Bupati Larang Investasi Besar di Desa Munduk
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, tidak akan keluarkan izin pembangunan hotel di kawasan wisata yang sedang berkembang, yakni Desa Munduk, Kecamatan Banjar.
SINGARAJA, NusaBali
Langkah ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat setempat, se-lain juga mempertahankan keasrian wisata alam Desa Munduk. Desa Munduk tengah berkembang pesat menjadi desa wisata yang paling diminati wisata asing. Ini ditandai bertambahnya jumlah penginapan di desa kawasan pegunungan tersebut. Data terkini, jumlah kamar penginapan di Desa Muncut sudah mencapai 214 unit. Sebagian besar penginapan tersebut merupakan milik warga setempat, berupa pondok wisata, home stay, dan lainnya.
Bupati Agus Suradnyana mengaku pihaknya tidak mengizinkan investasi besar di Desa Munduk. ”Bukan melarang, tapi saya tidak mengizinkan ada investasi besar di Desa Munduk. Misalnya, nanti ada pembangunan hotel dengan 50 kamar, itu tidak saya izinkan. Saya ingin lingkungan di Desa Munduk, tetap terjaga,” ujar Agus Suradnyana, beberapa hari lalu.
Menurut Agus Suradnyana, Desa Munduk saat ini sangat berkembang sebagai salah satu tujuan wisata di Buleleng. Hal ini dinyakini karena wilayah Desa Munduk memiliki fibrasi sprituaal yang tinggi, berkat adanya Danau Tamblingan. “Yakinlah, daerah-daerah yang memiliki fibrasi spiritual, pasti berkembang. Ini sudah terbukti di Desa Pemutaran (Kecamatan Gerokgak, Buleleng). Wilayah ini dengan fibrasinya yang tinggi, berkembang dengan baik. Desa Munduk juga seperti itu, dengan Danau Tamnblingan-nya, nanti akan terus berkembang,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Munduk, Nyoman Niryasa, mengatakan pariwasata di desanya adalah pariwisata alam yang dipadukan dengan agrowisata. Untuk alamnya, Desa Munduk memiliki objek Air Terjun Melanting dan Danau Tamblingan. Sedangkan untuk agrowisatanya, dengan pemandangan sektor pertanian padi. “Di Desa Munduk juga ada wisata tracking menuju air terjun, sambil melihat hamparan sawah dan pemandangan perbukitan,” ungkap Perbekel Nyoman Niryasa saat ditemui NusaBali di Desa Munduk, Minggu (24/6).
Niryasa menjelaskan, perkembangan wisata alam di Desa Munduk ditandai dengan bertambahnya jumlah penginapan. Awalnya, krama Desa Munduk menyewakan rumahnya untuk ditempati oleh wisatawan yang berkunjung. Karena tingkat kunjungan terus meningkat, unit kamar penginapan yang tadinya tempat tinggal pun mulai ditambah dan terus bertambah.
“Dulunya, rumah-rumah warga yang disewakan. Kemudian, karena terus berkembang, warga membangun lagi dan unitnya terus bertambah. Ada yang memiliki 5 unit yang tadinya hanya rumah tinggal. Sekarang hampir 95 persen warga kami menjadi pelaku pariwisata di Desa Munduk,” papar Niryasa.
Niryasa juga mendukung kebijakan Bupati Buleleng yang tidak mengizinkan pembangunan hotel dengan 50 kamar di wilayah Desa Munduk. Dengan begitu, masyarakatnya bisa mengelola sendiri potensi wisata yang ada. “Kami juga demikian, tidak mengizinkan ada pembangunan hotel. Dengan demikian, warga kami tidak saja sebagai pekerja, tapi juga pemilik. Dan, lingkungan kami juga tetap terjaga dengan baik,” tandas Niryasa. *k19
Langkah ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat setempat, se-lain juga mempertahankan keasrian wisata alam Desa Munduk. Desa Munduk tengah berkembang pesat menjadi desa wisata yang paling diminati wisata asing. Ini ditandai bertambahnya jumlah penginapan di desa kawasan pegunungan tersebut. Data terkini, jumlah kamar penginapan di Desa Muncut sudah mencapai 214 unit. Sebagian besar penginapan tersebut merupakan milik warga setempat, berupa pondok wisata, home stay, dan lainnya.
Bupati Agus Suradnyana mengaku pihaknya tidak mengizinkan investasi besar di Desa Munduk. ”Bukan melarang, tapi saya tidak mengizinkan ada investasi besar di Desa Munduk. Misalnya, nanti ada pembangunan hotel dengan 50 kamar, itu tidak saya izinkan. Saya ingin lingkungan di Desa Munduk, tetap terjaga,” ujar Agus Suradnyana, beberapa hari lalu.
Menurut Agus Suradnyana, Desa Munduk saat ini sangat berkembang sebagai salah satu tujuan wisata di Buleleng. Hal ini dinyakini karena wilayah Desa Munduk memiliki fibrasi sprituaal yang tinggi, berkat adanya Danau Tamblingan. “Yakinlah, daerah-daerah yang memiliki fibrasi spiritual, pasti berkembang. Ini sudah terbukti di Desa Pemutaran (Kecamatan Gerokgak, Buleleng). Wilayah ini dengan fibrasinya yang tinggi, berkembang dengan baik. Desa Munduk juga seperti itu, dengan Danau Tamnblingan-nya, nanti akan terus berkembang,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar yang juga ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Munduk, Nyoman Niryasa, mengatakan pariwasata di desanya adalah pariwisata alam yang dipadukan dengan agrowisata. Untuk alamnya, Desa Munduk memiliki objek Air Terjun Melanting dan Danau Tamblingan. Sedangkan untuk agrowisatanya, dengan pemandangan sektor pertanian padi. “Di Desa Munduk juga ada wisata tracking menuju air terjun, sambil melihat hamparan sawah dan pemandangan perbukitan,” ungkap Perbekel Nyoman Niryasa saat ditemui NusaBali di Desa Munduk, Minggu (24/6).
Niryasa menjelaskan, perkembangan wisata alam di Desa Munduk ditandai dengan bertambahnya jumlah penginapan. Awalnya, krama Desa Munduk menyewakan rumahnya untuk ditempati oleh wisatawan yang berkunjung. Karena tingkat kunjungan terus meningkat, unit kamar penginapan yang tadinya tempat tinggal pun mulai ditambah dan terus bertambah.
“Dulunya, rumah-rumah warga yang disewakan. Kemudian, karena terus berkembang, warga membangun lagi dan unitnya terus bertambah. Ada yang memiliki 5 unit yang tadinya hanya rumah tinggal. Sekarang hampir 95 persen warga kami menjadi pelaku pariwisata di Desa Munduk,” papar Niryasa.
Niryasa juga mendukung kebijakan Bupati Buleleng yang tidak mengizinkan pembangunan hotel dengan 50 kamar di wilayah Desa Munduk. Dengan begitu, masyarakatnya bisa mengelola sendiri potensi wisata yang ada. “Kami juga demikian, tidak mengizinkan ada pembangunan hotel. Dengan demikian, warga kami tidak saja sebagai pekerja, tapi juga pemilik. Dan, lingkungan kami juga tetap terjaga dengan baik,” tandas Niryasa. *k19
Komentar