Ketika Teknologi VAR Dicaci-maki
Penyerang tim nasional Maroko, Nordin Amrabat, mengatakan bahwa teknologi video asisten wasit (Video Assistant Referee/VAR) adalah omong kosong.
MOSKOW, NusaBali
Hal itu dikatakannya melalui gerakan tangan dan mulut di depan kamera televisi usai gagal meraih kemenangan atas Spanyol. "VAR adalah omong kosong, kata dia. Pemain sayap berusia 31 tahun itu marah ketika Spanyol dihadiahi gol yang membuat Maroko harus keluar dari Piala Dunia dengan status juru kunci grup B. Gol tersebut dilesakkan oleh Iago Aspas di menit-menit akhir pertandingan, membuat kedudukan akhir menjadi 2-2.
Gol Aspas tersebut tadinya sempat dianulir karena dianggap sudah berada dalam posisi offside. Namun wasit Ravshan Irmatov membatalkan keputusannya usai menonton tayangan ulang melalui VAR.
Beda dengan anak-anak asuhnya, pelatih Maroko, Herve Renard, malah bersikap kalem. Menurut Renard, apa yang dialami para pemainnya merupakan proses dalam pendewasaan skuat. "Piala Dunia kali ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saya datang untuk belajar dan kami mendapatkan pelajaran yang besar setelah melakoni tiga pertandingan," kata Renard dilansir Express.
"Kami harus bangga masih memiliki peluang lolos hingga hari terakhir. Tapi, kami harus bangga dengan apa yang dicapai dan sudah dikerjakan," lanjutnya.
Serupa dengan Amrabat, pundit BBC yang juga mantan pemain tim nasional Inggris, Alan Shearer mengatakan bahwa dirinya kesal setelah melihat akhir dari dua pertandingan terakhir grup B.
"Lucu. Kacau. Wasit adalah orang yang sangat beruntung. Jika Iran mencetak gol pada akhir laga, pastinya akan menjadi sebuah kekacauan,” kata Shearer. “Bagaimana mungkin dia berpikir itu penalti? Jika dia berpikir itu adalah bola tangan yang disengaja, dia gila.”
Selain itu, mantan punggawa Newcastle United itu juga mencurahkan kekesalannya di Twitter. “Hampir saja saya mengumpat di televisi! Apa yang saya ingin katakan adalah VAR itu omong kosong! #IranPortugal #VAR #RussiaWorldCup2018”.
Sementara itu komentator Leon Osman bahkan menyebut sebenarnya Spanyol pantas kalah. Namun, VAR telah menyelamatkan muka Spanyol. "Maroko lebih bagus, performanya luar biasa. Kelemahan Spanyol, benar-benar mereka kupas dan seharusnya mereka bisa menang. Sayang, keberuntungan tak berpihak kepada mereka," kata Osman. *
Gol Aspas tersebut tadinya sempat dianulir karena dianggap sudah berada dalam posisi offside. Namun wasit Ravshan Irmatov membatalkan keputusannya usai menonton tayangan ulang melalui VAR.
Beda dengan anak-anak asuhnya, pelatih Maroko, Herve Renard, malah bersikap kalem. Menurut Renard, apa yang dialami para pemainnya merupakan proses dalam pendewasaan skuat. "Piala Dunia kali ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Saya datang untuk belajar dan kami mendapatkan pelajaran yang besar setelah melakoni tiga pertandingan," kata Renard dilansir Express.
"Kami harus bangga masih memiliki peluang lolos hingga hari terakhir. Tapi, kami harus bangga dengan apa yang dicapai dan sudah dikerjakan," lanjutnya.
Serupa dengan Amrabat, pundit BBC yang juga mantan pemain tim nasional Inggris, Alan Shearer mengatakan bahwa dirinya kesal setelah melihat akhir dari dua pertandingan terakhir grup B.
"Lucu. Kacau. Wasit adalah orang yang sangat beruntung. Jika Iran mencetak gol pada akhir laga, pastinya akan menjadi sebuah kekacauan,” kata Shearer. “Bagaimana mungkin dia berpikir itu penalti? Jika dia berpikir itu adalah bola tangan yang disengaja, dia gila.”
Selain itu, mantan punggawa Newcastle United itu juga mencurahkan kekesalannya di Twitter. “Hampir saja saya mengumpat di televisi! Apa yang saya ingin katakan adalah VAR itu omong kosong! #IranPortugal #VAR #RussiaWorldCup2018”.
Sementara itu komentator Leon Osman bahkan menyebut sebenarnya Spanyol pantas kalah. Namun, VAR telah menyelamatkan muka Spanyol. "Maroko lebih bagus, performanya luar biasa. Kelemahan Spanyol, benar-benar mereka kupas dan seharusnya mereka bisa menang. Sayang, keberuntungan tak berpihak kepada mereka," kata Osman. *
Komentar