Pemprov dan PHDI Minta Krama Bali Tak Terpancing
Pemprov Bali mengimbau agar krama Bali tidak terpancing kasus bentrok antarwarga di Dusun Terang Agung, Kampung Gunung Terang, Kecamatan Gunung Terang, Kabupaten Tulangbawang Barat, Provinsi Lampung.
Ketua PHDI Bali Serukan Ngaben dan Ngulapin di TKP
DENPASAR, NusaBali
Akibat bentrok tersebut, tiga orang tewas, dua di antaranya krama perantauan asal Bali.
Kepala Biro Humas Pemprov Bali Dewa Gede Mahendra Putra, mengatakan rusuh di Lampung yang memakan korban jiwa harus dilihat dan disikapi dengan jernih.
“Pertama, jangan tersulut emosi dan membuat situasi semakin keruh. Apalagi berkomentar di media sosial. Nanti merembet ke mana-mana. Kami harap warga di Bali tenang dan tidak terpancing,” ujar Dewa Mahendra, Sabtu (12/3).
Menurut Dewa Mahendra, krama Bali dan seluruh elemen masyarakat menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum dalam kasus rusuh yang menimbulkan korban jiwa.
“Kalau terjadi pembunuhan dan mengakibatkan korban meninggal, itu sudah urusan penegak hukum untuk mengusut tuntas. Kita semua menghormati kinerja petugas keamanan untuk menangani masalah itu supaya situasi kondusif,” imbuh mantan Penjabat Bupati Bangli, ini.
Menurut Dewa Mahendra, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sudah memantau perkembangan kasus tersebut. “Pak Gubernur juga sudah memantau kasus tersebut. Hanya saja beliau sekarang masih ada kegiatan di Art Center,” ucap Dewa Mahendra.
Sedangkan Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, secara terpisah mengatakan kasus rusuh Lampung merupakan kasus kriminal yang menyeret bentrok massal. Sehingga krama di Bali tidak perlu berkomentar banyak. Supaya tidak melebar ke mana-mana. “Kita berharap penegak hukum bertindak tegas, adil,” kata Adi Wiryatama.
Menurut politisi senior PDIP Bali, ini kasus-kasus serupa sebenarnya sudah sering terjadi yang mengakibatkan krama perantauan asal Bali menjadi korban. “Kami prihatin juga. Kita berharap kasus ini dituntaskan supaya tidak timbul lagi bibit baru yang memicu konflik horizontal. Aparat penegak hukum harus ungkap kasus ini. Jangan sampai kerusuhan menimbulkan rasa tidak tenang dan kurang nyaman,” ujar mantan Bupati Tabanan dua periode ini.
Adi Wiryatama mengatakan krama Bali juga mesti waspada terhadap trik provokasi yang tidak bertanggungjawab yang biasanya bermain di media sosial. Karena sosial media begitu cepat menyebarkan informasi dan menjadi pancingan.
“Sosmed itu begitu cepat menyebarkan informasi. Kita harapkan warga Bali hati- hati, supaya tidak menyulut isu SARA dan merembet ke mana-mana. Serahkan kepada penegak hukum saja,” ucapnya.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr Drs IGN Sudiana MSi juga mengimbau umat Hindu Bali yang berada di Lampung agar tetap tenang dan tidak terprovokasi pasca-konflik antarwarga.
Meski konflik yang terjadi murni karena masalah sengketa lahan, bukan mengarah pada unsure SARA utamanya agama, Prof Sudiana tetap meminta agar krama Bali tidak terpengaruh dengan suasana bentrok sebelum memastikan kejadian yang sebenarnya di lapangan.
“Ini murni karena sengketa lahan, tidak ada unsur SARA. Meski demikian, PHDI Bali meminta umat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh, sebelum tahu duduk persoalannya terlebih dahulu,” ujar Guru Besar IHDN Denpasar, ini.
Begitu juga dengan krama yang ada di Pulau Dewata diminta untuk tenang dan mengendalikan emosi. “Melihat peristiwa di Lampung sudah dua kali terjadi, mari kita jaga keamanan di wilayah masing-masing dengan tetap waspada,” katanya.
Menurutnya, harus diadakan upacara ngaben bagi krama Bali yang telah meninggal salah pati tersebut. Juga upacara ngulapin di tempat perkara dilakukan oleh krama di sana dan juga pemilik tanah. 7 nat, i
1
Komentar