nusabali

Rumahnya Terbakar, 4 KK Berjumlah 13 Jiwa Ngungsi ke Sekolah TK

  • www.nusabali.com-rumahnya-terbakar-4-kk-berjumlah-13-jiwa-ngungsi-ke-sekolah-tk

Pasca rumahnya ludes terbakar, Sabtu (23/6) pagi, 4 kepala keluarga (KK) beranggotakan 13 orang terpaksa harus mengungsi ke Sekolah TK Panca Dharma Seririt, Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali
Masalahnya, keluarga besar I Ketut Sutama, 60, tersebut tak lagi memili-ki lahan dan tempat tinggal, selain rumah semi permanennya di Jalan Ahmad Yani Seririt yang ludes terbakar itu. Rumah semi permanen berukuran 20 meter x 4 meter yang ludes terbakar, Sabtu pagi sekitar pukul 09.50 Wita, dibangun di atas lahan milik Jro Yuliani dan selama ini ditempati keluarga besar Ketut Sutama yang berjumlah 4 KK. Rumah tersebut terdiri dari 4 kamar berdinding triplek dan beratapkan seng, yang masing-masih dihuni satu KK yang merupakan anak dan menantu dari Ketut Sutama.

Empat (4) KK tersebut adalah keluarga Kadek Agung, 28, keluarga Putu Budiasa, 35, keluarga Gede Gatot, 31, dan keluarga Ketut Sutama sendiri. Keluarga besar yang kehilangan tempat tinggal ini total beranggotakan 13 orang, terdiri dari 8 dewasa dan 5 anak-anak.

Saat kejadian, rumah semi permanen tersebut dalam keadaan kosong. Sebab, anak-anak dan menantu dari Ketut Sutama sedang pergi bekerja sebagai buruh, demikian pula cucu-cucunya. Sednagkan Ketut Sutama juga tengah keluar rumah untuk menanyakan pekerjaan kepeda temannya.

“Waktu itu, saya sedang keluar rumah menanyakan pekerjaan sama teman. Karena tidak dapat pekerjaan dari teman hari itu, saya pun pulang ke rumah. Awalnya, saya tidak melihat asap dan api. Saya pun sempat masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba, Pak RT kasi tahu ada kobaran api, sehingga saya langsung keluar. Saat itu, api sudah membesar,” ungkap Ketut Sutama saat ditemui NusaBali di tempat pengungsiannya di Gedung TK Panca Dharma Seririt, Minggu (24/6).

Menurut Sutama, api yang melalap seisi rumah tersebut diduga awalnya muncul di kamar nomor dua dari utara yang ditempati keluarga Gede Gatot. Kobaran api yang tidak dapat dikendalikan, dalam sekejap merembet ke tiga kamar lainnya yang berjejer dari utara ke selatan menghadap timur.

“Saya sempat menimba air dari sumur dua kali untuk upaya pemadaman api. Tapi, karena api sudah besar, saya langsung berhenti begitu ingat cucu-cucu saya. Beruntung, semuanya sedang main di luar rumah, sehingga mereka selamat semua,” papar Sutama. Kobaran api baru berhasil dipadamkan setelah petugas Dinas Pemadam Kebakaran mengerahkan dua mobil pemadam.

Setelah rumah semi pemanennya ludes terbakar, kelarga besar Sutama beranggotakan 13 orang terpaksa harus mengungsi di Sekolah TK Panca Dharma Seririt, yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi musibah. Kebetulan, para murid TK sedang libur sekolah.

Menurut Sutama, tidak ada satu pun harta benda yang tersisa pasca kebakaran, semua ludes terbakar. Sutama sendiri mengaku hanya memiliki baju yang dipakainya saat ini. Sedangkan sejumlah uang hasil bekerja sebagai buruh serabutan dan sedikit perhiasannya, ikut hangus terbakar. Demikian pula harta benda anak-anak dan menantunya.

Sebelum mengalami kejadian naas itu, Sutama mengaku sempat bermimpi buruk. Dalam mimpinya, Sutama melihat rumahnya hangus terbakar gingga rata dengan tanah. Mimpi serupa juga sempat dialami anak dari Sutama, yakni Gede Gatot. “Padahal firasat saya sudha jelek terus, mimpi buruk yang sama sempat datang, memperlihatkan rumah saya rata dengan tanah. Ternyata, mimpi itu terjadi persis seperti yang dialami saat ini,” keluh Sutama.

Sutama mengaku bingung dengan kondisi keluarganya saat ini. Yang paling membuatnya pusing, di mana nanti keluarganya harus tinggal setelah anak-anak TK Panca Dharma Seririt masuk sekolah lagi pasca liburan. “Saya belum tahu di mana nanti tinggal,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Buleleng, Made Subur, mengatakan untuk penanganan darurat keluarga korban rumah terbakar sudah diberikan bantuan berupa sembako, pakaian, dan alat kesehatan. Selanjutnya, pihak BPBD Buleleng akan bantu memfasilitasi banguanan fisik untuk tinggal keluarga korban.

“Karena semuanya ludes terbakar, ini jadi prioritas, penanganannya harus segera. Nanti akan kmai bawa masalah ini ke BPBD Provinsi Bali untuk mendapatkan bantuan,” jelas Made Subur saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu kemarin.

Menurut Made Subur, yang jadi masalah saat ini adalah pengurusan administrasi yang diperlukan, baik KK, KTP, KKS, KIS, maupun KIP dan administrasi lainnya yang semuanya hangus terbakar. “Kami berharap pemerintah Kelurahan Seririt membantu korban rumah terbakar untuk mendapatkan kembali administrasi tersebut, sehingga pengajuan bantuannya cepat diajukan ke provinsi,” tandas Made Subur.

Made Subur menegaskan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Buleleng terkait masalah pakaian sekolah anak-anak korban rumah terbakar, agar nantinya bisa bersekolah pasca libur. “Termasuk juga koordinasi masalah pengurusan KKS dan KIS serta administrasi sosial mereka yang ludes terbakar,” katanya. *k23

Komentar