbakar. Di bawah pohon juga tidak didapati palinggih yang dapat menjadi pemicu api dari dupa canang yang dihaturkan di sana.

Semadi didampingi istrinya, Luh Medri, 35, yang ditemui di lokasi mengaku baru mengetahui kejadian kebakaran di lahan yang digarapnya setelah mendapat telepon dari warga sekitar lahan. Semadi mengatakan kebakaran pohon intaran secara misterius itu sebenarnya pernah terjadi enam tahun silam.

Saat itu pihaknya baru saja mulai menggarap lahan tersebut. Pohon intaran dimaksud juga sempat terbakar tanpa diketahui penyebab pastinya. “Saya sih tidak tahu pasti apakah karena obor pencari tawon, karena sering ada yang nyari tawon di sini. Atau hal lain saya tidak tahu juga. Karena kalau malam, di sini kosong (tidak ada penjaga, Red),” kata dia.

Meski demikian sejauh ini pihaknya tidak pernah merasakan hal-hal aneh atau berbau mistis terjadi di lahannya. Semadi pun tidak mengetahui pasti apakah lahan yang digarapnya termasuk lahan angker atau tidak.

Hal serupa juga dituturkan oleh istrinya Luh Medri. Tidak ada firasat ataupun pertanda sebelum terjadi peristiwa misterius ini.

“Saya dan suami di sini niatnya mencari nafkah, tidak tahu menahu tentang hal lainnya di luar itu. Hanya mohon keselamatan dan kelancaran saja,” imbuh Luh Medri.

Namun saat pohon intaran itu terbakar pertama kali pada Kamis (21/6) malam, Semadi mengaku sempat bermimpi aneh. Usai datang dari lahannya memadamkan api, dia tertidur. Dalam kelelahannya dia bermimpi pohon intaran yang ada di lahan garapannya itu tumbang, lalu di pangkal pohon muncul dua senjata tajam, satu menyerupai keris dan satu lagi menyerupai parang, dengan panjang sekitar 40 – 50 centimeter.

“Pas saya mau ambil tiba-tiba tercabut sendiri dan langsung jatuh di hadapan saya. Saya langsung terjaga dan kaget, bangun saat itu juga,” akunya. Dengan mimpinya tersebut, pada Sabtu (23/6) pagi kemarin pohon intaran yang sebagian dahannya sudah dibersihkan diselimuti saput poleng dan dibuatkan tempat menghaturkan sesajen. Luh Medri pun mengaku sempat menghaturkan piuning. Apabila dirinya memiliki kesalahan yang tidak disengaja, dia memohon keselamatan selama dia memanfaatkan lahan itu. Hingga Sabtu sore lokasi pohon intaran yang terbakar itu masih ramai dikunjungi warga.

Pohon intaran yang terbakar batangnya masih berdiri kokoh. Pun demikian dengan daun intaran sedikit pun tidak ada yang terbakar, apalagi layu karena tersambar api. Daun-daunnya masih terlihat segar dan normal seakan tidak terjadi apa-apa.  “Ya bagi kami ini sangat aneh. Kok sudah dua kali kejadian. Tapi pohonnya tidak roboh, daunnya tetap segar, tidak layu,” ucap Luh Medri. *k23

Komentar