Petani Mulai Tertarik Tanam Tebu
Target Tanam Awal 1.200 Hektare Hampir Tuntas
SINGARAJA, NusaBali
Petani di luar wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng mulai tertarik tanam tebu giling yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nasional (PTPN) XI di wilayah Gerokgak. Para petani ini pun sudah mengajukan diri ke Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Sedangkan target tanam dengan luas lahan 1.200 hektare di wilayah Kecamatan Gerokgak, sudah mendekati selesai.
Informasinya, para petani di wilayah Kecamatan Seririt, mulai tertarik dengan perkebunan tebu giling yang tengah dikembangkan PTPN di wilayah Kecamatan Gerokgak. Para petani telah menyatakan kesiapannya menyediakan lahan pertanian untuk ditanami tebu giling. Mereka juga telah mengajukan diri ke Dinas Pertanian. Konon langkah ini dilakukan selain karena menguntungkan, lahan mereka juga kurang produktif akibat keterbatasan pasokan air subak.
Namun saat ini, keinginan para petani di luar wilayah Kecamatan Gerogak, belum bisa dipenuhi oleh Dinas Pertanian. Alasannya, untuk sementara pengembangan tebu giling itu masih difokuskan di wilayah Gerokgak. ”Memang sudah ada petani di Kecamatan Seririt yang tertarik kembangkan tebu giling. Tetapi saat ini, kami belum bisa penuhi keinginan itu, karena fokusnya masih di Gerogak, agar memudahkan pembinaan dulu. Karena ini baru pertamakali, nanti pasti terus dikembangkan,” terang Kepala Dinas Pertanian, Nyoman Genep, Jumat (22/6).
Dikatakan, luas areal tanam tebu giling akan terus diperluas hingga 500-600 hektare, guna memenuhi keinginan ada sebuah parbik gula di Buleleng. Sehingga pabrik gula itu akan mendukung pengembangan perkebunan tebu giling di wilayah Buleleng, maupun Bali keseluruhan. “Harapan kita ke depan ini ada pabrik gula yang dibangun di Buleleng, sehingga hasil panen tebu itu tidak lagi dibawa ke Jawa,” kata Genep.
Saat ini, pengembangan tebu giling di wilayah Kecamatan Gerogak baru tersedia lahan seluas 1.200 hektare. Dari luas areal itu, seluas 100 hektare sudah ditanami tebu. Targetnya luas areal 1.200 itu, sudah tertanami tebu giling seluruhnya hingga akhir tahun 2018. “Proses ini harus bertahap, karena lahan yang tersedia itu harus dibersihkan dulu dari tanaman sebelumnya, seperti tanama mangga, pohon santen, itu dicabut dulu menggunakan alat berat. Setelah bersih, baru bisa diolah untuk tanam tebu,” terang Kadis Pertanian, Genep.
Penanaman tebu giling pertama dimulai pada tanggal 25 April 2018 lalu, dengan luas areal tanam 4 hektare.Wilayah Buleleng dari hasil penelitian menyangkut kesuburan tanah dan cuaca sangat cocok untuk perkebunan tebu. Untuk sementara, hasil panen nanti masih diangkut ke Pabrik Gula Asem Bagus yang ada di Sitobondo, Jawa Timur, untuk diolah menjadi gula pasir. Luas lahan 1.200 hektare berada di enam desa bertetangga di Kecamatan Gerogak, masing-masing Desa Tukad Sumaga, 150 Ha, Desa Sanggalangit, 411 Ha, Desa Sumberkima, 138 Ha, Desa Pemuteran, 100 Ha, Desa Pejarakan, 200,05 Ha, dan Desa Pengulon sluas 200,50 Ha. Luas lahan itu milik 442 KK yang nanti sekaligus sebagai petani penggarap. Perkebunan tebu ini diperkirakan mampu mendatangkan hasil antara Rp 20.000.000 sampai Rp 25.000.000, pertahun perhektar.*k19
Petani di luar wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng mulai tertarik tanam tebu giling yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nasional (PTPN) XI di wilayah Gerokgak. Para petani ini pun sudah mengajukan diri ke Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Sedangkan target tanam dengan luas lahan 1.200 hektare di wilayah Kecamatan Gerokgak, sudah mendekati selesai.
Informasinya, para petani di wilayah Kecamatan Seririt, mulai tertarik dengan perkebunan tebu giling yang tengah dikembangkan PTPN di wilayah Kecamatan Gerokgak. Para petani telah menyatakan kesiapannya menyediakan lahan pertanian untuk ditanami tebu giling. Mereka juga telah mengajukan diri ke Dinas Pertanian. Konon langkah ini dilakukan selain karena menguntungkan, lahan mereka juga kurang produktif akibat keterbatasan pasokan air subak.
Namun saat ini, keinginan para petani di luar wilayah Kecamatan Gerogak, belum bisa dipenuhi oleh Dinas Pertanian. Alasannya, untuk sementara pengembangan tebu giling itu masih difokuskan di wilayah Gerokgak. ”Memang sudah ada petani di Kecamatan Seririt yang tertarik kembangkan tebu giling. Tetapi saat ini, kami belum bisa penuhi keinginan itu, karena fokusnya masih di Gerogak, agar memudahkan pembinaan dulu. Karena ini baru pertamakali, nanti pasti terus dikembangkan,” terang Kepala Dinas Pertanian, Nyoman Genep, Jumat (22/6).
Dikatakan, luas areal tanam tebu giling akan terus diperluas hingga 500-600 hektare, guna memenuhi keinginan ada sebuah parbik gula di Buleleng. Sehingga pabrik gula itu akan mendukung pengembangan perkebunan tebu giling di wilayah Buleleng, maupun Bali keseluruhan. “Harapan kita ke depan ini ada pabrik gula yang dibangun di Buleleng, sehingga hasil panen tebu itu tidak lagi dibawa ke Jawa,” kata Genep.
Saat ini, pengembangan tebu giling di wilayah Kecamatan Gerogak baru tersedia lahan seluas 1.200 hektare. Dari luas areal itu, seluas 100 hektare sudah ditanami tebu. Targetnya luas areal 1.200 itu, sudah tertanami tebu giling seluruhnya hingga akhir tahun 2018. “Proses ini harus bertahap, karena lahan yang tersedia itu harus dibersihkan dulu dari tanaman sebelumnya, seperti tanama mangga, pohon santen, itu dicabut dulu menggunakan alat berat. Setelah bersih, baru bisa diolah untuk tanam tebu,” terang Kadis Pertanian, Genep.
Penanaman tebu giling pertama dimulai pada tanggal 25 April 2018 lalu, dengan luas areal tanam 4 hektare.Wilayah Buleleng dari hasil penelitian menyangkut kesuburan tanah dan cuaca sangat cocok untuk perkebunan tebu. Untuk sementara, hasil panen nanti masih diangkut ke Pabrik Gula Asem Bagus yang ada di Sitobondo, Jawa Timur, untuk diolah menjadi gula pasir. Luas lahan 1.200 hektare berada di enam desa bertetangga di Kecamatan Gerogak, masing-masing Desa Tukad Sumaga, 150 Ha, Desa Sanggalangit, 411 Ha, Desa Sumberkima, 138 Ha, Desa Pemuteran, 100 Ha, Desa Pejarakan, 200,05 Ha, dan Desa Pengulon sluas 200,50 Ha. Luas lahan itu milik 442 KK yang nanti sekaligus sebagai petani penggarap. Perkebunan tebu ini diperkirakan mampu mendatangkan hasil antara Rp 20.000.000 sampai Rp 25.000.000, pertahun perhektar.*k19
Komentar