Dam Tamansari Diterjang Banjir Bandang
Sebanyak 331 pelanggan kesulitan air bersih dan 35 hektare sawah di Subak Sidembunut tidak teraliri air.
BANGLI, NusaBali
Dam Tamansari di Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, hancur diterjang banjir bandang, Senin (25/6) sekitar pukul 23.00 Wita. Dampaknya, tiga subak tidak teraliri air dan jaringan pipa PDAM Bangli tersapu banjir. Banjir bandang di aliran Sungai Melangit diperkirakan dengan ketinggian sekitar 8 meter, terlihat dari bekas jalannya air dan material yang tersangkut.
Banyaknya material yang dihanyutkan air menyebabkan terowongan untuk menyalurkan air ke subak-subak tersumbat. Warga Banjar Sidembunut, I Wayan Juliana, mengatakan pada Senin malam mendengar suara gemuruh air. Hanya saja ia tidak berani melihat langsung ke lokasi. Baru pada Selasa (26/6) pagi ia mendatangi lokasi dam Tamansari yang sehari-harinya dimanfaatkan untuk permandian itu. Dikatakan, di bibir sungai terdapat perkebunan warga. “Pohon jati banyak hanyut, hanya tersisa beberapa saja,” ungkapnya.
Warga lainnya mengatakan banjir bandang dipicu air di hulu sungai tepatnya di Dusun Cingang, Desa Kayubihi tidak mengalir secara normal akibat tertutup material tebing longsor. Material longsor membendung air bahkan menyerupai danau. Akibat air tertahan dan volume air terus bertambah dari hulu, terjadi dorongan yang keras dan mengakibatkan banjir. Sementara Kelian Subak Sidembunut, Ketut Mangku, menyampaikan air di dam Tamansari dibagi dua alur. Terowongan bagian timur airnya dimanfaatkan oleh krama subak Batuaji Jehem. Sedangkan terowongan sebelah barat airnya dimanfaatkan subak Sidembunut dan Tanpe Dehe, Kelurahan Bebalang.
“Terowongan air di barat tertutup material berupa kayu dan batu, sehingga kini air tidak bisa mengaliri lahan persawahan. Total lahan yang tidak teraliri air sekitar 35 hektare. Sejatinya air besar tapi karena terowongan tersumbat air terbuang percuma,” ungkapnya. Ketut Mangku berharap instansi terkait segera mengatasi terowongan yang tersumbat. Apalagi saat ini petani sedang membutuhkan air karena ada sebagian memasuki musim tanam. Sementara Kepala PDAM Unit Tambahan, Ida Bagus Prenawa, mengatakan banjir bandang mengakibatkan hancurnya jaringan pipa untuk pendistribusian air bagi lima dusun yakni Dusut Tambahanan Bakas, Tambahan Tengah, Tambahan Kelod, Pembungan, dan Pasekan dengan 331 pelanggan.
Proses perbaikan masih menunggu cuaca baik dan juga ketersedian alat. Hasil pengecekan sepanjang 650 meter pipa besi yang terpasang hancur. “Kami belum bisa memastikan berapa lama proses perbaikannya,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Bangli, Agus Yudi Sweta Ambara, mengaku telah turun ke lokasi. Diperkirakan banjir bandang terjadi akibat akumulasi di hulu yang sebelumnya tertahan oleh material tebing longsor. Ketinggian air mencapai sekitar delapan meter atau melebihi ketinggian dam. “Tidak ada struktur banguan dam yang rusak, hanya rumah pintu air yang hancur,” ungkapnya
Bidang Pengairan Dinas PU Bangli telah menurunkan mandor untuk mengevakuasi batang katu yang menututup terowongan air. Agus Yudi berharap krama subak bisa ikut membantu membersihkan material yang menyumbat terowongan. Banyak warga yang berdatangan ke lokasi untuk melihat langsung kondisi dam Tamansari yang lokasinya berbatasan antara Kelurahan Cempaga dan Kelurahan Kubu. Kondisi air berwarna coklat pekat. Buat sementara warga tidak bisa memanfaatkan air untuk mandi atau mencuci. *e
Dam Tamansari di Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, hancur diterjang banjir bandang, Senin (25/6) sekitar pukul 23.00 Wita. Dampaknya, tiga subak tidak teraliri air dan jaringan pipa PDAM Bangli tersapu banjir. Banjir bandang di aliran Sungai Melangit diperkirakan dengan ketinggian sekitar 8 meter, terlihat dari bekas jalannya air dan material yang tersangkut.
Banyaknya material yang dihanyutkan air menyebabkan terowongan untuk menyalurkan air ke subak-subak tersumbat. Warga Banjar Sidembunut, I Wayan Juliana, mengatakan pada Senin malam mendengar suara gemuruh air. Hanya saja ia tidak berani melihat langsung ke lokasi. Baru pada Selasa (26/6) pagi ia mendatangi lokasi dam Tamansari yang sehari-harinya dimanfaatkan untuk permandian itu. Dikatakan, di bibir sungai terdapat perkebunan warga. “Pohon jati banyak hanyut, hanya tersisa beberapa saja,” ungkapnya.
Warga lainnya mengatakan banjir bandang dipicu air di hulu sungai tepatnya di Dusun Cingang, Desa Kayubihi tidak mengalir secara normal akibat tertutup material tebing longsor. Material longsor membendung air bahkan menyerupai danau. Akibat air tertahan dan volume air terus bertambah dari hulu, terjadi dorongan yang keras dan mengakibatkan banjir. Sementara Kelian Subak Sidembunut, Ketut Mangku, menyampaikan air di dam Tamansari dibagi dua alur. Terowongan bagian timur airnya dimanfaatkan oleh krama subak Batuaji Jehem. Sedangkan terowongan sebelah barat airnya dimanfaatkan subak Sidembunut dan Tanpe Dehe, Kelurahan Bebalang.
“Terowongan air di barat tertutup material berupa kayu dan batu, sehingga kini air tidak bisa mengaliri lahan persawahan. Total lahan yang tidak teraliri air sekitar 35 hektare. Sejatinya air besar tapi karena terowongan tersumbat air terbuang percuma,” ungkapnya. Ketut Mangku berharap instansi terkait segera mengatasi terowongan yang tersumbat. Apalagi saat ini petani sedang membutuhkan air karena ada sebagian memasuki musim tanam. Sementara Kepala PDAM Unit Tambahan, Ida Bagus Prenawa, mengatakan banjir bandang mengakibatkan hancurnya jaringan pipa untuk pendistribusian air bagi lima dusun yakni Dusut Tambahanan Bakas, Tambahan Tengah, Tambahan Kelod, Pembungan, dan Pasekan dengan 331 pelanggan.
Proses perbaikan masih menunggu cuaca baik dan juga ketersedian alat. Hasil pengecekan sepanjang 650 meter pipa besi yang terpasang hancur. “Kami belum bisa memastikan berapa lama proses perbaikannya,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Bangli, Agus Yudi Sweta Ambara, mengaku telah turun ke lokasi. Diperkirakan banjir bandang terjadi akibat akumulasi di hulu yang sebelumnya tertahan oleh material tebing longsor. Ketinggian air mencapai sekitar delapan meter atau melebihi ketinggian dam. “Tidak ada struktur banguan dam yang rusak, hanya rumah pintu air yang hancur,” ungkapnya
Bidang Pengairan Dinas PU Bangli telah menurunkan mandor untuk mengevakuasi batang katu yang menututup terowongan air. Agus Yudi berharap krama subak bisa ikut membantu membersihkan material yang menyumbat terowongan. Banyak warga yang berdatangan ke lokasi untuk melihat langsung kondisi dam Tamansari yang lokasinya berbatasan antara Kelurahan Cempaga dan Kelurahan Kubu. Kondisi air berwarna coklat pekat. Buat sementara warga tidak bisa memanfaatkan air untuk mandi atau mencuci. *e
Komentar