Hari ini, Rakyat Bali Pilih Pemimpin
Koster-Cok Ace dan Mantra-Kerta perebutkan 2.982.201 suara pemilih di 6.296 TPS di 716 desa se-Bali
KPU Bali Tempuh Upaya Niskala untuk Kesuksesan Pilgub 2018
DENPASAR, NusaBali
Tibalah saat-saat yang amat menentukan bagi masyarakat Bali. Hari ini, Rabu, 27 Juni 2018, rakyat Bali akan memilih Calon Gubernur-Wakil Gubernur 2018-2023, melalui coblosan Pilgub. Dua pasangan calon yang bertarung head to head, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), akan memperebutkan 2.982.201 suara pemilih.
Belum bisa ditebak, siapa yang akan keluar sebagai pemenang antara Koster-Cok Ace (pasangan Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP) dan Mantra-Kerta (Cagub-Cawagub nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB). Yang jelas, kedua pasangan calon ini akan memperebutkan 2.982.201 suara yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) di seluruh Bali.
Jumlah pemilih mencapai 2.982.201 orang (lebih banyak dibanding pemilih dalam Pilgub Bali 2013 yakni 2.926.571 orng) tersebut akan melakukan pencoblosan di 6.296 tempat pemungutan suara (TPS) pada 716 desa/kelurahan yang tersebar di 57 kecamatan di 9 kabupaten/kota se-Bali. Pemilih terbanyak berada di wilayah Buleleng dengan jumlah mencapai 555.555 orang.
Sedangkan jumlah pemilih terbanyak kedua berada di Kota Denpasar mencapai 404.339 orang, disusul di Karangasem (376.752 orang), Gianyar (363.084 orang), Tabanan (358.154 orang), Badung (358.125 orang), Jembrana (225.651 orang), Bangli (184.040 orang), dan terkecil di Klungkung (hanya 156.501 pemilih).
Suara pemilih yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya, akan sangat menentukan siapa di antara Koster-Ace dan Mantra-Kerta yang berhak memimpin Gumi Bali periode 2018-2023, menggantikan kepemimpinan duet Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta. Dari empat kandidat yang bertarung, hanya Cawagub Sudikerta yang berstatus incumbent. Sudikerta merupakan politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang juga Ketua DPD I Gokjar Bali dan kini masih menjabat Wagub Bali 2013-2018.
Sedangkan Cagub Wayan Koster adalah politisi militan asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang mantan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode dan kini menjabat Ketua DPD PDIP Bali. Sementara Cagub Rai Mantra adalah tokoh asal Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur yang kini menjabat Walikota Denpasar. Sebaliknya, Cok Ace merupakan tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud mantan Bupati Gianyar 2008-2013 yang kini menjabat Ketua BPD PHRI Bali.
Paket Koster-Cok Ace boleh dibilang sebagai kombinasi kekuatan Bali Utara-Bali Selatan. Koster-Ace maju tarung dengan modal kekuatan politik awal 27 kursi DPRD Bali atau 49,09 persen suara parleemen hasil Pileg 2014. Sedangkan Mantra-Kerta murni kekuatan Bali Selatan, karena masing-masing berasal dari Denpasar dan Badung. Mereka maju tarung dengan modal kekuatan politik awal 28 kursi DPRD Bali atau 50,91 persen suara parlemen hasil Pileg 2014.
Masyarakat Bali tentunya sudah punya pilihan masing-masing dan cukup cerdas untuk memilih pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan 5 tahun ke depan. Yang dibutuhkan Bali adalah pemimpin yang mampu menjawab tantangan di tengah arus globalisasi. Apalagi, Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional merupakan etalase Indonesia di mata dunia. Jadi, keberhasilan rakyat Bali melahirkan pemimpin berkelas juga sekaligus menjadi keberhasilan buat Indonesia.
Sementara itu, KPU Bali selaku penyelenggara Pilgub 2018 menempuh upaya niskala jelang coblosan. KPU Bali nunas ica (mohon anugerah) ke sejumlah Pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan di Pulau Dewata, agar pesta gong demokrasi Pilgub 2018 berlang-sung lancar dan aman. Sehari jelang coblosan, Selasa (26/6), jajaran KPU Bali melaksanakan persembahyangam bersama di Pura Padmasana Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar.
“Kami juga matur piuning di sjeumlah pura, seperti di Pura Kehen (Bangli), Pura Batur (Bangli), Pura Kentel Gumi (Klungkung), dan Pura Jagatnatha Singaraha (Buleleng). KPU Kabupaten/Kota juga melaksanakan hal yang sama,” papar Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, di Denpasar, Selasa kemarin.
“Upaya niskala ini sudah kami laksanakan sejak belum dimulainya tahapan Pilgub Bali 2018. Kami nunas tirta ke seluruh Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan Jagad di Bali. Tirta tersebut ditempatkan di Pura Padmasana KPU Bali,” imbuhnya.
Menurut Raka Sandi, untuk tahapan coblosan Pilgub 2018 hari ini, KPU Bali dan KPU Kabupaten/Kota juga kembali menggelar matur piuning di sejumlah pura. “Kami matur piuning untuk mendoakan agar pemungutan dan penghitungan suara Pilgub Bali, Pilkada Gianyar, dan Pilkada Klungkung berjalan lancar,” katanya.
Raka Sandi menegaskan, KPU Bali dan KPU Kabupaten/Kota se-Bali secara sekala sudah siap menghadapi coblosan Pilgub hari ini. “Persiapan pelaksanaan sudah siap semuanya. Namun, kalau tidak dibarengi dengan doa, belumlah lengkap. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan aman, sementara masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik,” tandas Raka Sandi.
Sedangkan Ketua Bawaslu Bali, I Ketut Rudia, mengatakan pihaknya selaku pengawas Pemilu tidak menggelar kegiatan niskala. Menurut Rudia, Bawaslu Bali kini fokus turun ke TPS dengan melibatkan 6.296 personel untuk melakukan pengawasan. Mereka sudah pantau TPS di seluruh Bali yang berjumlah 6.296 unit, untuk mencegah terjadinya kecurangan. “Kita fokus ke lapangan sekarang, melaksanakan pengawasan di kabupaten/kota,” ujar Rudia. *nat,nar
DENPASAR, NusaBali
Tibalah saat-saat yang amat menentukan bagi masyarakat Bali. Hari ini, Rabu, 27 Juni 2018, rakyat Bali akan memilih Calon Gubernur-Wakil Gubernur 2018-2023, melalui coblosan Pilgub. Dua pasangan calon yang bertarung head to head, Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Cok Ace) dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta), akan memperebutkan 2.982.201 suara pemilih.
Belum bisa ditebak, siapa yang akan keluar sebagai pemenang antara Koster-Cok Ace (pasangan Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP) dan Mantra-Kerta (Cagub-Cawagub nomor urut 2 yang diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB). Yang jelas, kedua pasangan calon ini akan memperebutkan 2.982.201 suara yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) di seluruh Bali.
Jumlah pemilih mencapai 2.982.201 orang (lebih banyak dibanding pemilih dalam Pilgub Bali 2013 yakni 2.926.571 orng) tersebut akan melakukan pencoblosan di 6.296 tempat pemungutan suara (TPS) pada 716 desa/kelurahan yang tersebar di 57 kecamatan di 9 kabupaten/kota se-Bali. Pemilih terbanyak berada di wilayah Buleleng dengan jumlah mencapai 555.555 orang.
Sedangkan jumlah pemilih terbanyak kedua berada di Kota Denpasar mencapai 404.339 orang, disusul di Karangasem (376.752 orang), Gianyar (363.084 orang), Tabanan (358.154 orang), Badung (358.125 orang), Jembrana (225.651 orang), Bangli (184.040 orang), dan terkecil di Klungkung (hanya 156.501 pemilih).
Suara pemilih yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya, akan sangat menentukan siapa di antara Koster-Ace dan Mantra-Kerta yang berhak memimpin Gumi Bali periode 2018-2023, menggantikan kepemimpinan duet Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta. Dari empat kandidat yang bertarung, hanya Cawagub Sudikerta yang berstatus incumbent. Sudikerta merupakan politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang juga Ketua DPD I Gokjar Bali dan kini masih menjabat Wagub Bali 2013-2018.
Sedangkan Cagub Wayan Koster adalah politisi militan asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang mantan anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode dan kini menjabat Ketua DPD PDIP Bali. Sementara Cagub Rai Mantra adalah tokoh asal Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur yang kini menjabat Walikota Denpasar. Sebaliknya, Cok Ace merupakan tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud mantan Bupati Gianyar 2008-2013 yang kini menjabat Ketua BPD PHRI Bali.
Paket Koster-Cok Ace boleh dibilang sebagai kombinasi kekuatan Bali Utara-Bali Selatan. Koster-Ace maju tarung dengan modal kekuatan politik awal 27 kursi DPRD Bali atau 49,09 persen suara parleemen hasil Pileg 2014. Sedangkan Mantra-Kerta murni kekuatan Bali Selatan, karena masing-masing berasal dari Denpasar dan Badung. Mereka maju tarung dengan modal kekuatan politik awal 28 kursi DPRD Bali atau 50,91 persen suara parlemen hasil Pileg 2014.
Masyarakat Bali tentunya sudah punya pilihan masing-masing dan cukup cerdas untuk memilih pemimpin yang mampu meningkatkan kesejahteraan 5 tahun ke depan. Yang dibutuhkan Bali adalah pemimpin yang mampu menjawab tantangan di tengah arus globalisasi. Apalagi, Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional merupakan etalase Indonesia di mata dunia. Jadi, keberhasilan rakyat Bali melahirkan pemimpin berkelas juga sekaligus menjadi keberhasilan buat Indonesia.
Sementara itu, KPU Bali selaku penyelenggara Pilgub 2018 menempuh upaya niskala jelang coblosan. KPU Bali nunas ica (mohon anugerah) ke sejumlah Pura Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan di Pulau Dewata, agar pesta gong demokrasi Pilgub 2018 berlang-sung lancar dan aman. Sehari jelang coblosan, Selasa (26/6), jajaran KPU Bali melaksanakan persembahyangam bersama di Pura Padmasana Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar.
“Kami juga matur piuning di sjeumlah pura, seperti di Pura Kehen (Bangli), Pura Batur (Bangli), Pura Kentel Gumi (Klungkung), dan Pura Jagatnatha Singaraha (Buleleng). KPU Kabupaten/Kota juga melaksanakan hal yang sama,” papar Ketua KPU Bali, Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, di Denpasar, Selasa kemarin.
“Upaya niskala ini sudah kami laksanakan sejak belum dimulainya tahapan Pilgub Bali 2018. Kami nunas tirta ke seluruh Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan Jagad di Bali. Tirta tersebut ditempatkan di Pura Padmasana KPU Bali,” imbuhnya.
Menurut Raka Sandi, untuk tahapan coblosan Pilgub 2018 hari ini, KPU Bali dan KPU Kabupaten/Kota juga kembali menggelar matur piuning di sejumlah pura. “Kami matur piuning untuk mendoakan agar pemungutan dan penghitungan suara Pilgub Bali, Pilkada Gianyar, dan Pilkada Klungkung berjalan lancar,” katanya.
Raka Sandi menegaskan, KPU Bali dan KPU Kabupaten/Kota se-Bali secara sekala sudah siap menghadapi coblosan Pilgub hari ini. “Persiapan pelaksanaan sudah siap semuanya. Namun, kalau tidak dibarengi dengan doa, belumlah lengkap. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan aman, sementara masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik,” tandas Raka Sandi.
Sedangkan Ketua Bawaslu Bali, I Ketut Rudia, mengatakan pihaknya selaku pengawas Pemilu tidak menggelar kegiatan niskala. Menurut Rudia, Bawaslu Bali kini fokus turun ke TPS dengan melibatkan 6.296 personel untuk melakukan pengawasan. Mereka sudah pantau TPS di seluruh Bali yang berjumlah 6.296 unit, untuk mencegah terjadinya kecurangan. “Kita fokus ke lapangan sekarang, melaksanakan pengawasan di kabupaten/kota,” ujar Rudia. *nat,nar
Komentar