nusabali

'Premanisme' Dikemas Kocak

  • www.nusabali.com-premanisme-dikemas-kocak

Menceritakan kehidupan keseharian seorang ayah yang menjadi preman, dan kehidupannya hanya memeras pedagang asongan. 

Bondres Inovatif Duta Denpasar Menghibur


DENPASAR, NusaBali
Kesenian bondres saat ini tengah naik daun. Banyolan-banyolan berbahasa Bali yang diselipkan bondres selalu menjadi obat stress. Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 pun mencari bibit bondres yang muda, modern, dan tentunya mampu mengundang tawa. Ajang Lomba Bondres Modern hari pertama diisi Sekaa Bondres Modern Satya Bandhu Kencana, Desa Dauh Puri Kauh, Duta Kota Denpasar.

Kontingen Denpasar tersebut menampilkan sajian Bondres Modern berjudul ‘Premanisme’ di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya-Art Center, Denpasar, Senin (25/6). Kordinator Sekaa, AA Ngurah Tresna Adnyana mengatakan, judul yang diangkat merupakan impelementasi dari kondisi masyarakat saat ini. Premanisme ditandai dengan maraknya perilaku kekerasan seperti pemalakan hingga KDRT.

“Di sini kami menceritakan kehidupan keseharian seorang ayah yang menjadi preman, dan kehidupannya hanya memeras pedagang asongan. Di sana ia diciduk oleh pihak pengaman dari Satpol PP,” jelasnya di sela pementasan.

Pemain bondres Kota Denpasar berjumlah lima orang, dengan penokohan yang berbeda. Ada yang berperan sebagai preman, pedagang, pejudi dan warga masyarakat. Selain memeras pedagang, preman yang digambarkan kerap memukul istrinya lantaran kalah judi dan mabuk. Di sanalah mereka diberikan ceramah yang ada salah satu pemeran sebagai penengah. “Melalui pementasannya kami berharap bisa memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang premanisme yang harus diminimalisir,” katanya.  

Pementasan yang diiringi Gong Kebyar ini dipersiapkan kurang lebih selama enam bulan. Kendati demikian, pihaknya mengaku tidak mengalami kesulitan dalam persiapan. Hal ini lantaran beberapa peserta merupakan seniman yang berkompeten di bidangnya. Soal menang kalah dalam lomba bodres, mereka menyerahkan sepenuhnya pada dewan juri. Yang jelas, mereka mengaku bangga bisa ikut melestarikan seni dan budaya Bali.

Selain Duta Denpasar, tampil juga Paguyuban Seniman Muda Jembrana yang membawakan cerita berjudul ngalih alah uluh (mencari jalan tengah). Dalam bondres ini menyajikan banyak konflik. Dari konflik itu, jalan ceritanya bermuara pada sebuah solusi untuk jalan tengah dari konflik-konflik tersebut. *ind

Komentar