Pemberdayaan dan Pelestarian Mencapai Taksu
Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali memiliki identitas kuat dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya Bali.
Rai Mantra Apresiasi Ruang Berekspresi Para Seniman Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Melalui visi misi Pemerintah Kota Denpasar dengan nafas denyut nadi jantungnya Bali ini lewat seni dan budaya. Denpasar kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan menjadi pegangan moto Pemkot Denpasar dalam capaian seluruh program pembangunan yang ada.
Nafas kebudayaan Bali di Kota Denpasar dapat dilihat dari lingkungan banjar sebagai lingkungan masyarakat. Hampir setiap hari kegiatan berkesenian dapat dijumpai di kawasan banjar sebagai upaya penguatan pembinaan sejak dini. Penguatan ini telah menjadi komitmen Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota I GN Jaya Negara dalam pemberdayaan dan pelestarian potensi-potensi seni budaya yang ada.
Pemberdayaan dilaksanakan dari jenjang anak-anak dengan penguatan sejak dini yang nantinya diharapkan mencapai taksu atau jiwa berkesenian. Menurut Walikota Rai Mantra, Minggu (24/6), ruang berkesenian wajib diberikan kepada para seniman untuk berekspresi. Hal ini tentu telah dilakukan Pemkot Denpasar dalam wadah yang ada di Kota Denpasar, serta didukung dalam puncak berkesenian masyarakat pada Mahabandana Prasada dan Denpasar Festival.
Tak lupa juga penghargaan sebagai apresiasi pemerintah kepada para seniman menjadi peran penting kelanggengan pelestarian kebudayaan di Kota Denpasar. Rai Mantra juga menegaskan bahwa kreasi para seniman merupakan penunjang bagi berkembangnya ekonomi kreatif yang mendukung keberlangsungan pariwisata. Seniman di Bali merupakan ujung tombak pengenalan Bali di kancah dunia. Bahkan, majunya pariwisata di Bali tidak lepas dari adanya seni dan budaya di Bali. Tentu, kesenian tersebut tidak akan ada tanpa peran serta seniman.
Walikota Rai Mantra mengatakan kebudayaan dan seni di Bali memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan kebudayaan lainya. Ciri khas inilah yang disebut dengan taksu atau kharisma yang nantinya mampu memberikan kesan tersendiri bagi sebuah kesenian di Bali. “Jadi seluruh masyarakat Bali tentunya generasi muda harus tetap melestarikan seni dan kebudayaan Bali, karena kebudayaan Bali itu metaksu, ini yang tidak ada di daerah lain,” ungkap Rai Mantra.
Memperkuat identitas diri sebagai kota budaya dengan fasilitas ruang bereskpresi dapat dijumpai di Denpasar. Meliputi Denpasar Art Space ruang berpameran bagi seniman seni rupa, Taman Photography di Youth Park sebagai ruang ekspresi seni photography, Video Trone bagi insan seni videography hingga ruang publik yang ada di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung hampir setiap pekan dapat dijumpai berbagai pertunjukan seni. Kearifan lokal Bali tak luput dari perhatian Pemkot Denpasar terhadap pemujaan Petinget Tumpek Krulut Sebagai sujud dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas manifestasinya terciptanya suara-suara suci atau tabuh dalam kehidupan. Maka dalam Upacara Tumpek Krulut usai persembahyangan dilanjutkan dengan Upacara Ngelawang dan Sesolahan dari berbagai sanggar serta sekaa yang ada.
Salah satu seniman terbaik Kota Denpasar, Bali, Nyoman Suarsa yang akrab disapa "Yang Pung" merasa optimistis terkait eksistensi pengembangan seni budaya di Kota Denpasar. Yang Pung yang sempat menerima penghargaan bidang pendidikan seni dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) belum lama ini juga mengaku ruang berekspresi sangat dibutuhkan bagi insan seni. Tak terlepas pula di Kota Denpasar yang sudah ditunjang dengan ruang berekspresi secara baik oleh Pemkot Denpasar. “Ini dibuktikan dengan komitmen Pemerintah Kota Denpasar dengan banyaknya memberikan ruang bagi seniman untuk berkespresi dan menunjukkan karyanya," katanya.
Lebih lanjut Yang Pung juga menegaskan bahwa Walikota Rai Mantra sangat konsen terhadap ruang berkesenian di Denpasar. Tidak hanya ruang yang telah diberikan, namun juga memberikan pemberdayaan lewat pelatihan-pelatihan seni melalui terbentuknya sanggar-sanggar tari yang ada serta memfasilitasi siswa sekolah dengan kegiatan berkesenian untuk mengisi libur sekolah. Dari Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD) hingga lansia diberikan ruang untuk berekspresi. Hal ini dibuktikan dengan penampilan seniman lansia yang berdampingan pentas bersama anak-anak PAUD pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) Tahun lalu. Tentu ini menjadi hal yang sangat baik dalam perkembangan dan pelestarian seni di Bali khususnya di Kota Denpasar. *
DENPASAR, NusaBali
Melalui visi misi Pemerintah Kota Denpasar dengan nafas denyut nadi jantungnya Bali ini lewat seni dan budaya. Denpasar kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan menjadi pegangan moto Pemkot Denpasar dalam capaian seluruh program pembangunan yang ada.
Nafas kebudayaan Bali di Kota Denpasar dapat dilihat dari lingkungan banjar sebagai lingkungan masyarakat. Hampir setiap hari kegiatan berkesenian dapat dijumpai di kawasan banjar sebagai upaya penguatan pembinaan sejak dini. Penguatan ini telah menjadi komitmen Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota I GN Jaya Negara dalam pemberdayaan dan pelestarian potensi-potensi seni budaya yang ada.
Pemberdayaan dilaksanakan dari jenjang anak-anak dengan penguatan sejak dini yang nantinya diharapkan mencapai taksu atau jiwa berkesenian. Menurut Walikota Rai Mantra, Minggu (24/6), ruang berkesenian wajib diberikan kepada para seniman untuk berekspresi. Hal ini tentu telah dilakukan Pemkot Denpasar dalam wadah yang ada di Kota Denpasar, serta didukung dalam puncak berkesenian masyarakat pada Mahabandana Prasada dan Denpasar Festival.
Tak lupa juga penghargaan sebagai apresiasi pemerintah kepada para seniman menjadi peran penting kelanggengan pelestarian kebudayaan di Kota Denpasar. Rai Mantra juga menegaskan bahwa kreasi para seniman merupakan penunjang bagi berkembangnya ekonomi kreatif yang mendukung keberlangsungan pariwisata. Seniman di Bali merupakan ujung tombak pengenalan Bali di kancah dunia. Bahkan, majunya pariwisata di Bali tidak lepas dari adanya seni dan budaya di Bali. Tentu, kesenian tersebut tidak akan ada tanpa peran serta seniman.
Walikota Rai Mantra mengatakan kebudayaan dan seni di Bali memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan kebudayaan lainya. Ciri khas inilah yang disebut dengan taksu atau kharisma yang nantinya mampu memberikan kesan tersendiri bagi sebuah kesenian di Bali. “Jadi seluruh masyarakat Bali tentunya generasi muda harus tetap melestarikan seni dan kebudayaan Bali, karena kebudayaan Bali itu metaksu, ini yang tidak ada di daerah lain,” ungkap Rai Mantra.
Memperkuat identitas diri sebagai kota budaya dengan fasilitas ruang bereskpresi dapat dijumpai di Denpasar. Meliputi Denpasar Art Space ruang berpameran bagi seniman seni rupa, Taman Photography di Youth Park sebagai ruang ekspresi seni photography, Video Trone bagi insan seni videography hingga ruang publik yang ada di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung hampir setiap pekan dapat dijumpai berbagai pertunjukan seni. Kearifan lokal Bali tak luput dari perhatian Pemkot Denpasar terhadap pemujaan Petinget Tumpek Krulut Sebagai sujud dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas manifestasinya terciptanya suara-suara suci atau tabuh dalam kehidupan. Maka dalam Upacara Tumpek Krulut usai persembahyangan dilanjutkan dengan Upacara Ngelawang dan Sesolahan dari berbagai sanggar serta sekaa yang ada.
Salah satu seniman terbaik Kota Denpasar, Bali, Nyoman Suarsa yang akrab disapa "Yang Pung" merasa optimistis terkait eksistensi pengembangan seni budaya di Kota Denpasar. Yang Pung yang sempat menerima penghargaan bidang pendidikan seni dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) belum lama ini juga mengaku ruang berekspresi sangat dibutuhkan bagi insan seni. Tak terlepas pula di Kota Denpasar yang sudah ditunjang dengan ruang berekspresi secara baik oleh Pemkot Denpasar. “Ini dibuktikan dengan komitmen Pemerintah Kota Denpasar dengan banyaknya memberikan ruang bagi seniman untuk berkespresi dan menunjukkan karyanya," katanya.
Lebih lanjut Yang Pung juga menegaskan bahwa Walikota Rai Mantra sangat konsen terhadap ruang berkesenian di Denpasar. Tidak hanya ruang yang telah diberikan, namun juga memberikan pemberdayaan lewat pelatihan-pelatihan seni melalui terbentuknya sanggar-sanggar tari yang ada serta memfasilitasi siswa sekolah dengan kegiatan berkesenian untuk mengisi libur sekolah. Dari Pendididkan Anak Usia Dini (PAUD) hingga lansia diberikan ruang untuk berekspresi. Hal ini dibuktikan dengan penampilan seniman lansia yang berdampingan pentas bersama anak-anak PAUD pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) Tahun lalu. Tentu ini menjadi hal yang sangat baik dalam perkembangan dan pelestarian seni di Bali khususnya di Kota Denpasar. *
1
Komentar