Kertha-Maha Sindir OTT, Aman Janjikan Art Centre
Dalam debat pamungkas ini, ada beberapa pertanyaan dari tim perumus, salah satunya tentang kurikulum mata pelajaran kesenian di Gianyar.
Debat Putaran Terakhir Pilkada Gianyar Cukup Panas
DENPASAR, NusaBali
Debat terbuka Pilkada Gianyar putaran kedua (pamungkas) di Hotel Prama Sanur Resort, Denpasar, Sabtu (23/6) malam berlangsung cukup panas. Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 1 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI-NasDem, yakni Tjokorda Raka Kerthayasa-Pande Istri Maharani Primadewi (Kertha-Maha) kembali ungkit masalah OTT (operasi tangkap tangan) yang menyeret sejumlah aparatur sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Gianyar. Sedangkan paslon nomor urut 2 diusung PDIP dan Hanura, I Made Mahayastra-AA Gede Mayun (Paket Aman) berjanji akan membangun Art Center di Gianyar sebagai bukti nyata perhatiannya pada seniman di Gumi Seni Gianyar.
Dalam debat yang dipandu moderator Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel (dosen FISIP Unud) dan ditayangkan langsung di Bali TV ini diawali dengan sesi penyampaian visi misi yang saling ditanggapi oleh para kandidat. Debat berlangsung selama 90 menit mulai pukul 19.00 Wita hingga pukul 20.35 Wita.
Sama seperti debat sebelumnya, Paket Kertha-Maha menawarkan Gianyar Anyar dengan Pancakarya-nya, yakni clean goverment, smart village, sehat cerdas dan mandiri, asri berbasis budaya lokal dan agro-eco tourism. Menurut Agus Mahayastra, tidak ada hal baru yang dituangkan dalam visi misi Kertha-Maha itu.
"Misi pancakarya tidak satupun ada yang baru. Kelimanya sudah kami laksanakan sebelumnya," ujar Agus Mahayastra menanggapi. Agus Mahayastra pun balik bertanya, bagaimana strategi dikaitkan dengan politik anggaran. Seberapa besar yang bisa dibiayai dari APBD? Dijawab oleh Cok Ibah, bahwa Gianyar perlu strategi yang lebih cerdas. "Apalagi APBD Gianyar saat ini defisit. Dalam prosesnya nanti, kami pun punya program pemberantasan korupsi bekerjasama dengan KPK dan BPK untuk menindak," terangnya.
Sementara giliran penyampaian visi misi paket Aman, Agus Mahayastra mengatakan akan melanjutkan kembali konsep sebelumnya, yakni Gianyar Bagus. "Program ini telah dinikmati oleh masyarakat Gianyar. Memperkuat dan perkokoh desa pakraman, serta menata wilayah lingkungan yang bersih hijau," jelasnya.
Menurut Cok Ibah pihaknya belum melihat komitmen tersebut secara detail. "Kami tidak melihat komitmen anti korupsi anda secara detail," ujarnya. Menanggapi itu, Agus Mahayastra mengatakan bahwa pihaknya tidak segan-segan menindak dan memberikan sanksi bagi oknum pegawai Pemkab yang terlibat korupsi.
Dalam debat pamungkas ini, ada 5 pertanyaan dari tim perumus, antara lain tentang kurikulum mata pelajaran kesenian, nyali untuk memberantas korupsi dan terorisme, partisipasi publik, kebijakan strategis dan gebrakan di 100 hari pertama setelah terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Gianyar. Perdebatan sengit sempat terjadi ketika Cok Ibah mengungkapkan rencananya mendirikan TK Hindu, sedangkan Mahayastra pada kepemimpinan sebelumnya telah mencanangkan 3 TK negeri Hindu yang ada di Desa Bona, Batuan dan Bukian.
Sementara terkait ketegasan memberantas korupsi dan terorisme, Paket Kertha Maha menyinggung kasus OTT di Dinas Perizinan Gianyar, beberapa waktu lalu. "Kami belum lihat paslon 2 selaku incumbent melakukan tindakan tegas pada OTT sebelumnya. Kami juga sayangkan, dana bencana dihapus dalam APBD. Padahal kan, bencana juga menjadi ancaman pariwisata. Dan jika kami terpilih nanti, kami harus pastikan program kami pro rakyat," sentil Gek Rani.
Selanjutnya untuk pertanyaan terakhir, terkait 100 hari kerja pertama dalam meningkatkan kualitas dan peran desa pakraman, Cok Ibah mengaku akan meningkatkan BKK sampai Rp 100 juta. "Kebetulan saya bendesa juga ini. Kita harus ada inovasi awig-awig dan pararem. Maka itu erlu fasilitas. Kami sudah programkan BKK sampai Rp 100 juta. Kelian adat dapat Rp 1,2 juta per bulan, Bendesa Rp 1,5juta per bulan," bebernya.
Sementara pada sesi saling bertanya antar kedua paslon, Cok Ibah menanyakan apa yang sudah dilakukan Agus Mahayastra dalam 5 tahun terakhir. "Karena yang lebih kelihatan hanya eksploitasi budaya," sindirnya. Menjawab itu, Agus Mahayastra mengungkapkan, saat menjabat sebagai wakil bupati dirinya setia membantu Bupati AA Gde Agung Baratha terutama pada bidang seni.
"Di era kepemimpinan beliau, telah banyak bikin festival. Penghargaan khusus pula rutin diberikan ada seniman pada kesempatan HUT kota dan PKB," jelasnya. Tapi menurut Cawabup Gek Rani, perhatian pada seniman masih minim. "Kita ketahui di Gianyar banyak maestro seniman yang sudah tua belum ada perhatian, salah satunya soal jaminan kesehatan," ujarnya.
Mendengar tanggapan itu, Agus Mahayastra pun angkat bicara bahwa program jaminan kesehatan bagi seniman sudah diprogramkan. "Para seniman sudah dianggarkan jaminan kesehatan. Dan untuk para Seniman Gianyar, tahun 2021 kami pastikan punya Art Center (pusat kesenian) terbesar dengan kapasitas 20.000 penonton. Seniman muda juga bisa tampil. Yakinlah tahun itu akan ada," ungkapnya. Ditemui usai debat, Agus Mahayastra mengatakan Art Centre terbesar di Bali ini akan dibangun di GOR Kebo Iwa Gianyar. *nvi
DENPASAR, NusaBali
Debat terbuka Pilkada Gianyar putaran kedua (pamungkas) di Hotel Prama Sanur Resort, Denpasar, Sabtu (23/6) malam berlangsung cukup panas. Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 1 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI-NasDem, yakni Tjokorda Raka Kerthayasa-Pande Istri Maharani Primadewi (Kertha-Maha) kembali ungkit masalah OTT (operasi tangkap tangan) yang menyeret sejumlah aparatur sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Gianyar. Sedangkan paslon nomor urut 2 diusung PDIP dan Hanura, I Made Mahayastra-AA Gede Mayun (Paket Aman) berjanji akan membangun Art Center di Gianyar sebagai bukti nyata perhatiannya pada seniman di Gumi Seni Gianyar.
Dalam debat yang dipandu moderator Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel (dosen FISIP Unud) dan ditayangkan langsung di Bali TV ini diawali dengan sesi penyampaian visi misi yang saling ditanggapi oleh para kandidat. Debat berlangsung selama 90 menit mulai pukul 19.00 Wita hingga pukul 20.35 Wita.
Sama seperti debat sebelumnya, Paket Kertha-Maha menawarkan Gianyar Anyar dengan Pancakarya-nya, yakni clean goverment, smart village, sehat cerdas dan mandiri, asri berbasis budaya lokal dan agro-eco tourism. Menurut Agus Mahayastra, tidak ada hal baru yang dituangkan dalam visi misi Kertha-Maha itu.
"Misi pancakarya tidak satupun ada yang baru. Kelimanya sudah kami laksanakan sebelumnya," ujar Agus Mahayastra menanggapi. Agus Mahayastra pun balik bertanya, bagaimana strategi dikaitkan dengan politik anggaran. Seberapa besar yang bisa dibiayai dari APBD? Dijawab oleh Cok Ibah, bahwa Gianyar perlu strategi yang lebih cerdas. "Apalagi APBD Gianyar saat ini defisit. Dalam prosesnya nanti, kami pun punya program pemberantasan korupsi bekerjasama dengan KPK dan BPK untuk menindak," terangnya.
Sementara giliran penyampaian visi misi paket Aman, Agus Mahayastra mengatakan akan melanjutkan kembali konsep sebelumnya, yakni Gianyar Bagus. "Program ini telah dinikmati oleh masyarakat Gianyar. Memperkuat dan perkokoh desa pakraman, serta menata wilayah lingkungan yang bersih hijau," jelasnya.
Menurut Cok Ibah pihaknya belum melihat komitmen tersebut secara detail. "Kami tidak melihat komitmen anti korupsi anda secara detail," ujarnya. Menanggapi itu, Agus Mahayastra mengatakan bahwa pihaknya tidak segan-segan menindak dan memberikan sanksi bagi oknum pegawai Pemkab yang terlibat korupsi.
Dalam debat pamungkas ini, ada 5 pertanyaan dari tim perumus, antara lain tentang kurikulum mata pelajaran kesenian, nyali untuk memberantas korupsi dan terorisme, partisipasi publik, kebijakan strategis dan gebrakan di 100 hari pertama setelah terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Gianyar. Perdebatan sengit sempat terjadi ketika Cok Ibah mengungkapkan rencananya mendirikan TK Hindu, sedangkan Mahayastra pada kepemimpinan sebelumnya telah mencanangkan 3 TK negeri Hindu yang ada di Desa Bona, Batuan dan Bukian.
Sementara terkait ketegasan memberantas korupsi dan terorisme, Paket Kertha Maha menyinggung kasus OTT di Dinas Perizinan Gianyar, beberapa waktu lalu. "Kami belum lihat paslon 2 selaku incumbent melakukan tindakan tegas pada OTT sebelumnya. Kami juga sayangkan, dana bencana dihapus dalam APBD. Padahal kan, bencana juga menjadi ancaman pariwisata. Dan jika kami terpilih nanti, kami harus pastikan program kami pro rakyat," sentil Gek Rani.
Selanjutnya untuk pertanyaan terakhir, terkait 100 hari kerja pertama dalam meningkatkan kualitas dan peran desa pakraman, Cok Ibah mengaku akan meningkatkan BKK sampai Rp 100 juta. "Kebetulan saya bendesa juga ini. Kita harus ada inovasi awig-awig dan pararem. Maka itu erlu fasilitas. Kami sudah programkan BKK sampai Rp 100 juta. Kelian adat dapat Rp 1,2 juta per bulan, Bendesa Rp 1,5juta per bulan," bebernya.
Sementara pada sesi saling bertanya antar kedua paslon, Cok Ibah menanyakan apa yang sudah dilakukan Agus Mahayastra dalam 5 tahun terakhir. "Karena yang lebih kelihatan hanya eksploitasi budaya," sindirnya. Menjawab itu, Agus Mahayastra mengungkapkan, saat menjabat sebagai wakil bupati dirinya setia membantu Bupati AA Gde Agung Baratha terutama pada bidang seni.
"Di era kepemimpinan beliau, telah banyak bikin festival. Penghargaan khusus pula rutin diberikan ada seniman pada kesempatan HUT kota dan PKB," jelasnya. Tapi menurut Cawabup Gek Rani, perhatian pada seniman masih minim. "Kita ketahui di Gianyar banyak maestro seniman yang sudah tua belum ada perhatian, salah satunya soal jaminan kesehatan," ujarnya.
Mendengar tanggapan itu, Agus Mahayastra pun angkat bicara bahwa program jaminan kesehatan bagi seniman sudah diprogramkan. "Para seniman sudah dianggarkan jaminan kesehatan. Dan untuk para Seniman Gianyar, tahun 2021 kami pastikan punya Art Center (pusat kesenian) terbesar dengan kapasitas 20.000 penonton. Seniman muda juga bisa tampil. Yakinlah tahun itu akan ada," ungkapnya. Ditemui usai debat, Agus Mahayastra mengatakan Art Centre terbesar di Bali ini akan dibangun di GOR Kebo Iwa Gianyar. *nvi
Komentar