Shiva Ballet, Persembahan Untuk Dekatkan India dan Bali
Gemerincing kaki penari India sontak mengalihkan perhatian penonton di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya-Art Center, Denpasar, Minggu (24/6) malam.
DENPASAR, NusaBali
Swami Vivekananda Cultural Centre yang berdiri sejak tahun 2005 di Bali, mempersembahkan keindahan tari India ‘Shiva Ballet’, tarian klasik India kepada penonton malam itu. Ada 40 orang siswa dari Swami Vivekananda Cultural Centre yang menari malam itu. Shiva Ballet adalah tarian yang bercerita tentang kelahiran Dewa Siwa pertama kali, hingga kisah cinta Dewa Siwa menikah dengan Dewi Sati. Dimana ayahnya Dewi Sati, Dewa Daksa tidak setuju, hingga Dewi Sati memilih bunuh diri dan lahir kembali menjadi Dewi Parwati, yang kemudian menikah kembali dengan Dewa Siwa.
Selain tarian Shiva Ballet, ada pula tarian lain. Sudah menjadi tradisi di India, bahwa tarian diawali Ganesh Vandana. Tarian ini adalah doa untuk Lord Ganesha. Ganesha adalah Tuhan pengetahuan, seni yang lebih tinggi dan kecerdasan murni di antara banyak kualitas lain yang dikaitkan dengannya.
Tarian kemudian dilanjutkan dengan Tarana yang merupakan komposisi dalam Hindustani Musik Klasik, berdasarkan fonem Persia dan Arab. Tarian lain yang menarik adalah perpaduan antara kombinasi Kathak dan Tari Bali dan persamaan di antara keduanya. Preeti Kumari Sinha, adalah guru tari sekaligus koreografer di balik sajian Shiva Ballet itu.
Direktur Swami Vivekananda Cultural Centre di Bali, Manohar Puri mengatakan, sesungguhnya tujuan ikut pertunjukan di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) adalah untuk merekatkan pribadi dengan pribadi lain dalam bingkai kebudayaan. India sendiri memiliki kedekatan dengan Indonesia, khususnya Bali. “India memiliki kedekatan dengan Indonesia khususnya dengan Bali. Mungkin kalau negara lain memiliki hubungan dengan Bali dari sisi politik dan ekonomi, tapi India dan Bali memiliki lebih dari itu. Hubungan budaya dan agama yang sangat erat,” ungkapnya.
Keterbukaan Bali dalam menerima India di Pulau Dewata pula yang membuat India semakin menunjukkan keseriusan memperkenalkan budayanya. Dengan harapan, tidak hanya negaranya yang dekat, melainkan antar warganya. “Karena alasan itulah kami menganggap acara ini sangat penting. Tujuannya tiada lain untuk mempererat kebudayaan dan agama. Lebih-lebih lagi mengembangkan hubungan antara personal ke personal,” harapnya. *ind
Swami Vivekananda Cultural Centre yang berdiri sejak tahun 2005 di Bali, mempersembahkan keindahan tari India ‘Shiva Ballet’, tarian klasik India kepada penonton malam itu. Ada 40 orang siswa dari Swami Vivekananda Cultural Centre yang menari malam itu. Shiva Ballet adalah tarian yang bercerita tentang kelahiran Dewa Siwa pertama kali, hingga kisah cinta Dewa Siwa menikah dengan Dewi Sati. Dimana ayahnya Dewi Sati, Dewa Daksa tidak setuju, hingga Dewi Sati memilih bunuh diri dan lahir kembali menjadi Dewi Parwati, yang kemudian menikah kembali dengan Dewa Siwa.
Selain tarian Shiva Ballet, ada pula tarian lain. Sudah menjadi tradisi di India, bahwa tarian diawali Ganesh Vandana. Tarian ini adalah doa untuk Lord Ganesha. Ganesha adalah Tuhan pengetahuan, seni yang lebih tinggi dan kecerdasan murni di antara banyak kualitas lain yang dikaitkan dengannya.
Tarian kemudian dilanjutkan dengan Tarana yang merupakan komposisi dalam Hindustani Musik Klasik, berdasarkan fonem Persia dan Arab. Tarian lain yang menarik adalah perpaduan antara kombinasi Kathak dan Tari Bali dan persamaan di antara keduanya. Preeti Kumari Sinha, adalah guru tari sekaligus koreografer di balik sajian Shiva Ballet itu.
Direktur Swami Vivekananda Cultural Centre di Bali, Manohar Puri mengatakan, sesungguhnya tujuan ikut pertunjukan di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) adalah untuk merekatkan pribadi dengan pribadi lain dalam bingkai kebudayaan. India sendiri memiliki kedekatan dengan Indonesia, khususnya Bali. “India memiliki kedekatan dengan Indonesia khususnya dengan Bali. Mungkin kalau negara lain memiliki hubungan dengan Bali dari sisi politik dan ekonomi, tapi India dan Bali memiliki lebih dari itu. Hubungan budaya dan agama yang sangat erat,” ungkapnya.
Keterbukaan Bali dalam menerima India di Pulau Dewata pula yang membuat India semakin menunjukkan keseriusan memperkenalkan budayanya. Dengan harapan, tidak hanya negaranya yang dekat, melainkan antar warganya. “Karena alasan itulah kami menganggap acara ini sangat penting. Tujuannya tiada lain untuk mempererat kebudayaan dan agama. Lebih-lebih lagi mengembangkan hubungan antara personal ke personal,” harapnya. *ind
Komentar